Produktif Itu Perintah Agama
Agama | 2023-02-13 13:45:28Jika ditanya tentang apa sesuatu hal yang paling berharga dan tidak bisa dibeli oleh uang sebanyak apapun, jawabannya adalah waktu. Salah satu alasan mengapa waktu sangat berharga karena ia berada di dimensi ke-4. Uang dan semua materi kekayaan itu berada di dimensi ruang (x,y,z) sedangkan waktu berada di luarnya yaitu dimensi waktu (t). Sehingga ada istilah ruang dan waktu yang menandakan bahwa waktu itu berdiri sendiri. Contoh mudah memahaminya, ada sebuah mobil yang melaju di jalan pada dimensi ruang tertentu (x,y,z). Mobil tersebut tidak bertabrakan dengan mobil lain, padahal mobil lain bisa menempati posisi ruang (x,y,z) yang sama. Alasannya adalah karena ada dimensi waktu yang bekerja. Waktu kedua mobil yang melintas tersebut berbeda. Sehingga satu sama lain tidak tumpang tindih meski berada di ruang yang sama. Benda apapun yang berada di dimensi ruang (x,y,z) seperti emas, mobil, dan tanah masih bisa dibeli, sedangkan waktu tidak akan pernah terbeli. Akan tetapi tidak semua orang sadar betapa berharganya waktu, Rasulullah SAW sudah mengingatkan kita dalam hadis riwayat al-Bukhari nomor 6412:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
Ada dua nikmat yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia, kesehatan dan waktu luang.
Perintah untuk produktif
Kabar gembira yang pertama adalah waktu yang sangat berharga ini pasti diberikan kepada orang yang sudah terlahir di dunia. Ada yang diberi nikmat waktu sebanyak 60 tahun, 50 tahun, 20 tahun, dan lainnya sesuai dengan kehendak Allah SWT. Dengan begitu, setiap hari kita sebenarnya telah merasakan nikmat ini dan secara otomatis nikmat waktu juga berkurang. Mau tidak mau waktu akan terus berjalan, baik itu kita membiarkannya begitu saja tanpa melakukan apapun atau mengisinya dengan kegiatan bermanfaat. Mengisi waktu untuk kegiatan bermanfaat merupakan perintah agama. Sebagaimana dalam surat al-baqarah ayat 148:
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ
Maka berlombalah kalian dalam kebaikan
Bahkan redaksi ayat tersebut adalah berlomba-lomba untuk kebaikan. Artinya kita harus semaksimal mungkin dalam melakukan kebaikan. Ada banyak aktivitas yang bisa dikatakan sebagai produktif yaitu bekerja, belajar, kegiatan berasama keluarga, dan kegiatan lain yang memiliki nilai manfaat. Semua kegiatan produktif tersebut bisa menjadi ibadah pula dengan niat ibadah. Misal bekerja dengan niat ibadah maka menjadi amal ibadah dan makan dengan niat ibadah akan menjadi nilai ibada pula. Kalau seluruh kegiatan harian kita niatkan ibadah, maka waktu 24 jam bisa dimaksimalkan sebagai ibadah.
كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الدّنْياَ وَيَصِيْرُ بِحُسْنِ النِيَّة مِن أَعْمَالِ الآخِرَة، كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الأخرة ثُمَّ يَصِيْر مِن أَعْمَالِ الدُّنْيَا بِسُوْءِ النِيَّة
“Berapa banyak amal yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Berapa banyak pula amal yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi berubah menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk.”
Larangan menghabiskan waktu dengan hal sia-sia
Idealnya kita melakukan aktivitas sehari-hari dengan kegiatan yang bermanfaat. Namun ada beberapa kegiatan mubah yang tidak dilarang untuk dilakukan. Seperti hiburan dengan menonton film, bermain, menjalankan hobi, dan lainnya. Akan tetapi ada peringatan untuk kita supaya tidak berlama-lama dan justru banyak mengahabiskan kegiatan dengan hal yang tidak manfaat. Termasuk tidak malakukan apapun (gabut) juga berpotensi besar kepada perbuatan sia-sia dan dosa. Karena bisa jadi ketika kita banyak melakukan aktivitas yang sia-sia dan tidak bermanfaat, itu merupakan tanda jauhnya hati kita dari Allah SWT. Hasan Al-Bashri mengatakan:
مِنْ عَلَامَةِ إِعْرَاضِ اللهِ تَعَالَى عَنِ العَبْدِ أَنْ يَجْعَلَ شَغْلَهَ فِيْمَا لَا يَعْنِيْهِ خَذْلَانًا مِنَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ
Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba adalah menjadikannya sibuk terhadap sesautu yang tidak bermanfaat. Sebagai wujud Allah menelantarkannya
Oleh sebab itu, sebisa mungkin kita mengatur waktu untuk kegiatan yang wajib, sunnah, dan mubah. Kita bisa mengukur sendiri dalam sehari untuk menghabiskan berapa persen waktu untuk hal manfaat dan mubah. Jangan sampai kegiatan sia-sia justru mendominasi dan menghabiskan waktu kita. semoga kita bisa memaksimalkan nikmat yang sangat berharga yaitu waktu. Bisa menggunakannya dengan baik, dan tidak melewatkan begitu saja apalagi jatuh dalam kegiatan yang berdosa. aamiin
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.