Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kiki Hadi

NU dan Sumbangsih untuk Peradaban Dunia

Agama | Thursday, 02 Feb 2023, 16:09 WIB

Semarak satu abad NU menorehkan sejarah besar, tidak hanya untuk Indonesia namun juga untuk dunia. Dalam kemeriahan tema 1 abad NU mendigdayakan Nahdatul Ulama, menjemput abad ke dua menuju kebangkitan baru. Semangat satu abad NU menjadi bukti bahwa NU merupakan organisasi yang memiliki tingkat kepedulian terhadap perdaban untuk menciptakan kebangkitan. Berbicara mengenai sumbangsih NU untuk Indonesia maupun dunia tentu kita akan mengulas sejarah panjang tokoh-tokoh militan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dan perjalanan NU untuk peradaban dunia.

NU yang terlahir pada 31 Januari 1926, atas nama keresahan dari kaum tradisonalis yang menanggapi berbagi fenomena yang terjadi baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dalam komando K.H Hasyim Ashari yang ingin berjuang sekuat tenaga untuk mensyri'atkan Islam untuk memperbaiki manusia yang telah dilakukan sejak zaman Belanda hingga kemerdekaan. Kiai Hasyim memiliki cita-cita besar dalam membentuk organisasi Islam di Indonesia yang dapat mengimplementasikan hukum dan pengetahuan agama Islam yang berhaluan ahlu sunnah wal Jamaah. NU merupakan wadah organisi yang menentang segala bentuk penjajahan yang ada di Indonesia. Jiwa nasionalis inilah yang menjadi alasan NU berjuang untuk membangun perdaban. Selain motif nasionalis, motif dakwah juga menjadi alsan besar bagi NU untuk terus mengepak sayapnya dalam proses pembanguna perdaban yang berlandaskan Islam.

Motif nasionalis inilah yang kemudian membuat NU mampu menyatukan pemikiran-pemikiran dan peran-peran ulama serta tokoh-tokoh besar agama dalam proses kemerdekaan Indonesia. Melalui semangat resolusi jihad yang digelorakn olah Kiai Hasyim yang saat itu menjabat sebagai Rais Akbar PBNU yang menetapkan fatwa dalam melawan kolonial belanda di Surabaya. Resolusi Jihad adalah suatu hasil dari perenungan dan penghayatan nilai-nilai Islam kebangsaan. Resolusi Jihad kemudian yang memicu persatuan dalam pertempuran 10 November 1945 melawan Belanda.

Semangat membangun peradaban juga dihadirkan NU dalam dunia internasional. Melalui semangat nasionalisme yang telah di bangun menjadikan tokoh-tokoh besar besar NU melebarkan sayap untuk membangun perdaban Islam yang lebih baik melalui tokoh besar K.H Ahmad Syaichu yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok, menggerakan roda konfrensi Asia-Afrika pada bulan Maret 1965.Selain itu putra tiri dari K.H Abdul Wahab Chasbullah ini menjadi sekjen Organisasi Islam Asia Afrika. Berpuluh-puluh tahun kemudian Sayap NU lintas batas digerakan oleh Gus Dur melalui World Confrence on Relegion and Peace-WCRP. Gus Dur berdiri menjadi presidenya. Secara individu Gus Dur bergerak dengan gesit dalam kancah internasional dengan memainkan pengaruh dan pemikiranya, serta menyebarluaskan jaringan. Sayap Internasional NU mengepak semakin tegas dan jelas di era K.H Hasyim Muzadi dengan dibentuknya Pengurus Cabang Istimewa-PCI NU di berbagai negara. K.H Hasyim Muzadi kemudian menginisiasi pelaksanaan International Conference of Islamic Scholars-ICIS beberapa angkatan yang bertugas menghimpun ulama Syi'ah atau Sunni moderat yang mewujudkan perdamaian dunia. Sementara itu K.H Said Agil Siraj mengembangakan International Summit Of Moderate Islamic Leaders-ISOMIL acara ini mempertemukan delegasi ulama dari berbagi negara untuk mewujudkan format terbaik untuk mewujudkan dunia berkeadilan. Semangat perdamaian yang diusung oleh NU kemudian di sadur oleh para ulama-ulama di Afganistan yang telah melakukan studi banding ke PBNU tentang bagaimana menciptakan perdamain dan mengatasi berbagai konflik yang terjadi antar etnis. Hasil studi banding inilah yang kemudian di terapkan di Afghanistan, yang kemudian mereka mendirikan NU di berbagai provinsi yang kemudian mengkloning NU di Afghanistan yang kemudian menjadikan NU sebagai prototipe NU sebagai organisasi yang menerbarkan perdamaian.

NU yang berkembang di Afghanistan ini tidak memiliki hubungan struktural dengan PBNU namun NU dijadikan organisasi parameter organisatoris sumber inspirasi. Kini 40 cabang NU di Afghanistan telah berdiri. Pada ISOMIL 2016, negara-negara di Eropa juga memiliki ketertarikan untuk mendirikan organisasi di negeranya masing-masing, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para ulama-ulama yang ada di Afghanistan. Pada Juli 2016 Habbib Luthbi bin Yahya mengelar konfrensi Bela Negara dengan mengundang unsur ulama dari berbagai kawasan. Dan dalam peringatan 1 Abad NU mengusung tema penting tentang pandangan hukum Islam terhadap Piagam PBB,sebagai pembahasan yang penting dalam memperkuat legitimasi PBB sebagai institusi penting dalam menjaga keutuhan negara dan bangsa modern saat ini. Para tokoh-tokoh ulama akan menyampaikan argumetasinya bahwa piagam PBB ini dapat menjadi rujukan otoritatif yang sah sesuai syari'at Islam. Sebagaiamana diketahui Piagam PBB merupakan kesepakatan para pemimpin negara untuk menghentikan perang Dunia II.

Melalui berbagai perhelatan lintas negara tersebut NU ini menjadikan Islam sebagai ajaran menggerakan para ulama-ulama lintas negara, dan senatiasa menjadikan perdamaian sebagai tujuan yang harus dicapai. Selamat memasuki 1 Abad Nahadatul Ulama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image