Sejarah dan Sumbangsih NU untuk Peradaban Islam
Agama | 2023-02-05 08:31:50Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menetapkan bahwa Harlah Nahdlatul Ulama akan resmi ditetapkan berdasarkan kalender Hijriah, yakni 16 Rajab 1444. KH Yahya Cholil Staquf mengharapkan harlah ini menjadi momentum kebangkitan baru NU dan mengembangkan kapasitas NU supaya mampu menghadirkan kontribusi terhadap kehidupan umat manusia secara keseluruhan.
Nahdlatul Ulama didirikan pada 31 Januari 1926 di Surabaya, ketika adanya desakan para Ulama Nusantara khususnya yang bermazhab sunni. Desakan itu karena adanya penguasa baru bermazhab Wahabi yang menguasai Mekkah dan melarang semua bentuk amaliah madzhab sunni yang pada saat itu memang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun di Tanah Arab. Maka hal tersebut yang menjadi latar belakang terbentuknya Panitia Hijaz yang merupakan cikal bakal Nahdlatul Ulama.
Nahdlatul Ulama, dipimpin oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Beliau adalah seorang ulama dan pahlawan nasional yang bergelar Hadratussyaikh yang berarti Maha Guru. Gelar ini diberikan para ulama, baik di dalam negeri dan luar negeri, karena derajat, kontribusi, dan progresivitas keilmuan KH. Hasyim Asy'ari, yang memberikan banyak pembaruan dalam pendidikan Islam.
KH. Hasyim Asy'ari pernah menimba ilmu kepada para Ulama terkemuka yang melahirkan para ulama-ulama hebat yang berasal dari Nusantara yakni,
a. Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (1860-1916 M), Mahaguru dari ulama Indonesia dan imam besar Masjidil Haram. Beliau berasal dari Koto Tuo, Sumatera Barat.
b. Syaikhona Kholil Al-Bangkalani (1835-1925), Mahaguru dari ulama Nahdlatul Ulama. Beliau berasal dari Bangkalan, Madura dan mempunyai peran penting terhadap berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama.
c. Syekh Nawawi Al-Bantani (1813-1897), Mahaguru dari ulama Indonesia dan imam besar Masjidil Haram. Beliau berasal dari Tanara, Banten.
d. KH. Sholeh Darat As-Samarani (1820-1903), Mahaguru dari ulama Indonesia dan melahirkan banyak ulama-ulama hebat dan tokoh pejuang indonesia. Beliau berasal dari Kabupaten Jepara, Semarang.
e. Syekh Mahfudz At-Tarmasi, seorang Ulama hadist Nusantara yang mendunia. Beliau berasal dari Tremas, Jawa Timur.
Dikutip dari Kompas, KH. Hasyim Asy'ari dengan keilmuan dan kepandaian yang dimilikinya, beliau melahirkan ulama-ulama hebat baik di dalam negeri maupun di luar negeri diantaranya, Syekh Sa'dullah al-Maimani (mufti di Bombay, India), Syekh Umar Hamdan (ahli hadis di Mekkah), Al-Syihab Ahmad ibn Abdullah (Syiria), KH Abdul Wahab Chasbullah (Tambak beras, Jombang), K.H.R. Asnawi (Kudus), KH Dahlan (Kudus), serta KH Bisri Syansuri (Denanyar, Jombang), dan KH Shaleh (Tayu).
Selain menjadi sosok ulama, KH. Hasyim Asy'ari dan organisasi Nahdlatul Ulama mempunyai peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, seperti salah satu ulama yang menentukan hari kemerdekaan Indonesia, mengeluarkan Fatwa dan Resolusi jihad untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia saat penjajah Belanda datang kembali ke Tanah Air dan menjadikan pondok pesantren sebagai markas pejuang kemerdekaan Indonesia.
Dikutip dari Republika, KH. Hasyim Asy'ari juga seorang ulama yang produktif menuliskan sejumlah kitab. Diantaranya adalah Adab al Alim wa al Mutaalim, Ziyadat Ta'liqat, At Tanbihat al Wajibat Liman Yasna'u al Maulid bi al Munkarat, Ar Risalah al Jami'ah, Annur al Mubin fi Mahabatti Sayyid al Mursalin, Hasyiyat 'ala fathi ar Rahman bi Syarhi risalat al Wali Risalani li Syaikhi al Islam Zakariya al Anshari, Ad Durar al Muntasirah fi al masail at Tis'a Asyarata, At Tibyan fi Nahyi an Muqotha at al Arham wa al Aqrab wa al Akhwan, Ar Risalah at Tauhid dan Al Qawaid fi Bayani Yasibu min al 'Aqaid.
Nahdlatul Ulama mempunyai banyak konstribusi terhadap dunia seperti; menginisiasi pertemuan ulama dari tiga negara (trilateral) yaitu Indonesia, Afghanistan, dan Pakistan untuk perdamaian dunia, aktif mendorong perdamaian dengan menggelar Forum International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL), mendirikan lembaga LAZIZ NU untuk membantu masyarakat, mendirikan pesantren modern dan tradisional serta sekolah mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA, membela kedudukan kalangan minoritas serta mendirikan BANSER (Barisan Serba Guna) untuk menjaga keutuhan NKRI.
Penulis: Benny Ahmat
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.