Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Nur

Mendobrak Mafia Sepak Bola Indonesia

Olahraga | Friday, 17 Feb 2023, 22:49 WIB

Indonesia yang merupakan Negara terbesar penduduknya di kawasan Asia Tenggara tentunya menjadi Negara yang diharapkan oleh masyarakatnya bisa berprestasi dalam olahraga, tidak terkecuali dengan olahraga sepak bola yang saat ini menjadi olahraga terpopuler di dunia. Tetapi, sayangnya saat ini, harapan yang diidam-idamkan tersebut masih juga belum kunjung tiba, karena kita tahu prestasi sepak bola Indonesia sendiri di Asia Tenggara menurut rilis perhitungan ranking terbaru (akhir tahun 2022) dari FIFA masih tertinggal dari empat Negara tetangga lainnya, yaitu Vietnam, Thailand, Filipina, Malaysia, yang secara berurutan menduduki peringkat kesatu sampai keempat. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi, Timnas senior Indonesia belum pernah mencicipi gelar juara se-Asia Tenggara atau lebih dikenal dengan piala AFF (perhelatan sepak bola terbesar se Asia Tenggara), yang sejak pertama kali perhelatan ini digelar pada tahun 1996 dinamakan dengan Piala Tiger. Prestasi terbaik Indonesia di piala AFF adalah juara runner up (kedua) sebanyak enam kali atau paling sering kalah pada putaran final selama edisi olahraga ini dicanangkan. Hal itu tentunya menjadi tanda tanya sebagian besar masyarakat Indonesia, kenapa hal tersebut bisa melanda sepak bola Indonesia?

Untuk menjawab pertanyaan itu sebenarnya mudah untuk dijawab dan sebagian besar masyarakat Indonesia pastinya sudah tahu biang keladinya alias bukan menjadi rahasia umum lagi di masyarakat kita. Ya, jawaban utamanya adalah karena ada mafia sepak bola yang menjadi penyakit akut dalam tubuh perhelatan olahraga ternama dunia ini. Dari mulai sistem pengorganisasiannya, jual beli jabatan, numpang cari cuan atau bahkan jadi tempat transit untuk kepentingan poltik dan masih banyak hal yang lainnya yang perlu ada gebrakan untuk mendobrak para mafia sepak bola sampai ke akar-akarnya. Tentunya tidak semua yang terlibat dalam ranah olahraga ini adalah mafia, tetapi hanya ada oknum-oknum tertentu saja dan kita yakin masih jauh lebih banyak orang-orang yang ada di dalamnya tulus ingin memajukan dan mengharumkan sepak bola Indonesia dalam kancah dunia.

Permasalahan mafia sepak bola ini memang menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) yang besar bagi para pengurus sepak bola Indonesia, khususnya pihak PSSI sebagai garda terdepan dalam memajukan sepak bola Indonesia, yang baru saja beberapa hari yang lalu menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) dan bapak Erick Thohir sebagai Ketua Umum (sekaligus sebagai Menteri BUMN) dan para jajaran yang terpilih mudah-mudahan bisa mengemban amanah yang berat ini dengan sebaik-baiknya dan bisa memperbaiki citra PSSI menjadi lebih berwibawa di mata Asia, bahkan dunia dan terbebas dari para oknum mafia sepak bola yang merusak citra bangsa Indonesia. Semoga PSSI dan sepakbola Indonesia semakin mendunia.

*Madnur, M.H., mahasiswa Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) Baznas RI dan Pendidkan Kader Ulama (PKU) MUI Pusat pada Program Doktor Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image