Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yogi Indrawan

Seberapa penting PLTS bagi bumi?

Eduaksi | 2023-02-17 16:25:35

Mungkin teman-teman disini sudah banyak mendengar mengenai PLTS, Bagi yang masih bingung tentang apa sih PLTS Itu? Disini saya akan memberitahu tentang PLTS dan komponennya serta manfaat bagi lingkungan. Simak sampai habis yaa.

PLTS merupakan sebuah pembangkit listrik tenaga surya dimana sumber energi nya berasal dari radiasi cahaya matahari yang kemudian diubah/konversikan menjadi sumber energi listrik. Sebelum masuk lebih dalam tentang PLTS, disini saya akan mengawali dengan latarbelakang kenapa kita harus beralih dari sumber energi tidak terbarukan seperti fosil menjadi sumber energi terbarukan yang lebih ramah terhadap lingkungan yang berkelanjutan serta pengaruh suhu dan iklim bagi bumi.

ilustrasi PLTS, pemanfaatan PJU TS

Dimulai dari Perjanjian Paris mengenai kenaikan suhu bumi, dimana perjanjian tersebut menargetkan untuk setiap negara menjaga kenaikan temperature global suhu bumi tidak melebihi 2oC dan mengupayakan membatasi kenaikan suhu menjadi dibawah 1,5oC, demi menjaga bumi dari dampak perubahan iklim yang berpotensi menyebabkan bencana bagi umat manusia. Kemudian adanya komitmen nasinal dengan target menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% dengan kemampuan sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030 sesuai NDC dan target mempercepat laju transisi energi di Indonesia pada tahun 2025 sebesar 23%. Serta komitmen dari sektor energi pada tahun 2030 memiliki target menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 314 – 398 juta ton CO2 melalui kontribusi pada sektor energi baru terbarukan atau biasa disebut dengan EBT, yang mengoptimalkan adanya efisiensi dan konservasi energi dan teknologi energi bersih. Adapun hasil dari Bali Leader Declaration tahun 2022 dimana terdapat 52 poin kesepakatan bersama yang memiliki tujuan mendorong tercapainya tujuan masyarakat dunia melalui aspek peningkatan upaya dan komitmen dari berbagai sektor. Isi dari 2 poin khusus terkait sektor energi adalah , yang pertama mendukung dan mendorong percepatan dan memastikan pada transisi energii yang berkelanjutan, adil, terjangkau dan investasi inklusif. Kedua, sebagai solusi mencapai stabilistas pasar energi, transparansi dan keterjangkuan dengan menyetujui Bali Compact dan Peta Jalan Transisi Energi.

Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor ketahanan pangan berasal dari pertanian. Adanya krisis iklim yang melanda akan mengancam 2 komoditas bahan bangan yaitu beras dan kopi, data laporan dampak perubahan iklim pada pertanian Indonesia mengungkapkan bahwa Indonesia akan mengalami kehilangan nilai ekonomi produksi beras sebesar Rp42,4 triliun dan Rp3,9 triliun pada komoditas kopi pada periode 2051-2080. Pada contoh di atas menunjukan adanya pengaruh besar dari krisis iklim yang akan mengancam sektor pertanian Indonesia. Untuk itu, demi mendorong Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat lagi dan mengupayakan menjaga perdamaian di dunia sudah selayaknya kita sebagai warga negara Indonesia yang bijak untuk mampu berkontribusi langsung mendorong laju transisi energi yang ramah lingkungan serta berkelanjutan melalui pembangkit energi tenaga surya (PLTS).

Setelah mengetahui latar belakang tentang PLTS serta dampak adanya krisis iklim bagi Indonesia, selanjutnya saya akan membahas tentang komponen dan jenis-jenis dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), sehingga teman-teman yang ingin menginstal PLTS akan mendapat wawasan dan lebih paham tentang apa aja isi atau bagian-bagian dari PLTS. Jangan lupa simak sampai habis yaa.

Jenis – jenis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS):

1. ON GRID

Merupakan jenis PLTS yang terhubung atau terkoneksi dengan sistem jaringan PLN, pada jenis ini tidak menggunakan baterai sebagai penyimpanan energi, namun energi dari sistem akan masuk ke dalam beban pemakaian dan kelebihan beban tersebut akan masuk ke jaringan PLN melalui KWH Exim atau KWH Ekspor Impor. Biasanya jenis sistem ini sering dijumpai pada jenis PLTS Roftop dan PLTS utility scale.

2. OFF-GRID

Merupakan jenis PLTS yang berdiri sendiri dan tidak terhubung dengan jaringan PLN. Pada sistem ini menggunakan baterai sebagai penyimpanan daya, seperti contoh pada siang hari PLTS akan memproduksi energi listrik yang kemudian akan masuk ke beban dan kelebihan dayanya akan masuk mengisi ke baterai sebagai daya cadangan. Sehingga ketika PLTS pada malam hari tidak memproduksi listrik maka ada supply daya dari baterai yang akan memback up ke beban pemakian. Biasanya untuk daerah pedalaman yang belum bisa terjangkau jaringan listrik PLN akan memanfaatkan PLTS off-grid sebagai sumber listriknya. Adapun penerapannya biasanya pada Solar Home System, PV micro-grid dan PV Hybrid.

3. HYBRID PLTS

Merupakan jenis PLTS yang menggabungkan dua sistem PLTS ON GRID dan OFF GRID, plts ini merupakan PLTS yang menggunakan sistem baterrai sebagai penyimpanan daya dan KWH Exim untuk ekspor dan impor kelebihan dayanya.

Komponen-komponen PLTS:

1. Alat Ukur, untuk menentukan irradiasi matahari (cuaca). Contoh: Pyranometer, Phyreliometer, Solar reference cell, Sunshine Duration.

2. Forecasting, merupakan peramalan/TMY provider GRATIS. Contoh: Global solar atlas → World Bank – ESMAP : - https://globalsolaratlas.info

3. Modul Surya, berfungsi mengubah/mengonversi energi surya menjadi listrik DC

4. Inverter, berfungsi mengubah listrik DC menjadi AC

5. Mounting, berfungsi sebagai penyangga PLTS

6. Kabel DC dan AC, sebagai penghubung aliran arus listrik

7. Protection, berfungsi sebagai pengaman sistem PLTS. Contoh: MCB

8. Baterrai, berfungsi sebagai penyimpan daya listrik.

Setelah membaca tulisan ini semoga semakin menambah wawasan dan pengetahuan kita terkait sistem PLTS dan efek dari krisis iklim yang melanda dunia. Sekian dari saya. Terima Kasih.

Yogi Indrawan, Mahasiswa Fakultas Teknik Prodi S1 Teknik Elektro, Universitas Tidar

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image