Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Regita Rivandra Suhari

Pentingnya Bakat dalam Mengaktualisasi Diri Pada Dunia Pendidikan

Info Terkini | Thursday, 16 Dec 2021, 12:44 WIB

Bakat merupakan anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia bukan? Setiap orang terlahir kedunia pastinya mempunyai bakat yang berbeda-beda. Namun tidak semua orang memiliki bakat atau talenta . Bakat tercipta dari lahir dan bisa dikembangkan melalui aktualisasi diri.

Hubungan Antara Bakat dan Aktualisasi diri

Andrea Piacquadio dari Pexels" />
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Jika kita kaitkan antara bakat dengan aktualisasi diri, kita membutuhkan suatu rasa percayaan diri yang sangat besar karena tanpa adanya rasa percaya diri sangatlah mustahil tentunya? Kita tidak bisa menunjukkan kemampuan kita kepada orang lain. Apalagi di zaman sekarang ini semua bentuk aktualisasi diri dikaitkan dengan segala aspek kehidupan mulai dari aspek sosial, budaya, reliji, ekonomi, bahkan dalam segi pendidikan sekali pun. Sebagaimana yang tercantum dalam sebuah tulisan Abraham Maslow bahwa tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar adalah aktualisasi diri, dimana aktualisasi tersebut merupakan kebutuhan diri manusia untuk membuktikan dan menunjukkan dirinya kepada orang lain. Dimana seseorang harus mengembangkan bakatnya semaksimal mungkin dari segala potensi yang dimilikinya. Sementara Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang tidak perlu melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan justru keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi.

Aktualisasi diri adalah keinginan seseorang untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Sementara bakat adalah pemberian Tuhan secara langsung tanpa memperhatikan apa, siapa dan asal-usul orang yang dianugerahi bakat. Namun perlu dingat oleh kita, kita juga harus waspada dengan adanya konsep aktualisasi diri, karena dengan adanya tuntutan aktualisasi diri seseorang bahkan rela untuk menjadi sosok yang over acting didalam kehidupan dengan mengenyampingkan bakatnya yang ada. Bahkan terkadang beberapa oknum tertentu rela merendahkan bakat guna tercapainya tujuan utama yakni bisa lebih hebat dari orang lain, kemampuan diri bahkan harga diri sekalipun guna mendapatkan gelar agar bisa “diakui” di tengah-tengah kehidupan. Dengan kata lain aktualisasi diri adalah keinginan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri secara menyeluruh, meningkatkan kemampuan diri, dan menjadi orang yang lebih baik. Sehingga dapat kita katakan bahwa peranan bakat begitu sangat penting bagi terciptanya aktualisasi diri seseorang.

Syarat yang diperlukan dalam pencapaian aktualisasi diri adalah terpuaskannya kebutuhan-kebutuhan dasar dengan baik, Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abraham maslow dengan membuatkan sebuah piramida yang disebut dengan hierarki kebutuhan. Dalam piramida tersebut ada 5 tingkatan kebutuhan yang harus terpenuhi dalam diri seseorang dalam kehidupannya terdiri dari aktualisasi diri, kebutuhan menghargai, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan kenyamanan dan kebutuhan fisiologis. Sementara itu bakat terletak pada kebutuhan menghargai dengan adanya bakat atau talenta yang dimiliki seseorang, maka orang tersebut akan dapat dihargai oleh orang lain. Bentuk kepuasaan yang dimiliki oleh diri sendiri melalui penghargaan yang diberikan oleh orang lain dapat meningkatkan dan menimbulkan rasa kepuasan yang tertinggi dari orang tersebut. Dengan adanya rasa kepuasaan yang tertinggi dapat memberikan rasa semangat dalam meraih setiap hal-hal yang diinginkan dalam kehidupan.

Hubungan Antara Aktualisasi Diri Pada Pendidikan

Photo by Pixabay: https://www.pexels.com/photo/newly-graduated-people-wearing-black-academy-gowns-throwing-hats-up-in-the-air-267885/

Ketika kita berada pada dunia pendidikan pasti kita punya misi dan tujuan agar bisa mencapai apa yang diinginkan. Untuk itu betapa sangat pentingnya kita menarik benang merah dan mengaitkan aktualisasi diri pada dunia pendidikan. Dengan kata lain semakin tinggi kebutuhan seseorang terpuaskan, maka seseorang akan semakin dapat mencapai derajat individualitas atau kemandirian, kematangan dan berjiwa sehat. Namun hal ini dapat berdampak pada pembentukan karakter kesombongan diri seseorang.

Pada dunia pendidikan yang berkaitan dengan konsep belajar dan impian. Dalam kosep belajar kita perlu melatih diri dan kemampuan kita agar bisa mencapai tujuan dan keinginan yang ingin kita targetkan guna menjai bekal untuk masa depan kita nanti. Bahkan dalam meraih impian dan kesuksesan kita harus mengaktualisasikan diri kita secara penuh dan totalitas , sepertinya kita harus mempunyai sebuah target yang ingin dicapai. Dalam meraih sebuah impian pasti kita mempunyai tahapan-tahapan dan tujuan akhir guna bisa mencapai sesuatu yang lebih tinggi dengan persiapan yang matang dan sudah kita persiapkan jauh hari sebelumnya. Kemudian berusaha untuk selalu mencoba, meskipun terkadang kita sering mengalami kegagalan dalam suatu ujian namun, tetaplah selalu mempunyai keberanian untuk bangkit dan berdiri untuk mencoba kembali hal-hal yang telah membuat kita menjadi gagal dan pecundang. Karena pada dasarnya sesuatu dengan dimulai dari kegagalan dan pengulangan itu adalah kunci untuk meraih sebuah kesuksesan dan keberhasilan di masa yang akan datang. Suatu keberhasilan dan kesuksesan bisa kita raih dengan banyaknya pengalaman-pengalaman yang dilakukan pada diri kita sendiri, serta bertanggung jawab atas apa yang sudah kita pilih serta tetap berpegang teguh untuk mengembangkan bakat yang kita punya. Maka dari itu pendidikan sangat penting bagi kita untuk mencapai suatu impian yang kita inginkan dan harapkan.

Berdasarkan pernyataan pedapat diatas menunjukan dan mengarah kepada aspek-aspek pengaktualisasi diri sangat berkaitan dengan diri individu itu sendiri, karena upaya yang dilakukan dalam mengembangkan potensi, membantu peserta didik mengenali bakat dan membentuk karakter peserta didik merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik dalam mewujudkan atau menumbuh kembangkan aktualisasi diri mereka. Dengan mengaktualisasikan diri seseorang akan merasa berguna, percaya diri, mandiri, toleransi, kesederhanaan, kesadaran sosial dan berharga dilingkungan masyarakat. Sehingga dengan mengembangkan aktualisasi diri peserta didik di harapkan dapat menjawab atau menyelesaikan permasalahan dan persoalan karakter saat ini.

Bergeser sedikit ke ruang lingkup pendidikan. Antara bakat,aktualisasi di dalam dunia pendidikan saling berangkulan ibaratnya semacam lingkaran yang mempunyai pertemuan diantara ujung-ujungnya saling mendukung.

Seperti apa yang disampaikan oleh Abraham Maslow, proses menuju aktualisasi diri tersebut peserta didik memerlukan bantuan dari orang lain, antara lain guru, orang tua, dan teman sebayanya. Oleh karena itu untuk membantu mengaktualkan potensi yang dimiliki peserta didik maka perlunya kerjasama antara guru, orang tua siswa dan kepala sekolah, serta karyawan sekolah dalam memberikan perhatian terhadap kegiatan positif yang dilakukan peserta didik. Karena di masa-masa tersebut mereka berusaha menunjukan apa yang sedang mereka pelajari sebagai wujud eksistensinya di dalam lingkungan.

Dengan demikian melihat pentingnya suatu konsepsi aktualisasi diri untuk mengembangkan semua potensi bakat dan kemampuan mereka baik itu aspek kognitif, psikomotorik dan afektifnya. Sehingga pendidikan mempunyai arah yang jelas mengenai nilai-nilai apa saja yang harusnya menjadi pedoman bagi lembaga pendidikan dalam membuat program atau kegiatan dalam mengaktualkan potensi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image