Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Hilmia

Nasihat Guru yang Terkenang Selalu

Eduaksi | 2023-02-03 19:39:17
Ilustrasi untuk Nasihat Guru yang Terkenang Selalu

Waktu saya sekolah di madrasah aliyah negeri terkemuka di kota kami, ada guru bahasa Arab bernama Pak Musa Siregar Allahu yarham beliau berpulang ke rahmatullah saat saya sudah lulus S1. Tahu dari kakak kelas yang posting kabar lelayu di Facebook Group sekolah.

Kebetulan beliau adalah teman kuliah ayah dan ibu saya di kampus UIN Sumatra Utara yang dulunya bernama IAIN-SU. Pernah juga ayah saya bercerita kalau beliau adalah sosok inspiratif di angkatan mereka.

Fakta Unik tentang Pak Musa

1. Menarik Becak Demi Membiayai Kuliah

Ibu saya pernah mengisahkan masa-masa kuliah di tahun 1979-1984, ada teman mereka yang hampir tidak sempat duduk-duduk ngobrol bercanda ria di kampus. Sebab harus bekerja membiayai kuliah dengan uang hasil keringat sendiri, membawa penumpang dengan becak alias narik becak.

Ayah juga dulu mencari uang sendiri namun dengan membantu kakek yang petugas P3N atau zaman dulu dikenal dengan tuan kadi atau pak penghulu, tugasnya mencatat pernikahan warga di buku nikah. Dari membantu atok (kami menyapanya demikian), ayah mendapatkan "gajian" sebagai pengganti waktu yang terbuang.

Sementara ibu cukup tenang dengan atok sebagai pekerja kilang minyak sehingga tiap bulan selalu ada kiriman uang makan, kos, dan keperluan kuliah lainnya. Berbeda dengan ayah yang tidak perlu kos karena ayah memang asli warga ibukota provinsi ini.

Jadi sejak zaman dulu Pak Musa ini sudah pekerja keras dan tidak gengsian, mahasiswa jadi pengemudi becak demi menyabet gelar sarjana. Profilnya sempat dimuat di Majalah Amal Bhakti Departemen Agama RI di zaman itu.

2. Jadi Mahasiswa Tertua di Kelas

Latar belakang kekurangan ekonomi membuatnya harus banting tulang untuk menyambung hidup dan akhirnya mampu meningkatkan derajat dengan menjadi mahasiswa lalu lulus menjadi sarjana.

Tak heran di kelas, menurut ayah dan ibu saya, beliau adalah teman yang paling senior usianya dibanding rekan-rekan sebaya lainnya. Namun tak menyurutkan semangatnya untuk menyelesaikan kuliah.

Nah, waktu diajar Pak Musa di kelas bahasa Arabnya saya memperkenalkan diri sebagai anak teman kuliahnya dulu. Sontak Pak Musa antusias dan mengatakan kalau ayah saya adalah sahabatnya yang cerdas, dan mau berteman dengannya yang lebih tua, sehingga menurutnya, ayah adalah orang yang bijaksana. Meski dari usia lebih muda namun berwibawa pembawaannya.

3. Mengajar dengan Lugas dan Jelas

Pak Musa ini kalau mengajar amat sangat jelas artikulasinya. Mudah didengar tanpa ada siswa yang harus mengatakan, "Apa tadi kata Bapak itu?". Sampai ke bangku belakang suaranya masih terdengar membahana.

4. Selalu Masuk dan Keluar Kelas Tepat Waktu

Pak Musa adalah guru terdisiplin di tahun 1996-1999 saat saya bersekolah di sana. Beliau tidak pernah absen, hadir terus mengajar kami. Selalu datang tepat waktu, keluar juga tepat waktu, tidak ada waktu yang terbuang sia-sia bagi Pak Musa.

5. Berisi Nasihat Berharga

Dari sekian banyak nasihat yang diselipkan Pak Musa sebelum mengakhiri kelasnya adalah mengenai lanjut studi ke jenjang perkuliahan. Kata Pak Musa, jika selepas SMA ini nantinya akan meneruskan ke universitas, pastikan akan menjalaninya dengan sungguh-sungguh.

Sebab jika lanjut ke perguruan tinggi namun main-main sama saja dengan mencari tempat jatuh lebih tinggi. Jika terjatuh maka akan lebih sakit. Maknanya, jika ingin kuliah hanya untuk menghindarkan status pengangguran, karena disuruh orang tua, bukan berasal dari motivasi internal, sekadar gaya-gayaan, maka lebih baik tidak usah lanjut ke bangku perkuliahan. Bekerja saja atau menikah bagi alumni SMA yang perempuan.

Menurut saya benar juga yang dikatakan Pak Musa, biaya kuliah yang makin tinggi setiap tahunnya terlebih di era revolusi industri 4.0 sekarang ini. Orang tua sudah mengeluarkan uang yang banyak untuk anaknya sayang sekali jika tidak menyelesaikan kuliah dengan sebaik-baiknya. Sayang biaya, waktu, tenaga, dan perasaan.

Penutup

Nasihat guru yang terkenang selalu adalah nasihat Almarhum Pak Musa Siregar, guru bahasa Arab di suatu madrasah aliyah negeri. Kedisiplinan, kejelasan mengajar, riwayat hidup yang pekerja keras, dan nasihatnya yang berharga senantiasa diingat siswa-siswinya hingga puluhan tahun kemudian.

Demikianlah salah seorang inspirator saya di masa sekolah dulu. Ingat ya, jangan mencari tempat jatuh yang lebih tinggi. Sakit sekali jika terjatuh. Jangan ambil risiko jika dari awal niat kurang serius. Man jadda wajada!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image