Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ika Bunda i i

Childfree Masa Lalu yang Diperangi

Agama | Tuesday, 14 Feb 2023, 09:10 WIB

Childfree kembali mencuat. Kali ini penyulutnya adalah GS seorang selebgram, yang mengklaim childfree bisa membuat awet muda dan menjadi anti aging alami. Sontak wanita 30 tahun yang belum melahirkan itu menuai hujatan dari netizen yang mayoritas ‘emak-emak’. Banyak yang menyayangkan pendapat GS karena menyakiti perasaan mayoritas ibu di negri ini, pendapatnya juga dianggap tidak relevan dengan kultur negara Indonesia ataupun aturan agama. Ada juga yang mendukung dengan dalih kebebasan berpendapat.

Secara realitas sebenarnya awet muda itu mustahil. Karena sunatullah siapapun makhluk Allah didunia ini pasti mengalami masa tua, jika tidak mati muda. Perlahan keriput, beruban, tulangnya keropos, giginya ompong. Itu sangat normal. Karena sebetulnya awet muda hanyalah ilusi yang digemborkan oleh industri kosmetik modern. Yang akhirnya memunculkan perilaku penolak ‘penuaan’. Perilaku tersebut berkembang menjadi penyakit mental seperti stress, depresi bahkan kecanduan produk kecantikan ataupun oplas. Menolak tua sudah menjadi tren, bahkan sejak jaman nyi pellet. Sosok mistis yang awet muda diusianya yang ratusan tahun.

Sehat yang lebih penting

Ada hal yang kurang dari jiwa para perempuan pegiat Chilfree, yaitu keridhoannya terhadap kodrat sebagai manusia dan wanita. Sebagai manusia kita tidak hidup dengan kendali kita seutuhnya. Karena ada hal yang bersifat pemberian yang tidak bisa kita tolak. Seperti umur, ajal, risky, penuaan, kodrat hamil dan menyusui untuk perempuan. Semua itu adalah otoritas Allah, manusia hanya bisa pasrah. Dan keridhoanlah yang bisa membuatnya damai dengan hidup. Tua itu pasti, awet muda itu ilusi.

Pada faktanya tak ada manusia yang benar-benar terlihat muda. Jikapun ada yang terlihat lebih muda dari usianya, itu langka. Kebanyakan terlihat lebih muda karena intrik. Seperti oplas, sihir atau menentang kodrat contohnya childfree. Jadi cukuplah ridho terhadap pemberian Allah agar kita bisa sehat fisik dan mental. Marilah belajar bersama agar bisa ikhlas menerima pemberian Allah. Karena saat kita berdamai dengan hal itu, potensi stress kita akan berkurang drastis. Pikiran kita dipenuhi hal-hal yang positif (husnudzon pada Allah) Karena sebenarnya pola pikir yang positif meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.

Cara-cara alami seperti menjaga kesehatan dengan olahraga, mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thoyyib, menjauhi pergaulan bebas, menjauhi ‘kehidupan malam’, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang adalah langkah yang bisa kita jalani. Untuk menunjang pola piker yang sudah positif.

Chidfree masa lalu yang diperangi

Ada sebuah pepatah yang mengatakan “ Pengalaman adalah pelajaran masa lalu untuk mengurangi beban masa depan." - Michael Sage.

Di negri ini isu terkait Childfree mungkin masih baru. Karena belum banyak yang menganutnya. Mungkin karena budaya ketimuran yang dipengaruhi pemahaman islam yang kuat. Seperti keyakinan terhadap Allah maha pemberi rizki termasuk bayi-bayi yang baru lahir. Manusia yang mulia (keren) disisi Allah adalah yang paling bertaqwa, bukan yang cantik fisiknya. Amal jariyah yang pahalanya mengalir salah satunya adalah doa anak yang sholeh-sholehah. Besarnya pahala (seperti mati syahid) bagi ibu yang melahirkan. Sedekah yang berlipat bagi orang tua yang menafkahi anak-anaknya dan masih banyak lagi.

Childfree menjadi ancaman dunia internasional. Isu terkait penyusutan populasi akibat childfree menjadi isu global. Yang saat ini mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai Negara yang telah menjadi korbannyakasus-kasus tragis menghantui Negara maju karena hal ini. Seperti 'Godoksa' Lonely Death di Korsel, Fenomena Warga Korea Selatan yang Mati Kesepian tanpa ada kerabat atau keluarga di sisi mereka.

Berdasarkan laporan Korea Herald, saat ini ada hampir sepertiga rumah tangga yang hanya terdiri dari satu orang di Korea Selatan. Mereka tergolong kelompok yang paling rentan mengalami mati kesepian Menurut Badan Statistik Korea, jumlah rumah tangga dengan anggota keluarga tunggal atau satu orang melonjak dari 5,39 juta pada 2016 menjadi 6,64 juta pada 2021. Penyebabnya tercatat antara lain pensiun dini, perceraian, kesehatan yang memburuk dan pengangguran kaum muda yang lebih tinggi.

Chilfree yang menjadi biang masalah akhirnya ‘diperangi’. Korsel mengeluarkan kebijakan baru. Dimana Negara memberikan insentif sebesar 2 juta won atau Rp 23 juta kepada warga yang baru saja melahirkan sebagai tunjangan biaya hidup untuk bayi yang mereka punya.

Sementara di Jepang, viral kabar yang menunjukkan kurang lebih 9 juta rumah kosong telah diambil alih pemerintah lantaran tak memiliki pewaris hingga awal tahun 2023 ini

Seperti dikutip dari situs Japan Times, data pemerintah Jepang pada bulan Mei tahun 2021 lalu menunjukkan bahwa perkiraan populasi anak-anak Jepang telah menyentuh titik terendah setelah melandai selama 40 tahun berturut-turut. persoalan ini akhirnya membuat Jepang mengeluarkan kebijakan baru. Dimana Orang tua baru di Jepang atau pasangan yang baru saja menikah akan menerima insentif 'Childbirth and Childcare Lump-Sum Grant' sebesar 420 ribu yen atau sekitar Rp 48 juta setelah kelahiran anaknya sebagai upaya pemerintah menanggung biaya hidup sang bayi.

Langkah tersebut dilakukan agar penduduknya tidak memilih untuk Childfree. Negara lain yang juga memerangi childfree adalah Swedia, Denmark dan Kanada. Untuk menyelesaaikan masalah penurunan populasi dan menstabilkan perekonomian Negara mereka. Mereka mendorong warganya untuk berketurunan.

Fakta dunia telah membuktikan pada kita betapa syariah Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Allah memberikan pengaturan dan kodrat pada makhluknya adalah demi kesestarian makhluk tersebut. Maasyaa Allah

Allah SWT berfirman,

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(QS. Arrum ayat 41)

Sebelum Negara kita terjerumus dalam persoalan krisis populasi seperti Negara-negara tersebut. Mari kembali, membenahi kesalahpahaman diri atas kodrat yang telah Allah beri. Dengan menerapkan aturan yang diridhoi ilahi robbi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image