Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image SHINTA MUTHIA

Konversi Sinar Matahari sebagai Energi Terbarukan dan Ramah Lingkungan

Eduaksi | 2023-02-19 12:12:25
https://www.pexels.com/id-id/foto/salju-bidang-musim-dingin-energi-terbarukan-7091354/

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), saat ini populasi manusia sudah mencapai 8 miliar jiwa. Angka yang sangat besar untuk menampung seluruh manusia di bumi yang sudah tua. Yang mana masing-masing manusia ini pasti memproduksi emisi gas rumah kaca secara sadar maupun tak disadari. Hal ini terbukti dengan terjadinya kenaikan suhu secara global sebesar 1,5 derajat Celcius. Jika dibayangkan oleh masyarakat awam, angka ini bukanlah hal yang besar. Namun bisa dilihat langsung dampak yang dirasakan sekarang seperti kenaikan permukaan air laut akibat dari mencairnya es di kutub utara dan selatan.

Kenaikan permukaan air laut akan mendatangkan masalah besar. Pulau pulau kecil seperti Kibiati, Samoa, Tonga, dan Fiji yang berada di tengah Samudera Pasifik terancam tenggelam. Aktifitas masyarakat modern yang tinggi saat ini memang perlu dibenahi karena menyebabkan jejak karbon semakin tinggi. Tahukah kamu ap aitu jejak karbon? Jejak karbon adalah jumlah total gas rumah kaca yang di produksi dan dilepaskan ke atmosfer. padahal masyarakat dapat melakukan hal-hal kecil mulai dari mematikan lampu jika tidak digunakan dan menghemat penggunaan air bersih. Hal kecil seperti ini akan berdampak pada bumi secara tidak langsung, namun memang benar melakukan hal ini saja tidak cukup, perlu langkah lebih jauh agar dampak yang dirasakan terasa.

Masyarakat dapat beralih dari energi batubara ke energi panas matahari sebagai sumber listrik untuk konsumsi di rumah. Menurut Yulia Fitri, konsumsi listrik meruapakn penyumbang emisi terbesar dan disusul oleh LPG. Rata-rata setiap rumah tangga menyumbang 0,1570409 ton CO2/ Bulan. Jika hal ini diteruskan dan tidak ada perubahan, udara akan semakin tercemar dan bumi akan menjadi tidak layak huni akibat dari emisi karbon.

Mulailah beralih dari energi fosil ke energi panas matahari karena dampak yang dihasilkan tidak akan terasa sekarang namun akan dirasakan oleh penerus generasi kita. Sayangi bumi kita

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image