Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Joko Susanto

Dari 'Tawaf Bersama Rembulan'

Agama | Saturday, 28 Jan 2023, 16:43 WIB

Musim perjalanan haji 1444 H tinggal menghitung bulan. Jutaan muslim se-dunia telah menantikan dengan penuh kesabaran. Kerinduan ziarah ke tanah suci dilangitkan lewat lantunan doa dan harapan.

Buku bersampul biru bertitel 'Tawaf Bersama Rembulan' ini saya beli ketika Islamic Book Fair 2022 lalu. Muhammad Subarkah, penulis buku yang diterbitkan Republika Penerbit ini dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa Ka'bah ternyata menjadi dzikir dalam hati yang dibawa kemana-mana.

Dari karya ini kita dapat membayangkan pula betapa heroiknya perjuangan orang-orang terdahulu berziarah ke tanah suci. Tidak hanya dari jamaah Indonesia yang naik kapal mengarungi lautan luas menuju Timur Tengah.

Pada tahun 2007, para jamaah haji asal Rusia dari kelas menengah ternyata mereka naik haji dengan berkendaraan roda empat. Mereka melintasi tujuh negara dan menempuh jarak ribuan kilometer. Perjalanan ditempuh dalam waktu 15 hari. Ketika ditanya tentang suka duka perjuangannya itu, jamaah asal Rusia itu menjawab : perjalanan dengan naik mobil kami ini jauh lebih mudah daripada naik unta atau berjalan kaki seperti yang dilakukan leluhur kami. (Hal 337).

Menurut penyair Arab abad ke-11 M, seperti diutarakan kritikus sastra Abdul Qahir al-Jurjani, pada musim haji, yang tampak di lembah-lembah sekeliling Makkah adalah punggung-punggung unta. Mereka datang dari negeri-negeri yang jauh. Demikian kata Abdul Hadi WM.

Guru besar falsafah dan kebudayaan Islam, Abdul Hadi WM mengatakan bahwa Ka'bah di Makkah merupakan rumah terjauh sehingga banyak sekali orang yang berkunjung ke sana dari berbagai penjuru. Sewaktu berada di Makkah atau di depan Ka'bah, semua jamaah haji merupakan tamu Allah.

Persatuan Islam dan persaudaraan muslim diikat oleh tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan adalah satu yaitu Allah SWT.

Karena itu, sebenarnya dalam Islam tidak diperkenankan muslim menolak muslim lain hanya karena beda etnis, bangsa, dan paham keagamaan. Namun demikian, memang usaha untuk memecah-belah umat Islam sudah lama dilakukan, bahkan mungkin setua sejarah Islam itu sendiri. Dan itu dilakukan oleh mereka yang tidak senang orang Islam bersatu. (Hal 249).

Buku berjudul 'Tawaf Bersama Rembulan'

Ebiet G. Ade membuat syair lagu 'Di Sudut Rumah-Mu' yang menceritakan keharuan dan kepasrahan dirinya setelah tawaf memutari Ka'bah sebanyak tujuh putaran. Berikut syair lagu tersebut:

Di sudut rumah-Mu aku bersujud

Seusai berkeliling tujuh putaran

Tubuhku aku pasrahkan

Jiwaku aku ikhlaskan

Di Multazam aku rentangkan doa

Memohon ampun dari timbunan dosa

Sujudku aku rekatkan

Air mataku tak tertahankan

Dan aku tumpahkan

Di sini,

Aku merasa kecil dan tak berarti

Ya Rabbi tunjukkan

Ke mana langkah mesti kubawa

Di sini,

Aku merasa tak berdaya

Menunggu uluran tangan-Mu

Melepaskan aku dari kesombongan dan takabur

Tibalah saat aku harus pamit

Kukecup Hajar Aswad dengan hidmat

Dalam doaku semoga seluruh umat

Datang bersujud ke haribaan-Mu

Dan atas panggilan-Mu

Pembaca, ibadah haji memang berbeda. Dia mempunyai kedudukan yang tinggi dan istimewa di hati umat Islam dari dulu, kini, dan nanti. Semoga suatu saat nanti, kita dapat merasakan langsung kesyahduan dan kekhusyu'an ibadah haji sebagaimana yang telah dinikmati dan dikenang selalu oleh saudara-saudara kita terdahulu.

(Kos Slipi, Sabtu, 28 Januari 2023)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image