Tips Makan Sehat di Luar Rumah
Kuliner | 2023-02-08 09:15:50TIPS MAKAN SEHAT DI LUAR RUMAH
“Sudah mencoba restoran baru di dekat stasiun belum, tempatnya bagus banget lho!”, seru seorang ibu Ketika sedang mengikuti arisan bulanan.
“Kamu harus mencoba restoran A, menunya lezat-lezat dan membuat saya ketagihan”, ungkap seorang ibu Ketika sedang ngobrol di gardu ronda.
“Saya juga pernah lho nongkrong di café itu”, ujar seorang remaja kepada temannya.
*****
Makan di luar kini telah menjadi sebuah tren, bahkan gaya hidup. Hal ini terjadi tidak saja di daerah perkotaan, di kota kecamatan pun mulai menggejala. Orang mulai malas memasak sendiri dengan berbagai alasan. Tak sempatlah karena sibuk bekerja, lebih simple dan praktis, atau hanya sekedar ikut-ikutan.
Kalua dulu, restoran atau café hanya ada di daerah perkotaan. Sekarang, di ibukota kecamatan restoran atau café tumbuh subur bak cendawan di musim penghujan. Hal ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi dan perkembangan daerah. Ibukota kecamatan yang tadinya sepi, kini berubah menjadi kota kecil yang ramai dan dinamis. Selain itu, ditambah pula meningkatnya kelas menengah baru yang sangat konsumtif.
Bisa makan di restoran atau café dianggap sebagai suatu status sosial atau status ekonomi seseorang. Terlebih kalua bisa makan di tempat yang terkenal dan mewah serta bertarif sangat mahal. Terkadang hanya didasari rasa gengsi. Dia ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dia pernah juga lho makan di sana. Walaupun belum tentu ia menyukai menunya atau belum tentu enak masakannya.
Makan di luar pada dasarnya tidaklah dilarang. Hanya saja, jika kita tidak selektif, justeru akan membahayakan Kesehatan kita, termasuk membahayakan isi dompet kita. Banyak restoran yang menunya tidak sehat, bahkan yang harganya sangat mahal sekalipun, tidak ada jaminan kalau menu yang disajikan adalah sehat. Oleh karena itu, dibutuhkan jurus pintar ketika memutuskan untuk makan di luar.
Berikut 3 tips sehat jika ingin makan di luar:
1. Cerdas memilih tempat makan
Hindari restoran fast food. Pilihlah restoran full service yang menyajikan menu sehat terdiri dari banyak sayuran dan buah-buahan segar. Bahkan, sekarang telah banyak bermunculan restoran yang berlabel “sehat”, green, atau “aman untuk penderita diabetes”. Ada pula restoran yang sadar kesehatan dengan menyajikan nilai kalori pada setiap menu yang disajikannya. Restoran seperti ini umumnya memang bertarif mahal. Akan tetapi, kesehatan kita jauh lebih berharga daripada uang.
2. Selektif memilih menu
Tidak masalah sedikit rewel kepada pramusaji restoran. Toh mereka memang bekerja untuk memberikan layanan prima kepada pelanggan, bukan?. Misalnya:
a. Saat memesan soto, mintalah yang bening dan tidak memakai jeroan;
b. Apabila ada menu masakan yang berminyak, mintalah minyaknya dikurangi atau tanpa minyak sama sekali. Lebih baik memilih menu yang dikukus, dipepes, atau dibakar asal tidak sampai gosong (jika gosong dapat berpotensi menyebabkan kanker);
c. Saat memesan jus, mintalah diblender tanpa gula dan tidak dibuang serat atau ampasnya;
d. Apabila restoran menyediakan menu paket (makan plus minum), pilihlah air mineral sebagai pengganti minuman manis atau minuman bersoda;
e. Pilihlah ukuran porsi terkecil dari makanan yang tinggi lemak dan garam, seperti keripik kentang, ayam goreng, daging berlemak, dan keju. Sebaliknya, mintalah porsi ekstra salad dan sayuran;
f. Apabila memesan siomay atau gado-gado, mintalah dengan saus atau bumbu terpisah sehingga kita dapat menambahkannya sendiri;
g. Perbanyak memesan sup atau salad sebagai makanan pembuka agar cepat kenyang;
h. Pesanlah satu jenis makanan terlebih dahulu, kalau masih terasa lapar barulah memesan makanan yang lain. Hal ini bertujuan agar tidak makan berlebihan.
3. Hindari makanan cepat saji
Fast food pada umumnya mengandung lemak jenuh yang tinggi, garam, dan kalori; tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral. Mengonsumsinya secara rutin dapat berpotensi terkena penyakit jantung, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Apabila terpaksa membeli maknaan cepat saji, pilihlah jenis makanan berikut:
a. Ayam goreng (fried chicken) pilihlah bagian dada dan dibuang kulitnya;
b. Burger atau sandwich, pilih yang terbuat dari roti gandum (jika tidak ada, roti bagian bawah tidak usah dimakan), perbanyak isi salad dan sayuran, ganti daging atau telur goreng dengan dada ayam tanpa kulit, kurangi atau hindari mayones;
c. Pesanlah pizza dengan topping yang sehat, yaitu topping sayuran;
d. Pilih salad dengan dressing yang sehat, yaitu dengan minyak zaitun;
e. Pilihlah sup berkuah bening, bukan sup krim;
f. Pasta, ganti saus keju atau krim dengan saus tomat (tomat yang masih segar, bukan kalengan);
g. Ganti kentang goreng (french fries) dengan kentang rebus atau kentang panggang dengan kulitnya;
h. Untuk cokelat, pilih dark chocolate ;
i. Milkshake atau capuccino, buanglah whipped cream dan minta diganti dengan susu skim (low fat).
Kita tidak bisa mengontrol apa yang terkandung dalam makanan di restoran, dengan demikian makanan buatan di rumah tetap saja menjadi pilihan yang terbaik untuk hidup sehat. Selain itu kita cenderung memilih restoran cepat saji karena harganya lebih terjangkau dan penyajiannya lebih cepat dibanding restoran “sehat”.
Oleh sebab itu, menguasai jurus pintar memilih makanan di luar sebagaimana telah diuraikan di atas adalah suatu keharusan. Kita tidak perlu menghindari makan di luar sama sekali, akan tetapi sebaiknya lebih bijak dalam memilih menu.
“Makan di luar itu simpel. Kuncinya pintar memilih. Misalnya jika ada pilihan roti putih atau roti gandum, pilih roti gandum. Goreng atau bakar, pilih yang bakar. Tidak sulit kok. Kalau terpaksa ada gorengan, boleh asalkan bukan yang digoreng dalam minyak yang banyak dan dengan suhu yangg tinggi” (dr. Samuel Oetoro, MS, SpGK)
Referensi:
Dr. Samuel Oetoro, MS, SpGK, Erwin Parengkuan, Jana Parengkuan, Smart Eating : 1000 Jurus Makan Pintar & Hidup Bugar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2013.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.