Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hafiza Fazle Nisa Faradika

Duck Syndrome, Terlihat Tenang Padahal Sedang Mengalami Banyak Masalah

Eduaksi | 2021-12-16 21:41:43
Sumber: https://pixabay.com/images/id-3604809/

Fake it until you make it” terdengar tidak asing bukan? Kata-kata ini sering kali kita temukan di beberapa motivational quotes, di dalam buku, film, dengar dari lingkungan sekitar, bahkan terucap dari diri kita sendiri. Berusaha berpura-pura untuk menjadi suatu hal yang sebenarnya tidak sesuai dengan diri kalian sendiri. Pernahkah kalian melihat seseorang yang terlihat sangat baik hingga kalian berpikir “tidakkah dia memiliki masalah?”, “tidakkah ia memiliki beban dalam hidupnya?”. Pernah adakah situasi saat kalian berusaha terlihat baik-baik saja padahal sedang merasa tidak baik? Hal itu disebut dengan “Duck Syndrome”.

Apa itu Duck Syndrome?

Diistilahkan bagi orang yang terlihat tenang dan baik-baik saja padahal sedang dihadapkan banyak masalah, merasakan banyak tekanan, serta perasaan tak menentu lainnya. Ketika orang-orang berusaha untuk berpura-pura terlihat baik di depan orang lain walau sebenarnya tidak. Istilah ini berasal dari hasil analogi dengan seekor bebek. Bebek yang sedang berenang terus melaju dengan terlihat seolah tenang dan stabil di atas permukaan air padahal kedua kakinya bekerja keras di dalam air untuk menopang tubuh atasnya. Fenomena ini bisa terjadi pada siapa saja, namun menurut Roxanne Dryden-Edwards, MD (2021), fenomena ini banyak ditemukan terjadi pada pelajar, mahasiswa, mahasiswa yang baru saja lulus, dan para pekerja atau perintis muda yang sedang berada di tahap awal memulai karirnya.

Apa saja yang bisa menjadi penyebab dari Duck Syndrome?

Banyak hal yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi penyebab dari duck syndrome, seperti contoh yang sering terjadi secara umum adalah, adanya tuntutan atau ekspektasi yang tinggi dari orang lain terhadap diri kita, adanya tanggung jawab yang diberikan kepada kita, adanya pengaruh media sosial, adanya pengalaman traumatik, pertahanan diri yang rendah, pola asuh orang tua yang terlalu protektif atau menuntut, realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi dan banyak faktor penyebab lainnya yang baik secara sadar maupun tidak sadar dapat menjadi penyebab dari munculnya duck syndrome ini.

Apa saja gejala dan dampak dari Duck Syndrome?

Duck Syndrome secara resmi belum dinyatakan sebagai gangguan mental, sehingga tidak ada indikasi resmi sebagai gejala dari duck syndrome ini. Walau terlihat baik-baik saja namun, menurut Stephanie Kirby (2021), gejala yang kemungkinan dirasakan dapat seperti merasa lelah atas hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, merasa kesulitan untuk menenangkan dan menguasai diri, terus membandingkan diri sendiri dengan orang lain, merasa gugup; muncul gejala fisik seperti kekurangan energi, kesulitan mengatur waktu istirahat atau tidur, tegang otot, mulut kering, dan banyak lagi; terjadi perubahan perilaku seperti pola makan, kemampuan mengatur waktu, kemungkinan untuk mengonsumsi obat-obatan dan miras, perilaku yang menunjukan kegugupan seperti menggigit kuku, menggigit bibir, dan sebagainya. Gejala-gejala ini merujuk ke gejala stres, depresi, gangguan kecemasan, dan banyak lagi. Jika terus dibiarkan dalam waktu lama, hal ini dapat menimbulkan gangguan stres dan depresi yang serius, memicu gangguan mental lainnya, bahkan hingga muncul keinginan untuk mengakhiri hidup.

Apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menangani Duck Syndrome?

Jika gejala sudah sangat serius, dianjurkan untuk melakukan konsultasi dengan psikolog. Namun kita bisa mulai dengan cara, belajar untuk mengenal, mencintai, menghargai, dan menerima diri sendiri, belajar untuk menetapkan batasan-batasan bagi diri sendiri maupun orang lain, belajar untuk menerima dan tidak menyangkal apa yang kita rasakan, belajar untuk terbuka dan berbagi kepada orang yang kita percaya, jalani pola hidup yang sehat, menanamkan pola pikir positif, dan banyak lagi.

Referensi

Dryden-Edwards, R. MedicineNet (2021). Duck Syndrome.

Kirby, S. BetterHelp (2020). What Is Duck Syndrome & Are You Suffering From It?.

Adrian, Kevin. Alodokter (2021). Duck Syndrome, Gangguan Psikologis yang Banyak Dialami Orang Dewasa Muda.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image