Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Redho Kristianto

Pemanfaatan PLTS Atap : Solusi Kemandirian Energi

Edukasi | Friday, 24 Feb 2023, 23:38 WIB
Foto : Contoh penerapan PLTS atap (taken by: Hasbiyalloh)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang sangat efektif untuk menghasilkan listrik. PLTS bekerja dengan memanfaatkan sinar matahari yang kemudian diubah menjadi energi listrik. Salah satu tempat yang sangat cocok untuk memasang PLTS adalah pada atap bangunan, seperti rumah atau gedung perkantoran. Pemasangan PLTS pada atap bangunan dapat memberikan banyak manfaat, terutama dalam hal penghematan energi dan peningkatan kualitas lingkungan.

PLTS atap adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan energi terbarukan dari matahari untuk menghasilkan listrik. Sistem ini dapat dipasang di atap bangunan, baik itu rumah tinggal, gedung perkantoran, atau bangunan lainnya. PLTS Atap terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu panel surya, inverter, dan baterai.

Inverter merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik DC menjadi AC (Alternating Current) sehingga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik pada rumah atau gedung perkantoran. Inverter juga berfungsi untuk mengontrol arus listrik yang masuk ke baterai.

Baterai merupakan komponen penting dalam PLTS Atap karena berfungsi sebagai tempat penyimpanan energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya. Baterai akan menyimpan energi listrik saat sinar matahari terang dan mengalirkan listrik saat sinar matahari redup atau malam hari.

Panel Surya merupakan komponen utama dari PLTS Atap. Panel surya terdiri dari beberapa sel surya yang terhubung secara seri dan paralel untuk menghasilkan tegangan dan arus listrik yang cukup besar. Panel surya akan menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik DC (Direct Current).

Pemasangan PLTS pada atap bangunan sangat efektif untuk menghemat penggunaan energi listrik dari jaringan listrik umum. PLTS dapat menghasilkan listrik secara gratis dan tidak memerlukan bahan bakar fosil yang mahal. Listrik yang dihasilkan oleh PLTS dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik pada rumah atau gedung perkantoran, seperti penerangan, pemanas air, dan peralatan rumah tangga lainnya. Dengan demikian, penggunaan energi listrik dari jaringan listrik umum dapat dikurangi, sehingga tagihan listrik pun bisa berkurang.

Selain itu, pemasangan PLTS pada atap bangunan juga dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang. Biaya awal pemasangan PLTS mungkin terbilang mahal, namun biaya tersebut dapat kembali dalam waktu beberapa tahun. Penghematan biaya listrik yang dihasilkan oleh PLTS dapat menutup biaya pemasangan tersebut dalam beberapa tahun, dan setelah itu keuntungan bisa dirasakan dalam waktu yang lebih lama. Selain itu, pemasangan PLTS pada atap bangunan juga dapat meningkatkan nilai properti.

PLTS dinilai sebagai aset yang bernilai bagi rumah atau bangunan karena dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi biaya energi. Dengan pemasangan PLTS, rumah atau bangunan menjadi lebih ramah lingkungan dan hemat energi, sehingga hal ini dapat menambah daya tarik dan semakin diminati oleh calon pembeli yang mencari rumah atau bangunan yang berwawasan lingkungan.

Pemasangan PLTS pada atap bangunan juga sangat ramah lingkungan. PLTS tidak memerlukan bahan bakar fosil dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Dengan demikian, penggunaan PLTS dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida yang menjadi penyebab utama perubahan iklim global. Selain itu, pemasangan PLTS juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pasokan listrik umum yang seringkali terganggu oleh faktor eksternal seperti cuaca atau bencana alam. Dengan adanya PLTS, rumah atau gedung perkantoran dapat menjadi mandiri dalam hal penggunaan energi listrik.

Potensi PLTS atap di Indonesia memang sangat besar, mencapai 32,5 GW. Berdasarkan data yang ada, potensi ini tersebar di berbagai sektor, seperti rumah tangga, industri, bisnis, sosial, dan sektor lainnya. Saat ini pemanfaatan PLTS atap sangat minim, tercatat sebanyak 6.261 pelanggan PLN per Oktober 2022 yang memanfaatkan PLTS atap dengan daya yang dihasilkan sebesar 71,35 MW. Pada akhir tahun 2022 pemanfaatan PLTS atap di Indonesia hanya mencapai 80 MWp.

Faktor yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan PLTS atap di Indonesia adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai energi baru terbarukan khususnya energi surya, namun dengan berkembangnya teknologi informasi, diharapkan masyarakat akan semakin tertarik untuk memanfaatkan PLTS atap sebagai sumber energi alternatif yang lebih ekonomis.

Dalam memanfaatkan energi surya terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memasang PLTS pada atap bangunan. Pertama, perlu dipastikan bahwa atap bangunan cukup kuat untuk menopang berat PLTS. PLTS dapat terdiri dari beberapa panel surya yang cukup berat, sehingga diperlukan atap yang kuat dan tahan terhadap beban tersebut. Kedua, perlu dipertimbangkan arah sinar matahari yang masuk ke atap bangunan.

PLTS memerlukan sinar matahari yang cukup untuk menghasilkan listrik yang optimal. Oleh karena itu, atap bangunan harus terletak pada posisi yang tepat dan tidak terhalangi oleh bangunan atau pohon di sekitarnya. Ketiga, perlu dipertimbangkan juga perawatan dan pemeliharaan PLTS agar tetap berfungsi dengan baik. Panel surya harus dibersihkan secara teratur dan diperiksa kondisinya agar tidak rusak atau tidak bekerja dengan optimal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image