Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image David Efendi

Busyro Muqoddas Hadiri Peringatan Satu Tahun Kekerasan Aparat di Wadas

Politik | Saturday, 11 Feb 2023, 21:04 WIB

Purworejo (9/2). Di tengah-tengah warga Masyarakat Desa Wadas, Kabupaten Purworejo yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa) dan Solidaritas Wadas menggelar acara “Menolak Lupa Represi dan Kezaliman Negara”, PP Muhammadiyah yang diwakili Busyro Muqoddas turut hadir bersolidaritas dalam perlawanan warga Wadas, Kamis tanggal 9 Februari 2023.

foto: Busyro Muqoddas berpose bersama warga di tugu wadas melawan di desa Wadas (9/2/2023)

"Muhammadiyah akan terus mengawal warga Wadas karena warga adalah keluarga besar umat Islam. Tidak ada perbedaan yang perlu dibesar-besarkan sebagai sesama muslim,” tutur Busyro Muqoddas. Kesempatan ini, Busyro Muqoddas menghadiri undangan dengan ditemani tim LHKP dan MHH PP Muhammadiyah.

Sebagai momentum menolak lupa atas satu tahun tindakan brutal pemerintah Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang menggunakan aparat keamanan sebagai alat kekerasan terhadap warga Desa Wadas yang konsisten menolak penambangan batu andesit. Dalam agenda solidaritas kewargaan dan keummatannya, Busyro Muqoddas kembali mengingatkan bahwa 8 hingga 11 Februari 2022 adalah hari berlangsungnya penyerbuan oleh aparat negara di Desa Wadas.

“Memperingati 1 tahun pergerakan ini sangat baik. Apalagi dengan peresmian Tugu Perlawanan. Keistiqomahan warga Wadas menunjukkan masyarakat masih semangat menolak tambang. Tidak mungkin tidak dilihat Allah dan tidak didoakan oleh para malaikat,” imbuh Busyro Muqoddas yang merupakan mantan ketua Komisi Pemberantasn Korupsi RI.

Kemudian, Ketua PP Muhammadiyah itu mengatakan posisi Warga Wadas sekarang sedang dilemahkan oleh orang-orang yang sedang dilawan Warga. Sebab, bagi Busyro Muqoddas, pihak pemrakarsa pertambangan di Desa Wadas hanya mementingkan perut saja, “Kita tidak hanya perut tetapi juga urusan ketenangan hati,” tambah Busyro Muqoddas.

Pihak ataupun orang yang hanya mementingkan urusan perut diibaratkan nggragas alias rakus oleh Busyro Muqoddas. Lebih lagi, orang yang sudah dikasih makan negara justru masih nggragasi rakyatnya. Hal tersebut dinilai Busyro Muqoddas bak kucing berwajah macan. Setelah rakus makan dan kenyang, masih saja rakyat dinglethaki(digigit sampai remuk).

“Warga Wadas masih terus bertahan di sini, sampai bisa menghadirkan wartawan. Kalian adalah orang-orang yang top yang mempertahankan keberlangsungan kehidupan manusia dan alam.”

Di saat yang bersamaan, Busyro Muqoddas juga membicarakan hasil sidang gugatan warga Wadas terhadap Dirjen Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM terkait surat rekomendasi untuk menambang batu andesit di Desa Wadas. Dihadapan warga Wadas, Busyro Muqoddas menilai hasil putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta belum sempurna.

“Mengajukan ke pengadilan sesuai dengan aturan agama (etika dan adab) dan negara (kontitusi). Kalau putusan belum memuaskan karena yang mengurus hanya sekian persen dari sekian juta rakyat Indonesia. Yang ngurus ada yang baik, ada yang pura-pura baik, ada yang mukanya nampak baik tapi nglethak.”

Sementara itu Busyro Muqoddas juga menuturkan masih terus memperjuangkan sampai berubah sesuai dengan hak-hak keadilan yang masih menjadi tujuan warga Wadas, Sm dengan tujuan Muhammadiyah yang sudah berdiri sejak 1912, disusul dengan NU.”

Terakhir, Ketua Gempadewa, Sudiman, mewakili warga wadas menuturkan bahwa Warga Wadas sampai sekarang masih mempertahankan lingkungan hidup. Sebab, warga Wadas tidak ingin kehilangan kelestarian alam yang telah memberikan sumber kehidupan selama beratus-ratus tahun. Sudiman juga menuturkan Warga tidak ingin ada bencana alam, bencana sosial, dan bencana ekonomi akibat kezaliman pertambangan di Desa Wadas.

Mengakhiri sesi pertemuan, selain berfoto bersama, Salah satu Ketua PP Muhammadiyah periode 2022–2027 ini menyempatkan diri mengunjungi ruang pemeran peringatan kekerasan di wadas di sanggar yang terletak tak jauh dari tugu perlawanan tersebut. Ada puluhan foto dan video didisplay secara estetik dengan poster-poster yang kaya makna gerakan perlawanan masyarakat atas rezim pembangunan yang memitoskan tambang sebagai sumber kesejahteraan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image