Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adelin Aprilia

Mengenali Loneliness Dan Menyikapi Kesepian Melalui Sentuhan Agama

Edukasi | Tuesday, 31 Jan 2023, 23:24 WIB

Sebagai makhluk sosial tentu seorang individu tidak bisa hidup sendiri, perlu banyak peran dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, seorang tokoh besar tidak akan lahir tanpa sosok ibu yang berjuang melahirkannya, seorang ilmuan tidak akan mencapai puncak kesuksessan tanpa ilmu pengetahuan dari guru, pekerja kasaran ataupun pekerja kantoran semuannya tidak dapat melakukan pekerjaanya sendiri, butuh campur tangan dari orang lain agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

Lantas bagaimana jika kita selalu dirundung perasaan kesepian? Perasaan kesepian tersebut muncul ketika seseorang merasa hampa, tidak memiliki teman, terisolasi serta merasa tidak ada seseorang yang memahami perasaanya akibat dari ketidaksesuaian hubungan sosial yang diharapkan dengan kenyataan kehidupan interpersonal.

Kesepian merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan bagi individu dimana kualitas dan kuantitas hubungan sosial seseorang mengalami penurunan secara signifikan (Peplau & Perlman, 1998). Menurut Yanguas (2018) loneliness atau kesepian merupakan sebuah respon psikologis negatif terhadap ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang diinginkan (harapan) seseorang dan hubungan yang sebenarnya dimiliki (objektif, nyata), dicirikan dengan perasaan individu dengan kualitas tidak menyenangkan atau tidak dapat diterima dalam hubungan sosial tertentu yang dapat terjadi baik karena seseorang memiliki lebih sedikit kontak sosial daripada yang diinginkannya, atau karena tidak adanya tingkat keintiman yang diharapkan dalam hubungan sosial.

Loneliness juga kerap dikaitkan dengan kesehatan fisik dan mental yang negatif, dimana perasaan kesepian yang berkepanjangan dapat berdampak mendalam pada kesehatan mental dan dapat meningkatkan resiko kematian seseorang.

Jenis-jenis Kesepian

Menurut Dane, Deaux, dan Wrightsman, (1993), jenis kesepian dibedakan menjadi 2 yaitu:

A. Emotional Loneliness

Perasaan ini muncul dikarenakan individu kehilangan kedekatan ataupun kelekatan yang intim dengan seseorang yang dianggap sepesial secara emosional. Intinya perasaan kesepian ini muncul akibat ketidakpuasan pada hubungan yang bersifat intim. Hal ini hanya dapat dihilangkan dengan mengganti atau mencari sumber dari kelekatan yang hilang tadi. Karena itulah apabila ada seseorang yang merasa kesepian dia akan merasa hampa dan sunyi.

B. Social Loneliness

Perasaan dimana seorang individu tidak lagi ada kontak dengan lingkungan sekitarnya, tidak memiliki teman, kerabat atau tidak adanya relasi untuk berbagi dan berdiskusi, mengacu pada emosi negatif yang muncul akibat ketidakpuasan pada kelompok atau komunitas yang tidak sesuai dengan harapannya. Sehingga individu merasa kesepian dari lingkungan sosialnya.

Loneliness Dengan Pendekatan Agama

Islam merupakan agama rahmatan lil alamin, islam juga menjadi penawar bagi semua masalah yang tengah dihadapi umatnya. Kembali dan berserh diri kepada sang pencipta adalah sebaik-baik pilihan, Allah selalu ada kapanpun dan dimanapun kita berada. Menjadi wajar ketika seseorang tengah mengalami fase kesepian karena ditinggalkan atau kehilangan sesuatu, namun Allah sudah menjawab dalam Al-Quran, yang berbunyi

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat nama Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

(Q.S. Ar-Rad:28).

Agama Islam juga menawarkan cara untuk mengatasi kesepian, salah satunya dengan menghadiri sholat berjamaah, karena kegiatan tersebut dapat meningkatkan kohesi sosial dan mengangkat rasa persaudaraan yang tinggi.

"Sholat berjamaah dua puluh tujuh kali lebih berjasa daripada sholat yang dilakukan secara individu." (Bukhari dan Muslim).

Allah selalu ada ketika kita merasa kesepian, kehilangan bahkan tidak berdaya, Allah tidak pernah meninggalkan hambanya, hanya saja seorang individu seringkali merasa sendiri sehingga penting menerapkan awareness bahwa Allah adalah sutradara paling berkuasa diatas segalanya.

Photo By Pixabay

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image