Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Liza Arjanto

Anak Late Bloomer? Jangan Khawatir Mom, Ini Solusinya

Eduaksi | 2021-12-18 17:55:33
Late Bloomer istilah untuk anak yang terlambat berkembang (Foto : Fixabay)

Pernah mendengar istilah Late Bloomer, Mom? Istilah ini diberikan pada anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam proses tumbuh kembangannya.

Tanpa kita sadari kita sering lho menjumpai anak-anak late bloomer dalam keseharian kita. Anak-anak yang terlambat bicara, terlambat jalan. Anak-anak yang kemampuannya tertinggal jauh di belakang anak seusianya. Tidak bisa dipungkiri jika pada umumnya masyarakat memandang sebelah mata pada anak-anak ini. Anak-anak late bloomer pun kerap dianggap sebagai anak yang bodoh dan tak memiliki bakat.

Jika Mom memiliki anak late bloomer, jangan cemas. Setiap anak itu unik, bukan? Menjadi late bloomer bukanlah masalah, Mom. Anak-anak late bloomer hanya memerlukan kesabaran orangtuanya, memerlukan waktu dan menemukan orang yang pas untuk membantunya memunculkan kemampuan terbaiknya. Seperti Albert Einstein, contohnya, late bloomer yang menjadi ilmuwan terkenal sepanjang masa.

Tips Menghadapi Anak Late Bloomer

Sabar

Kunci menghadapi anak tipe late bloomer adalah kesabaran tiada batas. Mau tidak mau kita harus bersabar menghadapi kenyataan ini. Termasuk bersabar ketika suara-suara miring mulai terdengar dan merusak mood kita seharian.

Optimis

Ibu yang optimis akan mentransfer energi positifnya pada anak late bloomer, sehingga anak memiliki rasa percaya diri dan tumbuh sehat baik secara mental maupun fisik.

Periksakan anak ke klinik tumbuh kembang

Hal ini perlu dilakukan agar kita tahu, apakah anak kita memerlukan penanganan medis serius atau hanya perlu terapi secara terpadu.

Melatih anak sesuai tahap perkembangan

Tidak bisa tidak, melatih anak tetap harus kita lalukan. Kita tidak bisa membiarkan anatk tanpa memberi stimulasi untuk perkembangannya. Misalkan untuk anak yang lambat berjalan, kita perlu melatihnya secara pelan-pelan hingga kakinya kuat dan ia merasa percaya diri untuk berjalan.

Begitu pula dengan kemampuan bicara, latih dan bantulah anak untuk belajar bicara. Meski tidak mudah, lama-lama anak akan berani mengeluarkan suara.

Berikan kesempatan

Kesempatan adalah hadiah terbaik yang bisa diberikan orang tua untuk anak-anaknya. Berikan anak-anak, terutama late bloomer, kesempatan untuk berkembang sesuai minatnya. Kesempatan ini akan membuat anak late bloomer merasa nyaman menjadi diri sendiri dan percaya diri untuk memperlihatkan kemampuan terbaiknya.

Andakah Si Late Bloomer?

Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun kerap baru menyadari kemampuan yang dimiliki ketika berusia matang. Contohnya, saya. Saya baru menyadari bahwa saya bisa menulis karya fiksi yang layak terbit di media nasional ketika usia saya menginjak kepala 4. Saya menemukan guru menulis yang tepat dan bisa membantu saya mengasah kemampuan terpendam saya.

Begitu juga dengan penulis JK Rowling dan desainer Vera Wang, mereka pun baru mempelajari bidang-bidang yang membuat mereka terkenal jauh setelah mereka mencapai matang, melewati masa produktif bagi kebanyakan orang.

Karena sejatinya setiap manusia itu unik dan memiliki kelebihan tersendiri. Ia hanya perlu menemukan orang yang pas atau momentum yang pas untuk membantunya berkembang dan menemukan dirinya. Bisa jadi, Mom salah satunya.

Referensi : Siti Mugi Rahayu, M.Pd :Apa salahnya Jadi Late Bloomer

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image