Mendamba Keamanan di Paris Van Java
Info Terkini | 2023-02-01 01:27:15Bumi Pasundan lahir saat Tuhan sedang tersenyum.
- M. A. W. Brouwer
Begitu indahnya Bumi Pasundan hingga dianalogikan seperti itu. Indah pemandangannya, sejuk udaranya, ramah orangnya. Wajar banyak pendatang yang kerasan tinggal di Bumi Pasundan. Bahkan, enggan pulang dan ingin menetap disini. Sayangnya, tak hanya keindahan saja yang dikenal di bumi Pasundan, khususnya Paris Van Java, ada juga geng motor dan pembegalan.
Patroli Keamanan
Data dari laman detik Jabar (26/1/2023), 60 kasus kejahatan diungkap polsek jajaran dan Satreskrim Polrestabes Bandung sejak November 2022 hingga pertengahan Januari 2023. 60 kasus kejahatan itu di antaranya 15 kasus pencurian dan kekerasan (curas), 11 kasus pencurian dengan pemberatan (curat), 11 kasus tipu gelap, 10 kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor), 8 kasus penganiayaan dan 5 kasus premanisme.
Salah satunya kasus yang videonya viral di media sosial, pembegalan di Kiaracondong dengan korban luka tiga orang. Namun, pihak kepolisian menyatakan bahwa kasus itu bukan pembegalan melainkan keributan antar remaja kelompok bermotor.
Dini hari tanggal 29 Januari 2023, pihak kepolisian mengadakan Patroli gabungan. Hasilnya, remaja kelompok bermotor diamankan karena kedapatan menenggak miras dan membawa senjata tajam.
Dilansir dari laman prfmnews (29/1/2023) , Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo menuturkan, mengamankan sejumlah anggota kelompok bermotor di Jalan Cisaranten dan di Jalan Laswi sekira pukul 02.30 WIB.
Dari kelompok bermotor di Jalan Cisaranten, Tim Polisi menemukan senjata tajam jenis samurai serta sejumlah botol miras. Sementara dari kelompok bermotor di Jalan Laswi, Tim Polisi menemukan senjata tajam jenis sangkur dan sejumlah botol miras. Kebanyakan dari remaja yang diamankan merupakan pelajar.
Remaja Korban Sekularisme
Bukan pertama kali Bandung dikaitkan dengan berita geng motor, kekerasan, pembegalan. Senggol bacok seolah jadi hal yang biasa jika terjadi perselisihan. Bahkan, merasa keren dengan membawa senjata tajam dan melukai orang lain sambil menenggak minuman keras. Sungguh pukulan keras bagi pendidikan negeri ini.
Remaja dengan potensi yang luar biasa malah terjerumus ke dalam kekerasan dan kejahatan. Ilmunya di sekolahan tentang agama, budi pekerti, akhlak, sikap kepada orang lain, hilang tak berbekas. Inilah potret Buram sekularisme.
Jauhnya remaja dari agama, membuat remaja tak paham arti hidupnya, tujuan hidupnya, misi yang Allah turunkan padanya. Mereka Terombang-Ambing dalam kehidupan dan lingkungan. Tak punya pegangan yang menguatkan. Apalagi saat ini ada liberalisme yang menjadi dalil pembenaran sikap mereka, pemikiran mereka. Hak asasi dalam berbicara, berpendapat juga berperilaku katanya.
Orang lain pun tak banyak yang berani mengingatkan perilaku menyimpang mereka. Ditambah dengan lingkungan yang Individualis saat ini. Hanya berfokus pada diri sendiri. Yang penting diri dan keluarga aman, tak peduli akan lingkungan sekitar. Menunggu sampai menjadi korban baru berani pasang badan. Bukankah seharusnya bisa dicegah?
Istilah remaja yang didefinisikan sebagai masa pencarian jati diri, masanya coba-coba pun menjadi salah satu faktor kekeliruan. Banyak yang memaklumi perilaku remaja karena istilah ini. Hasilnya, makin banyak remaja yang terjerumus dalam kesesatan dan kejahatan.
Temukan Tujuan Hidup dalam Agama
Sungguh menderita hidup jauh dari agama. Ujian dan cobaan tak bisa dinikmati. Hidup hampa. Bahkan merasa tak perlu untuk hidup di dunia. Hingga membawa pada kesesatan dan kejahatan.
Padahal, Allah swt., Sang Pencipta kita tak hanya mencipta lalu menelantarkan kita. Ia tak sekejam itu. Allah sayang pada kita. Maka, Allah pun lengkapi kita dengan aturan-Nya. Aturan dari Sang Maha Pengatur. Karena ini aturan dari yang menciptakan kita, maka aturan ini paling sesuai dengan kita. Aturan ini disesuaikan dengan fitrah kita sebagai manusia yang memiliki kelemahan dan kelebihan.
Dari sisi pendidikan, akidah islam sebagai asas; keimanan pada Allah, ingat akan tujuan penciptaan manusia yaitu ibadah, ada hari pertanggungjawaban atas semua aktivitas di dunia. Semuanya ini menjadi landasan bagi kurikulum dan pembelajaran di sekolah juga di rumah. Harapannya, akan lahir manusia berkepribadian islam. Mereka tak hanya pintar dalam urusan akademis, atau ahli dalam ilmu dunia tapi juga indah akhlaknya, bagus pekertinya, masyaallah adabnya pada yang lain.
Tak heran lahir para pemuda yang luar biasa dari jaman Rasulullah saw. Sebut saja Mush'ab bin Umair, sang delegasi pertama islam yang berhasil mengkondisikan Yatsrib hanya dalam waktu setahun. Ali bin Abi Thalib yang terkenal kecerdasannya. Muhammad Al Fatih yang menguasai 8 bahasa diusia belasan, menduduki jabatan kepala negara di waktu belia, hingga menaklukkan benteng Konstantinopel.
Mereka sadar bahwa Allah menitipkan potensi yang luar biasa. Diantaranya, kekuatan fisik, kekuatan pemikiran, kreativitas, waktu, idealisme. Semua potensi yang ada diberdayakan secara optimal demi kehidupan akhirat, demi menyambung estafet perjuangan Rasul dan para sahabat, demi menegakkan kalimat Allah di muka bumi.
Islam tak mengenal istilah remaja, yang ada adalah baligh dan pra baligh. Baligh ada fase hidup mulai dibebankannya hisab pada diri. Sementara pra baligh adalah fase yang digunakan untuk mempersiapkan dibebankannya hisab. Hingga ia akan dihiasi dengan ilmu tentang hukum syarak. Akan ia kenali mana yang boleh ia lakukan mana yang tak boleh dilakukan.
Hukuman pun mulai dijatuhkan pada usia baligh. Sehingga mereka pun akan berhati-hati dalam bertindak selain karena setiap perbuatannya akan membawanya pada surga atau neraka.
Tentu ini dilengkapi dengan hukum yang bersifat preventif dan kuratif. Dalam Islam, ada hukuman yang tegas menanti saat siapapun menyakiti. Ada hukum qisas, mata dibalas mata, hidung dibalas hidung. Namun, jika korban memaafkan, maka pelaku diwajibkan membayar diyat sebesar hasil ijtihad qadhi.
Inilah lengkapnya islam dalam mencegah remaja terjerumus dalam kejahatan dan kemaksiatan. Bukan hanya menciptakan bumi Pasundan Tuhan sedang tersenyum, namun saat menciptakan kita semua pun Tuhan tersenyum. Ada mutiara indah yang Allah titipkan pada diri kita. Tugas kitalah mencarinya dan bersinar memaksimalkan potensi untuk - Nya. Berjuang menerapkan kalimatnya di muka bumi. Insyaallah, Kemananan yang didamba, tak hanya hadir di bumi Paris Van Java ini, tapi di seluruh dunia.
Wallahua'lam bish shawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.