Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Subhan Riyadi

Hijab Menorobos Jantung Dunia

Agama | Thursday, 02 Feb 2023, 16:30 WIB

Oleh: Imam Shamsi Ali

Mungkin saja masih ada sebagian di antara kita yang belum tahu tentang hari peringatan yang satu ini. Sejak tahun 2013 yang lalu tanggal 1 Pebruari ditetapkan melalui sebuah resolusi DPRD New York (NYC Council Resolution) sebagai “Hari Hijab Se-Dunia” atau World Hijab Day.

Adalah Nazma Khan, seorang perempuan keturunan Bangladesh di New York yang mencetuskan ide gerakan sederhana itu dan pada akhirnya mampu mendulang apresiasi dan perhatian dunia.

Latar belakang Hari Hijab Se-Dunia

Tentu mengagetkan karena Hari Hijab Sedunia bermula dari kota New York, Amerika Serikat, sebuah negara yang mungkin secara jumlah masih memiliki populasi muslim cukup rendah. Justeru dengan situasi itu Hari Hijab Se-Dunia dicetuskan dan dikembangkan pertama kali di kota dunia ini.

Dengan meningginya Islamophobia, khususnya pasca peristiwa Nine Eleven di tahun 2001 lalu, para muslimah yang mengenakan hijab di negara ini kerap mendapat perlakuan kurang menyenangkan, bahkan tidak jarang kekerasan-kekerasan fisik (physical violence). Belum lagi stereotipe dan diskriminasi di tempat-tempat umum dan pekerjaan mereka.

Hal serupa ini juga pernah dialami oleh Nazma yang menjadikannya tidak tinggal diam. Perempuan asal Bangladesh yang berpenampilan sederhana ini justeru termotivasi oleh tangangan itu. Dia kemudian bangkit untuk melakukan koreksi sosial. Salah satunya dengan mengajak teman-teman perempuannya yang non-muslim untuk mencoba dan merasakan pengalaman mengenakan hijab.

Tujuannya tidak lain adalah untuk menumbuhkan pemahaman dan respek kepada wanita yang memilih untuk mengenakan jilbab atau hijab. Bahkan lebih dari itu untuk mereka bisa merasakan indahnya Islam termasuk memakai hijab.

"Tumbuh besar di Bronx, New York City, aku mengalami sangat banyak tindakan diskriminasi karena jilbabku” seperti yang pernah disampaikan oleh Nazma.

“Karenanya aku pikir satu-satunya cara untuk mengakhiri stigma dan diskriminasi ini adalah dengan mengajak rekan-rekan sekalian untuk merasakan sendiri pengalaman bagaimana rasanya mengenakan hijab," tambahnya lagi.

Hari Hijab Sedunia.

Dari sanalah kemudian Nazma terpikir untuk menjadikan sebuah hari tertentu sebagai Hari Hijab Se-Dunia (Hijab World Day). Nazma memulai ajakan itu dengan sekedar sebuah postingan di situs media sosialnya di Facebook pada bulan Februari 2013 ketika itu.

Tak disangka, idenya ini mendapat respon yang sangat positif dari berbagai kalangan. Orang-orang dari berbagai negara seperti Prancis, Australia, Inggris, Pakistan, hingga Jerman turut menunjukkan rasa ketertarikan mereka.

Maka pada sejak itu, melalui lobi-lobi Komunitas Muslim dengan melibatkan tokoh-tokoh Muslim, bahkan antar agama, Nazma berhasil meyakinkan pemerintahan kota New York untuk menetapkan tgl 1 Pebruari sebagai Hari Hijab Se-Dunia (World Hijab Day).

Tahun ini di kota New York acara Hari Hijab Se-Dunia dimeriahkan dengan fashion show, menampilkan hijab dari berbagai belahan dunia. Komunitas Muslim Indonesia menampakkan pakaian Muslim batik asal Lombok dan Flores.

Selain itu juga dilangsungkan Konferensi Wanita (Women Conference) pertama dengan menghadirkan wanita-wanita Muslimah yang berhijab dalam berbagai profesi. Hadir di antaranya seorang ahli (insinyur) NASA, politisi, militer dan polisi, guru, artis, pebisnis, dan seterusnya.

Pesan khusus yang ingin disampaikan tahun ini adalah bahwa hijab, selain memang simbol pengabdian dan ketaatan kepada Allah dan RasulNya, juga menjadi simbol kebanggaan dan identitas Muslimah. Dan yang terpenting juga bahwa hijab bukan halangan untuk sukses dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Dan yang juga membanggakan adalah Nusantara Foundation telah mengambil bagian penting dari sejarah ini. Dan setiap tahunnya juga menjadi sponsor utama dalam ragam acara sebagai rangkaian peringatan Hari Hijab Se-Dunia. Bravo!

Selamat Hari Hijab Se-Dunia!

NYC Subway, 1 Pebruari 2023

* Presiden Nusantara Foundation

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image