Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Farisz Firstian Arya

Gender Mainstreaming dalam EBT: Resolusi atau Penggiringan Opini

Eduaksi | Tuesday, 14 Feb 2023, 11:23 WIB

Energi baru terbarukan telah diidentifikasi sebagai alat penting dalam mengatasi krisis energi global dan mengurangi dampak perubahan iklim. Namun, potensi penuhnya untuk pembangunan berkelanjutan hanya akan terwujud jika isu gender mainstreaming dimasukkan ke dalam sektor ini. Konsep gender mainstreaming mengacu pada integrasi perspektif gender ke dalam semua aspek kebijakan dan pengambilan keputusan, mulai dari desain dan implementasi hingga evaluasi dan pemantauan. Ini berarti kebutuhan, kapasitas, dan kontribusi perempuan dan laki-laki yang berbeda dipertimbangkan, dan kesetaraan gender dipromosikan dalam semua aspek energi terbarukan.

Gender mainstreaming dalam energi baru terbarukan dapat membawa banyak manfaat baik bagi sektor maupun masyarakat secara keseluruhan. Misalnya:

· Meningkatkan Partisipasi Perempuan: Gender mainstreaming membantu meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembuatan keputusan dan peluang pekerjaan di sektor energi terbarukan. Perempuan sering terpinggirkan dari proses pembuatan keputusan dan peluang pekerjaan di sektor energi, meskipun peran penting mereka sebagai pengguna dan penyedia energi di masyarakat. Integrasi gender dalam energi terbarukan dapat membantu mengatasi ini dan meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor.

· Meningkatkan Akses dan Kesetaraan Energi: Integrasi gender dalam energi terbarukan dapat membantu mengatasi ketidaksetaraan akses dan kesetaraan energi bagi perempuan dan anak perempuan. Perempuan dan anak perempuan sering menjadi yang pertama menderita dari kemiskinan energi karena mereka biasanya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga dan sering memiliki akses terbatas pada layanan energi.

· Meningkatkan Keberlanjutan dan Efektivitas: Integrasi gender dalam energi terbarukan dapat meningkatkan keberlanjutan dan efektivitas inisiatif energi dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan yang berbeda dari kelompok yang berbeda. Ini dapat mengarah pada solusi yang lebih inovatif dan sesuai, menghasilkan dampak dan keberlanjutan yang lebih besar.

· Penguatan peran perempuan sebagai pemimpin: Dengan meningkatkan partisipasi perempuan di sektor energi baru terbarukan, gender mainstreaming juga dapat membantu mengembangkan dan mempromosikan perempuan sebagai pemimpin di lapangan. Hal ini dapat berkontribusi pada sektor energi yang lebih beragam dan inklusif, serta mendorong kemajuan kesetaraan gender secara lebih luas.

· Memperkuat Hak Asasi Manusia dan Perlindungan: Gender mainstreaming membantu memastikan bahwa hak asasi manusia dan perlindungan dari perempuan dan anak perempuan terintegrasi dalam inisiatif energi terbarukan.

Meskipun gender mainstreaming dalam energi terbarukan memberikan banyak manfaat, ada juga sejumlah tantangan yang harus diatasi. Ini termasuk:

· Kebijakan dan Praktik Diskriminatif: Kebijakan dan praktik diskriminatif masih menjadi tantangan utama bagi integrasi gender dalam energi terbarukan. Kebijakan yang tidak inklusif dan praktik diskriminatif terhadap perempuan sering membatasi akses mereka pada peluang pekerjaan dan pembuatan keputusan di sektor energi.

· Peran Stereotip dan Gender: Peran stereotip dan gender masih sangat kuat dalam masyarakat dan membatasi partisipasi perempuan dalam sektor energi, termasuk energi terbarukan. Ini dapat mengarah pada asumsi bahwa perempuan tidak memiliki keterampilan atau keahlian yang diperlukan untuk bekerja dalam sektor energi.

· Infrastruktur dan Layanan Terbatas: Infrastruktur dan layanan terbatas sering menjadi tantangan bagi perempuan dalam mengakses energi, termasuk energi terbarukan. Keterbatasan akses pada layanan keuangan dan teknologi juga dapat membatasi peluang perempuan dalam sektor energi.

· Data dan Pengetahuan Kurang: Data dan pengetahuan kurang sering menjadi tantangan bagi integrasi gender dalam energi terbarukan. Kurangnya data dan pengetahuan tentang peran dan partisipasi perempuan dalam sektor energi membuat sulit untuk memastikan bahwa kebijakan dan praktik inklusif diterapkan.

Untuk dapat mengatasi tantangan dalam penerimaan gender mainstreaming, khususnya di Indonesia, dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

· Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik masyarakat, terutama laki-laki dan perempuan, tentang kesetaraan gender, gender mainstreaming, dan manfaatnya dapat membantu membangun dukungan untuk konsep tersebut.

· Melibatkan Stakeholder: Melibatkan stakeholder penting, seperti lembaga pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta, dapat membantu membangun kerjasama dan memastikan bahwa gender mainstreaming diterapkan ke dalam semua aspek kebijakan dan praktik.

· Outreach Media: Media dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan kesetaraan gender dan gender mainstreaming. Mendorong media untuk mencakup isu-isu kesetaraan gender dan gender mainstreaming dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dan dukungan terhadap konsep tersebut.

· Riset dan Evaluasi: Melakukan riset dan mengevaluasi dampak upaya gender mainstreaming dapat memberikan wawasan yang berharga tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak, dan membantu meningkatkan upaya masa depan.

· Membangun Kapasitas: Memberikan pelatihan dan kesempatan peningkatan kapasitas bagi pejabat pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan lainnya tentang kesetaraan gender dan gender mainstreaming dapat membantu memastikan bahwa konsep-konsep tersebut diterapkan ke dalam semua aspek kebijakan dan praktik.

Dengan demikian, gender mainstreaming dalam energi baru terbarukan bukanlah penggiringan opini melainkan langkah penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan memitigasi dampak perubahan iklim. Dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kapasitas perempuan dan laki-laki di sektor energi, serta mempromosikan kesetaraan gender, energi terbarukan dapat menjadi lebih efektif, berkelanjutan, dan berkeadilan. Meskipun ada tantangan untuk pengarusutamaan gender, dengan sumber daya, dukungan, dan komitmen yang tepat, hal ini dapat diatasi, dan potensi penuh energi terbarukan dapat diwujudkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image