Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gili Argenti

Mengenal Gerakan Ikhwanul Muslimin

Sejarah | 2023-02-23 07:59:56

Ikhwanul Muslimin termasuk salah satu gerakan Islam memiliki riwayat pergerakan sangat lama, usianya kini menjelang satu abad sejak didirikan pada 22 Maret 1928 oleh Hasan al-Banna, meskipun mendapat perlakuan tidak adil dari rezim otoritarian, selama puluhan tahun lamanya, Ikhwanul Muslimin tidak pernah lenyap di bumi Mesir, negara menjadi tempat kelahirannya.

Keberhasilan pergerakan Ikhwanul Muslimin, tidak terlepas dari sistem pembinaan dikembangkan, yaitu manhaj tarbiyah, sebuah metode pembinaan berbentuk sel, beranggotakan sepuluh sampai lima belas orang yang dipimpin seorang murrabi (pembina), melakukan internalisasi nilai-nilai ideologis kepada para mutarabbi-nya (binaan) dalam sebuah perkumpulan (halaqah), kemudian anggota binaan itu membentuk perkumpulan baru, ia menjadi seorang murrabi di dalam kelompok barunya tersebut, kemudian para anggota binaannya diwajibkan membentuk perkumpulan baru kembali. Pengkaderan ini bersifat kontinyu atau terus menerus, dampaknya pergerakan Ikhwanul Muslimin semakin membesar, serta memiliki anggota sangat banyak.

Sumber : https://en.wikipedia.org

Pembinaan Ikhwanul Muslimin itu memiliki tujuan membentuk pribadi-pribadi muslim taat dan beriman, karena lewat pribadi-pribadi yang baik menurut Ikhwanul Muslimin, akan tercipta keluarga Islami, dari keluarga Islami akan terbangun sebuah masyarakat muslim berkualitas, nanti menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan negara.

Hasan al-Banna

Hasan al-Banna nama tidak asing bagi pemerhati kawasan Timur Tengah, sosoknya juga menjadi inspirasi bagi para aktifis pergerakan di negara-negara Islam, umumnya orang mengenal dia sebagai arsitek pergerakan Islam yang sangat berpengaruh, memiliki reputasi mengagumkan di dunia Islam sampai saat ini.

Hasan al-Banna meninggalkan warisan buku pemikiran (fikriyah) yang mempengaruhi umat Islam diberbagai penjuru dunia, tidak sedikit pergerakan Islam muncul di berbagai negara, setelah membaca dan mempelajari pemikirannya. Bagi Hasan al-Banna Islam merupakan agama bersifat holistik atau menyeluruh. Dari keyakinannya tersebut, sosok Hasan al-Banna dalam khazanah pemikiran Islam kontemporer, dimasukan sebagai pemikir integralistik relasi Islam dan politik (Matta, 2006).

Kecerdasan Hasan al-Banna dalam mendesain pergerakan Islam berbasis kader atau pembinaan, menjadikan sebuah gerakan sosial Islam tidak begitu berpengaruh roda suksesi kepemimpinan atau tidak tergantung figur tokoh. Ketika Hasan al-Banna terbunuh pergerakan Ikhwan tidak meredup atau mati, tetap hidup, bahkan kian melebarkan sayapnya ke dunia Islam.

Pemikiran Hasan al-Banna dalam politik salah satunya menyampaikan seorang muslim tidak akan mencapai kesempurnaan dalam beragama kecuali dia menjadi politisi. Mengapa politik begitu penting, sebab politik bisa menjadi sarana memberikan kebahagiaan bagi orang lain, artinya selain dapat menjamin kesejahteraan, juga memberikan kepastian tegaknya hukum dan keadilan, serta kekuasaan itu bisa merubah keadaan lebih cepat, terstruktur, sistemik dan massif.

Selain dikenal sebagai aktifis pergerakan Islam, Hasan al-Banna termasuk sosok telaten dalam membina kehidupan keluarga, selama menjadi seorang ayah dan suami, ternyata ia memiliki kumpulan map berisi data semua anaknya, dari resep dokter, ijazah, nilai rapot, kebiasaan dan lain-lain. Kenapa Hasan al-Banna menyimpan resep dokter, karena kalau anaknya sakit, dengan gejala sama, ia kan merekomendasikan obat sama ketika konsultasi dengan dokter lain saat membawa anaknya berobat (Aulia, 2007).

Kisah lain Hasan al-Banna ketika melihat anaknya membaca komik, beliau tidak memarahi, tapi keesokkan harinya memberikan alternatif buku pilihan kepada anak untuk dibaca. Begitu juga uang saku diberikan, selalu memberikan lebih agar anaknya memiliki jatah buat beli buku dan membuat perpustakaan pribadi di kamarnya masing-masing. Perlakuan kepada istri juga sangat mengagumkan, pulang dari aktifitas dakwah ketika larut malam, Hasan al-Banna berusaha tidak menimbulkan suara keras ketika membuka kunci pintu, sangat pelan, sunyi, dan senyap (Aulia, 2007).

Hasan al-Banna meninggal dikala usia masih tergolong muda, dibunuh agen-agen imperialisme barat, mereka melenyapkan nyawanya karena ketakutan akan pemikiran dan gerakan Ikhwanul Muslimin yang tidak saja semakin membesar di Mesir, tapi sudah menjadi gerakan transnasional masuk ke berbagai negeri muslim di dunia.

Hasan al-Hudhaibi

Hasan al-Hudhaibi pemimpin (mursyid am) Ikhwanul Muslimin kedua setelah terbunuhnya Hasan al-Banna. Bagi Hudhaibi manhaj pergerakan Islam harus diperjuangkan secara damai, ketika ingin merubah struktur sosial di tengah masyarakat, seorang aktifis adalah penyeru kebaikan, bukan seorang hakim, begitu mudahnya melakukan penghakiman.

Pemikiran Hudhaibi merupakan antitesis kelompok takfiri, kelompok yang begitu mudahnya menjatuhkan hukuman kolektif (kafir), pada komunitas Islam. Menurut Hudhaibi ketika ikrar syahadat telah terucap, kita wajib memposisikanya sebagai seorang muslim, dimana nyawa dan hartanya harus dipelihara dan dihormati, tidak boleh dirampas atas nama apapun. Hasan al-Hudhaibi memiliki pemikiran, iman tidak bisa dipaksakan, ia harus disampaikan dengan seruan kedamaian, bukan cara kekerasan serta paksaan. Makanya ketika Ikhwanul Muslimin mendapatkan tindakan represi dari pemerintah Mesir, ia menolak melakukan perlawanan bersenjata atau revolusi sosial (Hudhaibi, 1984).

Hasan al-Hudhaibi, sosok dikenal membawa arus pemikiran moderasi di dalam Ikhwan, dikisahkan ketika di dalam tubuh pergerakan terdapat virus takfiri, yakni mudahnya mengkafirkan umat Islam lain berbeda pendapat dengan kelompoknya. Maka Hudhaibi bersama para ulama Ikhwan giat berceramah untuk menyadarkan, bahwa pemahaman takfiri merupakan sebuah pemahaman keliru dan salah.

Kisah berikutnya, ketika Hasan al-Hudhaibi bersama ribuan aktifis Ikhwan dipenjara, beliau mendengar ajakan untuk menyerang para penjaga yang jumlahnya hanya puluhan orang, sebuah jumlah tidak sebanding dengan jumlah tahanan Ikhwan ketika itu. Tapi, beliau menolak dengan argumentasi gerakan Ikhwanul Muslimin merupakan gerakan damai, tidak memilih jalan kekerasan, ia menganjurkan mereka bersabar dan bertawakal (Aulia, 2007).

Menurut Hudhaibi menciptakan tatanan masyarakat Islami harus diperjuangkan melalui proses yang panjang serta bertahap, metode perjuangann Hasan al-Hudhaibi menempuh pendekatan sangat akomodatif. Baginya setiap warga negara harus memiliki loyalitas dan ketundukan pada pemerintah untuk menghindari kekacauan atau fitnah.

Umar Tilmisani

Umar Tilmisani merupakan pemimpin (mursyid am) Ikhwanul Muslimin ketiga, sosoknya memiliki kedekatan pemikiran dengan Hasan al-Hudhaibi, watak moderasi atau wasathiyah dalam bergerak menjadi pijakan utamanya.

Menurut Tilmisani sikap mulia Ikhwanul Muslimin harus dijunjung tinggi oleh para kader dakwah tentang spirit toleransi atau tasamuh, sikap toleransi harus ditunjukkan pada semua orang, bahkan kepada orang berbuat jahat kepada anggota Ikhwan. Para anggota Ikhwanul Muslimin harus melupakan kesalahan mereka, karena sejatinya orang berakal adalah orang mampu melupakan permusuhan (Tilmisani, 2021).

Dalam memperjuangkan cita-citanya Ikhwanul Muslimin, menurut Umar Tilmisani menolak cara-cara kekerasan, dakwah Ikhwan bertujuan sangat mulia yaitu mengembalikan manusia kepada sumber-sumber utama keimanannya.

Ikwanul Muslimin Palestina

Ikwanul Muslimin memiliki cabang dibeberapa negara salah satunya di Palestina, bernama Harakah Al-Muqawwamah Al-Islamiyah, artinya Gerakan Perlawanan Islam atau Hamas.

Awalnya Hamas merupakan gerakan dakwah pendidikan di Palestina yang bergerak di masjid-masjid, mereka mengajarkan agama kepada generasi muda Palestina, misalnya mengajarkan bagaimana berwudhu secara baik dan benar, membaca Al-Qur'an dengan tajwid yang tepat, dan mengungkapkan makna atau tafsir Al-Quran.

Organisasi dakwah ini juga mendirikan berbagai sekolah dan rumah sakit, pengakuan kiprah sosial mereka banyak diakui publik internasional, misal Prof. Sara Roy dari Harvard University mengatakan Hamas menjadi organisasi terbaik dalam melakukan pelayanan sosial di Palestina. Pengakuan datang juga dari PBB melalui UNRWA (United Nations Relief and Works Agency) mereka menegaskan Hamas satu-satunya faksi di Palestina yang dipercaya mendistribusikan bantuan sosial kepada masyarakat. Karena reputasi kejujuran yang mereka miliki (Kumoro, 2009).

Karena tekanan represif Israel menyebabkan Hamas akhirnya harus membentuk sayap militer melindungi masyarakat Palestina dari aksi kekerasan Israel, bernama Brigade Izzuddin Al-Qassam yang melakukan perlawanan bersenjata atas pendudukan Zionis. Di tahun 2006 Hamas bermetamorfosis menjadi institusi politik, ikut serta dalam kompetisi elektoral, dan memenangkan pemilu mengalahkan faksi Fatah. Tetapi kemenangan mereka dalam pentas demokrasi justru diembargo dunia barat. Padahal dengan ikut dalam atmosfir demokrasi artinya Hamas melakukan moderasi gerakan, sungguh disayangkan sikap standar ganda dunia barat ini.

Saat ini Hamas sedang berjuang melindungi Palestina dari keberutalan tentara Israel, mereka kembali menunjukkan diri sebagai penjaga kota suci Baitul Maqdis.

Itulah narasi singkat mengenai pergerakan Islam (harakah Islamiyah) berpengaruh di dunia Islam sampai sekarang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image