Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anita Eka Samira

Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Kepribadian Anak

Eduaksi | Friday, 17 Dec 2021, 19:59 WIB

Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Kepribadian Anak

ilustrasi gambar : keluarga yang bahagia

Menjadi orang tua adalah kebahagiaan tersendiri bagi orang dewasa yang sudah menikah. Menjalankan misi yang diberikan oleh Allah SWT yaitu untuk memiliki anak harus dididik dan dikembangkan dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian pada anak. Menurut Sigmund Freud dalam The Theory of Psychoanalysis, perkembangan kepribadian seorang anak dipengaruhi oleh apa yang diterimanya pada masa keemasannya , yaitu usia enam tahun pertama kehidupan dan kemampuan mengalami setiap fasenya. pembangunan. , jika seorang anak diberikan pendidikan dan pengasuhan yang baik, maka anak tersebut akan memiliki karakter yang baik hingga dewasa. Lingkungan pertama yang ditemui anak adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan saudara kandung. Dalam interaksi, seorang anak menyesuaikan diri dengan apa yang dilihat dan dipelajari dalam keluarga. Seorang anak yang dibesarkan oleh keluarga yang kuat secara emosional, akan mempengaruhi kecerdasan emosionalnya saat ia tumbuh dewasa.

Adapun beberapa cara didikan orang tua dan dampaknya pada anak :

A. Tipe otoriter Tipe otoriter

di sini berarti peran orang tua dalam keluarga: orang tua sebagai atasan dan anak sebagai bawahan. Jadi apa yang orang tua katakan adalah bahwa anak-anak harus patuh. Anak harus menuruti keinginan orang tuanya. Beberapa anak bosan dan ingin keluar dari semua aturan yang dibuat orang tua mereka. Anda harus mengikuti aturan yang mereka tetapkan dan Anda tidak dapat membantah. Jadi mereka merasakan penyempitan dan mencoba mencari jalan keluar. Tipe orang tua otoriter, anak-anak mereka biasanya berperilaku baik dalam keluarga, tetapi brutal dalam hubungan. Mereka melakukan apa yang mereka inginkan, karena masing-masing dapat dikaitkan secara bebas. Disiplin terjadi, tetapi bukan karena anak menghormati orang tuanya, tetapi karena takut kepada mereka

B. Tipe Permisif

Pada tipe permitif maksudnya yaitu ada orang tua yang sangat terlalu sayang pada anaknya, sehingga menuruti segala kemauan anaknya karena tidak mau melihat anaknya bersedih, menangis atau kecewa. Ini lah orang tua dengan tipe permisif. Bertolak belakang dengan tipe otoriter, disini orang tua cenderung memberi kebebasan yang berlebihan kepada anak sehingga seorang keblabasan dan bersikap semaunya. Peran orang tua terlalu lemah sehingga anak tidak menghormati orang tuanya sendiri dan orang tua tidak kuasa melawan anaknya. Seorang anak juga dibebaskan dalam melalukan hal apapun sehingga mereka tidak ada rasa hormat dan rasa takut terhadap orang tuanya. Anak akan bersikap tidak disiplin dan manja karena orang tua selalu membelanya.

C. Tipe Arsetif

Keluarga sedang mendiskusikan sesuatuTipe arsetif adalah tipe demokrasi dalam keluarga, yaitu setiap pendapat dipertimbangkan. Setiap aturan yang dibuat jelas kaena disertai alasan – alasan yang kuat sehingga anak dibuat mengerti setiap peraturan yang dibuat. Sehingga anak mengerti setiap konsekuensi yang akan diterima ketika ia melanggar aturan dalam keluarganya. Tanpa adanya kekerasan misalnya bentakan, pukulan terhadap anak, anak akan menyadari kesalahannya. Dan kosekuensi yang ada dijalankan secara baik. Sehingga kedisplinan dalam keluarga akan tercipta dengan sendirinya karena kesadaran rasa hormat dari anak atas orang tuanya.

Beberapa dampak yang terajdi pada anak jika dididik dengan kasar:

Anak akan menjadi lebih agresif

Anak cenderung menjadi “jutek”, tidak peduli kepada orang lain (menjadi individualisme) menjadi lebih mudah marah. Hal ini dikarenakan pola berfikir anak yang beranggapan kalau oranng lain akan menyakiti, sehingga iaharus melindungi dirinya, membatasi dirinya dengan orang lain dan mudah marah bila sedikit saja merasa terganggu.Anak bisa menjadi jauh dengan orang tua.Di zaman sekarang sudah banyak orangtua yang berhubungan baik dengan anaknya, orangtua menjadi tempat ternyaman untuk anak bercerita, berkeluh kesah, mencari saran, dan lainnya. Tapi masih ada juga orang tua yang masih berlaku kasar terhadap anaknya, mengobrol saja rasanya sangat susah. Apalagi jika orangtua tersebut cuek terhadap anaknya yang tidak pernah menghiraukan keberadaan anaknya sendiri. Padahal anaknya sangat butuh perhatian dari orangtuanya sendiri. Adapun dampak yang terjadi pada anak adalah anak menjadi diam dan merasa kesepian. Mereka akan lebih dekat dan terbuka kepada teman-temannya karena mereka merasa kalau teman-temannya ini lebih peduli kepadanya. Dan adanya batasan antara hubungan orangtua dan anak. Anak cenderung akan melakukan hal yang mereka suka dibelakang orangtuanya tetapi akan bersikap sangat penurut di depan orangtuanya.

Berikut adalah cara agar didikan orangtua yang benar yang dapat diterapkan dalam keluarga:

Meluangkan waktu

Walaupun sibuk bekerja orangtua juga harus meluangkan waktu untuk anak agar dapat memantau anaknya secara dekat dan anak tersebut merasa akan dapatnya perhatian dari orangtuanya.

Mengenali anak

Dengan mengenali anak orangtua akan tahu bagaimana fisik dan psikologi anak berkembang dan akan lebih mudah untuk mengontrol anak tersebut.

Menerapkan aturan yang logis

Adapun beberapa orangtua yang menerapkan aturan tidak logis dan tidak mempertimbangkan pendapat anaknya yang akan membuat anak tersebut berpeluang besar untuk memberontak pada orangtua. Dengan diterapkannya peraturan yang logis dan demokrasi akan membuat anak menerima dan mematuhi aturan tersebut.Memberi pujian dan dukunganHanya memberikan pujian akan membuat anak merasa dihargai, bahagia, dan diakui kemampuannya.

Refrensi : Fatma Fitriani (2016), DIDIKAN ORANG TUA TERHADAP ANAK.

Qurrotu Ayun (2017), POLA ASUH ORANG TUA DAN METODE PENGASUHAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK,IAIN Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image