Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Najmuddin Saifullah

Semakin Berilmu Semakin Tawadhu

Agama | 2023-01-30 13:57:56

Menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban yang harus diupayakan oleh umat Islam. Belajar bisa di mana saja dan kapanpun waktunya. Apalagi di era yang serba mudah mendapatkan informasi seperti sekarang. Bacaan sudah disediakan melimpah di internet maupun media cetak. Namun demikian, ada hal yang harus diwaspadai ketika kita mendapat pengetahuan baru, yaitu rasa sombong yang datang menghinggapi. Oleh sebab itu, setidaknya ada perbedaan sikap yang dialami oleh seseorang apabila mendapatkan ilmu:

Memiliki sedikit ilmu

Ketika baru mendapat sedikit ilmu, akan ada rasa sombong yang hadir. Hal ini disebabkan oleh anggapan diri lebih mengetahui dibanding orang lain. Bisa jadi ketika kita baru mengetahui ilmu tajwid, kemudian menjadi makmum dari imam yang masih kurang bagus membaca al-qur’an. Muncul perasaan dalam hati ‘bacaan ini saja tidak tau’. maka waspadalah bisa jadi sombong perlahan sudah masuk ke diri kita. Apalagi saat kita sedang menyandang status sebagai penuntut ilmu, jangan sampai memandang rendah orang yang kegiatan sehari-harinya bukan menuntut ilmu.

Mendapat banyak ilmu

Sebagaimana pepatah padi “semakin berisi semakin merunduk”, maka orang alim yang mempunyai pengetahuan luar biasa akan memiliki sifat tawadhu. Karena semakin memiliki ilmu, rasa haus ilmu muncul. Kita bisa melihat bagaimana ulama, ilmuan, dan orang alim dalam bersikap. Pergaulan dan sifat kesehariannya sangat rendah hati mencerminkan keluasan ilmu yang dimiliki.

Salah figur yang bisa kita contoh adalah Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi, seorang ulama besar dari Mesir. Beliau disebut sebagai mujadid abad ke-20 karena fatwanya menjadi rujukan di dunia Islam. Tafsir populer berjudul Tafsir Asy-Sya’rawi adalah salah satu mahakarya yang ia lahirkan. Besarnya pengaruh Asy-Sya’rawi terlihat saat ia meninggal dunia pada 17 Juni 1998 di Giza, Mesir. Lebih dari satu juta orang berkumpul memenuhi jalanan di kota Kairo untuk mengantarkan jenazahnya.

Salah satu ketawadhuan yang dimiliki Asy-Sya’rawi adalah ketika ia mengisi kuliah umum di Universitas Kairo, Mesir. Saat itu Asy-Sya’rawi menyampaikan kuliah dengan orasi yang luar biasa dan membuat orang-orang takjub. Akan tetapi rasa takjub tersebut malah membuat mereka memperlakukan Asy-Sya’rawi dengan berlebihan. Mereka mengangkat Asy-Sya’rawi ke atas kelapa mereka dan dipuja-puja seperti raja yang sedang keluar istana. Perlakuan tersebut membuat tidak membuat Asy-Sya’rawi senang, justru membuatnya banyak istighfar memohon ampunan Allah. Kemudian ia pergi ke kamar mandi, dan membersihkannya seraya berkata kepada anaknya yang saat itu menghampiri, “Anakku, aku tidak pantas dihormati dengan seperti itu. Aku bukanlah siapa-siapa dan tidak bangga dengan yang telah kulakukan, maka aku melakukan ini (membersihakan kamar mandi)”.

Kita bisa melihat sifat tawadhu yang luar biasa dari orang yang memiliki banyak ilmu. Karena banyaknya ilmu yang dimiliki akan membuat sifat tawadhu semakin besar. Sedikit ilmu bisa membuat orang merasa lebih tahu dan sombong.

Astaghfirullahal adzim...

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image