Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wardatul Hasanah

Satu Abad NU, Momentum Merajut Perdamaian Dunia

Agama | Wednesday, 08 Feb 2023, 07:20 WIB
Sumber: www.lirboyo.net

Peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam sejarah perjalanan bangsa ini sudah tidak diragukan lagi. Peran itu sudah dimulai sebelum Indonesia merdeka dari tangan penjajah. Setelah Indonesia merdeka, NU terus berkontribusi bagi kemajuan Indonesia. Tentu saja, kontribusinya tidak hanya di bidang dakwah dan pendidikan saja, tetapi juga di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik kebangsaan.

Hari Selasa, 16 Rajab 1444 H/7 Februari 2023, Nahdlatul Ulama (NU) menginjak usia satu abad. Di tengah tantangan era digital yang semakin kompleks, NU terus berupaya memaksimalkan perannya dalam menjaga NKRI, memajukan pendidikan, mewujudkan kemandirian ekonomi, menjaga moderasi beragama, dan mewujudkan perdamaian dunia.

NU merupakan organisasi yang mudah diterima oleh masyarakat luas, sehingga memiliki jumlah massa yang begitu besar. Semua ini tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip yang hingga kini dipegang oleh NU, seperti sikap toleran (tasamuh), adil (i’tidal), sikap tengah (tawasut), dan seimbang (tawazun).

Empat prinsip di atas perlu dijalankan secara konsisten mengingat tantangan ke depan semakin berat. Saat ini kita hidup di era banjirnya informasi, menguatnya politik identitas, dan ego antarkelompok masyarakat. Karena itu, NU sebagai organisasi terbesar di negeri ini memiliki tanggung jawab untuk mempersatukan agar perpecahan di tengah umat tidak semakin meluas.

Upaya NU untuk merajut kehidupan yang penuh kedamaian dan keharmonisan tak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga di dunia. NU terus berupaya menciptakan perdamaian dunia dengan menjadi pengengah antara pihak-pihak yang bertikai.

Keterlibatan NU di kancah internasional sudah dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendirian NU ini merupakan respons terhadap perkembangan dunia Islam internasional, terutama ketika Saudi Arabia diambil alih oleh Ibnu Sa’ud yang anti pada segala bentuk pemikiran dan kegiatan yang dianggap berbau takhayul, bid’ah, dan khurafat.

Sebagai implementasinya, rezim Ibnu Sa’ud tidak segan menghancurkan berbagai situs Islam seperti makam, petilasan, dan berbagai pola kegiatan ibadah yang dipandang membawa kepada kemusyrikan. Karena itu, sejumlah ulama di Tanah Air membentuk “Komite Hijaz” untuk diutus ke Saudi Arabia guna memprotes sikap dan kebijakan pemerintahan Ibnu Sa’ud tersebut.

Pembentukan Komite Hijaz tersebut membuktikan bahwa sejak awal kelahirannya NU sudah berkontribusi di kancah global. Spirit ini terus dilanjutkan oleh NU dari masa ke masa. Misalnya, NU mendamaikan golongan Sunni dan Syiah di Irak, membantu memulihkan perdamaian di Filipina, membangun perdamaian di Uighur China, dan menjadi juru damai dalam kasus Rohingya di Myanmar.

Selain itu, banyak ulama NU yang aktif di forum-forum internasional untuk menyuarakan pesan-pesan perdamaian. Ulama-ulama tersebut antara lain KH. Ahmad Sjaichu yang menjadi Sekretaris Jenderal Organisasi Islam Asia Afrika pada 1965, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang pernah menjadi Presiden World Conference on Religion and Peace (WCRP), dan KH. Hasyim Muzadi yang juga pernah menjabat sebagai Presiden World Conference on Religion and Peace (WCRP). Bagi mereka, gagasan Islam rahmatan lil alamin perlu terus dikampanyekan untuk menciptakan kehidupan yang damai.

Upaya menciptakan perdamaian dunia juga dibantu oleh tokoh-tokoh muda NU yang saat ini tersebar di beberapa negara dengan beragam profesi. Para tokoh muda NU terus menginspirasi dunia dengan menghadirkan Islam rahmatan lil alamin. Sikap Islam yang penuh kasih sayang, moderat, dan toleran dipercaya bisa menjadi solusi perdamaian dunia.

Menurut Jusuf Kalla (JK), Islam rahmatan lil alamin (rahmat alam semesta) bisa menjadi kunci terwujudnya kedamaian dunia, jika benar-benar diterapkan dan diserap dengan baik oleh masyarakat luas (Republika.co.id, 25/11/2015).

Akhirnya, kita berharap semoga di usianya yang sudah menginjak satu abad ini, NU semakin memainkan perannya dan bisa menjadi oase atas berbagai permasalahan keumatan, sehingga nantinya tercipta peradaban dunia yang lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image