Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rheza Nuriyani Putri

Inner chlid, memengaruhi hidupmu?

Eduaksi | Thursday, 16 Dec 2021, 14:38 WIB

Apakah kamu sering merasa khawatir dengan hidupmu sendiri?

Apakah kamu sering merasa bahwa kamu tidak bisa mengontrol emosi pada saat menghadapi sesuatu?

Apakah kamu sering meminta maaf kepada seseorang, tetapi kamu ternyata tidak melakukan sebuah kesalahan?

Apakah kamu memiliki trauma yang cukup mendalam di masa lampau?

Kalau pertanyaan di atas itu pernah kamu alami, mungkin kamu memiliki masa lalu yang cukup buruk terutama di masa kanak-kanak. Ini terjadi karena kamu pernah mengalami kejadian yang cukup tidak menyenangkan di masa itu, sehingga kamu sering merasa serba salah di saat sedang memutuskan sebuah keputusan yang kamu jalani. Nah! Mungkin kamu bermasalah dengan dirimu sendiri di masa lampau atau yang dikenal dengan sebutan Inner Child. Jadi, Inner Child ini adalah hubungan batiniah antara kamu dengan masa kecilmu. Sehingga, jika kamu merasa ada yang aneh denganmu, maka itulah yang sebenarnya masa kecil kamu alami dan itu bisa saja baik atau buruk. Untuk tahu lebih lanjut, mari kita pelajari mengenai inner child berikut!

Inner child merupakan sebuah bagian dari diri kamu yang tidak ikut tumbuh dewasa dan tetap menjadi anak-anak. Artinya, bagian ini terus menetap dan bersembunyi di dalam diri kamu. Bagian ini mengenggam erat setiap ingatan dan emosi yang pernah kamu alami saat masih kecil, baik yang indah maupun yang buruk. – Hello Sehat. Jadi, kalau kamu memiliki inner child yang baik maka kamu akan mudah menanggapi sesuatu hal yang ada di hidupmu, sebaliknya kalau kamu memiliki inner child yang buruk maka kamu akan susah untuk menghadapi sesuatu yang ada di hidupmu. Maka dari itu, kita harus mengetahui, menerima, dan terkoneksi dengan inner child yang ada di diri kita.

Menurut Satir (1972) dan Felittot al (1998), memperkirakan bahwa ada 5-20% memiliki masa kanak-kanak yang cukup sehat dan sekitar 0-95% memiliki masa kanak-kanak yang cukup buruk. Menurutnya juga, memanglah tidak mudah untuk mengetahui bagaimana kondisi kehidupan kita itu seperti apa, sehingga, ia membuat sebuah survei mengenai “Potensi Pemulihan” yang memungkinkan kita bisa mengetahui apakah kita memiliki kualitas hidup yang baik atau buruk. Survei ini berisi sekitar 31 pertanyaan yang bisa kita jawab untuk mengetahui sebenarnya kita ini seperti apa dahulunya.

Ternyata, cukup banyak orang yang memiliki masalah serius dengan hidupnya dan ini juga menimbulkan efek negatif di kehidupan nyata. Contoh, di masa lampau kamu pernah mengalami sebuah kasus perundungan yang dilakukan oleh teman sebayamu dan itu cukup membekas di ingatanmu sehingga kamu merasa cukup ketakutan ketika berjumpa dengan seseorang atau di masa lampau kamu pernah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh orang tuamu, sehingga kamu cukup sering merasa bersalah dengan dirimu sendiri. Semua itu pasti pernah kamu alami, namun kamu tak sadar bahwa itulah penyebab mengapa kamu sering merasa ada yang salah dengan diri kamu dan itu harus segera di perbaiki secepatnya agar tidak makin melebar permasalahan ini yang membuat lukamu cukup membekas di inner child mu.

Sebelum lebih lanjut, kita perlu tahu ciri-ciri bahwa sebenarnya inner child kita itu ternyata rusak. Bagaimana cara mengetahuinya? Apakah bisa? Tentu saja bisa, mari kita simak dan rasakan di dirimu apabila ini ternyata kamu sedang mengalaminya saat ini!

1. Merasa ada yang salah dalam dirinya yang entah dirinya tahu.

2. Selalu berusaha untuk baik-baik saja di depan banyak orang.

3. Sering kali merasa cemas terhadap sesuatu hal yang baru.

4. Selalu mengkritik diri sendiri.

5. Sering menaruh kecurigaan terhadap orang lain.

6. Berusaha menghindari konflik bagaimanapun caranya.

7. Takut ditinggalkan.

Jika kamu mengalami ciri-ciri di atas, berarti kamu memiliki kerusakan yang cukup parah dengan masa kecilmu. Jadi, alangkah baiknya kamu perlu mengatasinya agar tidak makin buruk kedepannya. Bagaimana caranya? Mari kita lihat disini, cara mengatasi inner child yang sudah rusak.

1. Memahami apa yang terjadi sama diri sendiri

Di sini, kita harus memahami dengan keadaan kita sendiri, dengan contoh kamu pernah terkena kekerasan secara fisik atau mental yang dilakukan oleh temanmu sendiri sejak kecil. Sehingga itu yang membuatmu kurang bisa mengendalikan emosi di masa dewasamu sekarang ini. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka sembuhkanlah dengan cara kamu ketahui apa yang menyebabkan diri kamu terluka dan cobalah memaafkannya atau konsultasikan kepada yang berpengalaman apabila kamu sulit memahami yang terjadi di dirimu sendiri seperti datang ke psikiater.

2. Menyayangi sisi anak-anak yang ada di dirimu

Saat kamu kecil, mungkin kamu pernah mendapatkan perilaku yang tak wajar dari sekitar kamu bahkan orang tuamu sendiri, sehingga itu membuatmu cukup trauma dan terluka. Untuk itu, kamulah yang menyayangi sisi anak-anak yang ada di dirimu, dengan begitu, kamu akan mendapatkan hak kasih sayang yang mungkin belum tentu kamu dapatkan di masa kecil. Semisal, apresiasi diri kamu ketika kamu melakukan sebuah hal kecil yang patut kamu apresiasikan dengan contoh,

“kamu sudah bertahan sejauh ini, selamat ya.”

“Kamu hebat banget sudah berjuang keras untuk mendapatkan apa yang kamu mau.” Sambil peluk diri kamu sendiri dan itu cukup efektif untuk dirimu sendiri agar tetap mampu bertahan di segala situasi.

3. Mencoba mendengarkan sisi anak-anak didalam diri anda

Maksudnya, kita harus mencoba untuk membiarkan sisi anak di dirimu itu berbicara dan kamu harus mengajaknya berkomunikasi apabila ada sesuatu yang diinginkan dari sisi anak itu. Contoh, ketika kamu sedang lelah, maka keluarkan semua emosi yang ada di hatimu sampai membuat kamu lega. Lalu ajaklah berkomunikasi dengan dirimu sendiri serta memberikan ucapan-ucapan yang menguatkanmu. Ini cukup berguna untukmu agar sisi anak yang ada di kamu ini cukup nyaman dan cukup mendapatkan kasih sayang serta memberikan perlindungan kepada dirimu agar tetap menjadi pribadi yang kuat dan hebat.

Setelah kamu membaca artikel ini, mari kita senantiasa untuk selalu memahami diri sendiri, memaafkan diri kamu sendiri, dan menyayangi diri kamu sendiri. Agar kejadian yang terjadi ini tidak terulang kembali lagi di masa kini dan kedepannya. Jangan lupa juga untuk memberikan semangat kepada diri sendiri yang sedang berjuang untuk sembuh dari permasalahan yang kamu alami, semoga hidupmu menjadi lebih baik lagi.

Referensi

Hello Sehat diakses dari https://hellosehat.com/mental/inner-child/

CL Whitfield, Healing the child within: Discovery and recovery for adult children of dysfunctional families (Recovery Classics Edition), 1987. diakses dari https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=V46jAgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=info:KhCPGnN8y04J:scholar.google.com/&ots=bLnIWyXQhl&sig=CgGtZnyvfB-3aNMOjx7Fn4ygr5A&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image