Yuk, Kenali Beberapa Komponen Pemasangan PLTS!
Eduaksi | 2023-02-23 18:54:02Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau sering disingkat PLTS merupakan sebuah terobosan baru dalam memanfaatkan sumber energi baru terbarukan yang dihasilkan matahari dengan menggunakan teknologi kompleks yang sangat berguna untuk kebutuhan listrik Indonesia. Penggunaan PLTS juga sangat membantu untuk menghemat biaya yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan listrik. Pemanfaatan energi surya melalui pembangkit listrik tenaga surya juga merupakan langkah untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca yang dapat ditimbulkan di Bumi oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan sumber emisi karbon dioksida lainnya.
Berkaitan dengan misi keberlanjutan lingkungan, memanfaatkan energi matahari dengan memasang panel surya di atap juga merupakan salah satu cara untuk berkontribusi dalam penggunaan energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan. Karena fakta bahwa bahan bakar fosil berkurang setiap hari dan krisis listrik dapat terjadi kapan saja, penggunaan energi surya merupakan salah satu cara yang tepat untuk memanfaatkan energi alternatif terbarukan. Di Indonesia, potensi energi surya bisa mencapai 4,8 kWh/m2. Artinya, energi baru terbarukan dari Indonesia berpotensi menghasilkan listrik sebesar 207,8 GWp.
Ada banyak komponen untuk membangun PLTS, belum lagi setiap komponen memiliki merek yang berbeda. Tentunya berbagai merek tersebut memiliki kelebihannya masing-masing, menyesuaikan dengan kebutuhan dan biaya yang dianggarkan. PLTS memiliki banyak komponen pendukung, tidak hanya panel surya. Dalam membangun sebuah PLTS, dibutuhkan beberapa komponen utama seperti Panel Surya, Solar Racking, MCB, SCC, Meter Exim, Inverter, dan Baterai.
1. Panel Surya
Panel surya adalah komponen yang berfungsi sebagai pengubah energi matahari menjadi energi listrik. Di dalam panel surya terdapat beberapa sel surya yang membentuk satu kesatuan berupa panel yang terintegrasi. Setiap sel surya ini terdiri dari beberapa komponen atau komponen fotovoltaik yang dapat mengubah cahaya menjadi listrik. Panel surya menangkap sinar matahari dan kemudian mengubahnya menjadi listrik.
Pada faktanya, panel yang terlalu panas akan mengurangi keefisienan produk. Oleh karena itu, apapun merk panel surya yang dipilih harus mampu menahan iklim tropis di Indonesia dan paling tidak dapat bertahan selama 25 tahun. Semakin lama panel surya dapat digunakan maka keuntungan yang diperoleh juga akan semakin besar.
2. Solar Racking
Solar racking adalah komponen yang digunakan untuk mengamankan panel surya di tempatnya, dikenal juga dengan sebutan rak panel surya. Rak diperlukan untuk menyesuaikan kemiringan panel surya dengan garis lintang, musim, atau waktu. Pengaturan kemiringan diperlukan untuk memastikan produksi energi matahari berada pada titik maksimum.
3. MCB
Multi Circuit Breaker (MCB) merupakan Komponen Pemasangan PLTS Atap yang berfungsi sebagai alat pengatur distribusi listrik dan penjaga agar tidak terjadi kelebihan beban. Salah satu Komponen Pemasangan PLTS Atap yang memiliki peran sangat penting adalah MCB ini. MCB ini berfungsi sebagai sistem proteksi di dalam instalasi listrik jika terjadi beban berlebih serta hubung singkat arus listrik atau korsleting.
Multi Circuit Breaker bertindak sebagai saklar untuk memutus daya listrik ke beban. Shutdown bisa manual atau otomatis. Fungsi ini bekerja ketika MCB mendeteksi adanya arus listrik yang melebihi batas. Misalnya, batas arus listrik MCB adalah 6A, tetapi arus listrik yang mengalir melalui MCB sekitar 7A, sehingga MCB tersebut akan trip atau mengalami penundaan yang lama karena MCB mendeteksi kelebihan arus.
4. SCC
Solar charge controller atau dikenal SCC adalah perangkat elektronik yang dipakai untuk mengoptimalkan pengisian baterai dan mengontrol muatan energi. SCC dipasang diantara panel surya dan bank baterai untuk mencegah pengisian baterai yang berlebihan dengan membatasi jumlah dan tingkat pengisian baterai. SCC juga dapat mencegah baterai terkuras habis untuk menjaga kesehatan dan masa pakai baterai.
5. Meter Exim
Meter exim merupakan Komponen Pemasangan PLTS Atap yang berfungsi untuk mencatat seluruh listrik yang dibeli atau biasa disebut diimpor dari PLN maupun data seluruh listrik yang dikirim atau diekspor ke PLN. Komponen Meter Exim ini menghitung jumlah tagihan yang dibayarkan oleh pelanggan dengan mensubtotalkan hasil impor dan ekspor.
6. Inverter
Inverter merupakan perangkat yang berfungsi untuk mengonversikan arus searah DC dari baterai atau panel surya ke arus bolak-balik atau AC. Jantung dari pembangkit listrik tenaga surya sistem panel surya ini adalah inverter. Dimana inverter dapat menghasilkan 220 volt AC dan 12 volt DC yang bisa tersimpan melalui baterai. Jika terhubung ke generator power inverter ini juga bisa mengisi daya baterai.
Inverter termasuk komponen yang paling sering mengalami kerusakan, sehingga perhatikan dengan seksama kualitas inverter yang dipilih. Selain itu juga perhatikan berapa tahun layanan garansi yang ditawarkan dan juga pastikan bahwa inverter yang digunakan memang dirancang khusus untuk tenaga surya.
7. Baterai
Baterai adalah komponen tenaga surya yang digunakan untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan pada siang hari agar nantinya dapat digunakan sepanjang malam saat sistem tidak lagi menghasilkan daya. Dalam hal ini, baterai ini dapat bersifat sekunder, dimana kita bisa saja langsung mengalirkan listrik yang dihasilkan dari panel surya tanpa harus menyimpannya melalui baterai.
Nah itulah beberapa komponen yang harus disiapkan saat memasang PLTS atap yang bisa digunakan sebagai sumber energi listrik di rumah. Dalam hal ini penjelasan di atas merupakan penjelasan komponen utama yang akan diproduksi, belum dengan komponen pendukung yang lebih kecil lagi seperti kabel, konektor, saklar, dll.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.