Islam Mengajarkan Kita Membuat Perencanaan dengan Baik
Agama | 2023-01-27 11:03:33Oleh: Mochamad Fadlani Salam*
Perencanaan (planning) adalah bagian dari ilmu manajemen. Manajemen adalah seni dalam mengatur suatu kegiatan dalam aspek kehidupan untuk mencapai suatu tujuan. Sementara perencanaan adalah suatu usaha memikirkan, mengatur, strategi untuk menentukan tujuan sebagai usaha mewujudkan cita-cita.
Benjamin Franklin pernah mengatakan bahwa “If you fail to plan, you plan to fail”. Ini dipandang karena perencanaan termasuk dalam salah satu siklus manajeman. Jika dalam sebuah siklus bunyi, sebuah manajemen akan memiliki ritme dan metrum. Di antara keduanya (ritme dan metrum) itu bisa bertambah, berkurang, bahkan hilang sisi keindahannya.
Penambahan sisi keindahan intonasi bunyi inilah yang dikenal dengan istilah kakafoni (suara yang gaduh tidak beraturan) dan efoni (suara yang indah dan beraturan). Sebuah perencanaan yang buruk, akan menyebabkan manajemen menjadi kakafoni.
Kemudian, perencanaan jika dipandang sebagai sebuah proses, dapat dikatakan umum dilakukan dalam setiap aktivitas manusia yang bertujuan pada kebaikan, yakni optimalisasi sumber daya yang dimiliki sehingga dapat tercapai apa yang menjadi goal dari individu atau juga organisasi.
Tugas dari Allah SWT
Setiap individu manusia dalam pandangan Islam memiliki tugas mulia untuk dapat menjadi khalifah dan dapat beramal saleh atau beribadah pada setiap aktivitasnya di alam semesta ini. Manusia yang mampu bekerja secara produktif, efektif, dan efisien, juga mampu menggerakkan organisasi pada kehidupan ini, berarti ia mampu melaksanakan tugas dari Allah SWT Sang Pencipta Alam Semesta. Pasalnya, ini menjadi bagian dari fungsi dirinya sebagai khalifah dan menjadi bagian dari beramal saleh.
Untuk itu, dalam konteks sumber daya manusia (SDM), SDM merupakan aset paling berharga sebagai pendukung aktivitas sebuah organisasi. Oleh karena itu, SDM harus direncanakan kuantitas ataupun kualitasnya. Jika berlebihan jumlahnya akan terjadi pemborosan dan menyulitkan pengawasan, sedangkan ketidaktepatan kualifikasi akan berdampak negatif terhadap organisasi.
Di dalam Al-Quran surah Al-Hasyr ayat 18 terdapat muatan tentang perencanaan bahwa perencanaan yang akan dilaksanakan harus disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi di masa lalu, di masa sekarang, dan di masa depan. Oleh karena itu, untuk memprediksi masa depan dibutuhkan perencanaan matang yang berorientasi duniawi-ukhrawi.
Konsep perencanaan dapat mengadopsi dari apa yang dikandung dalam konsep takdir atau qadar dalam Islam. Sebagai muslim, kita diajarkan bahwa qadar atau takdir merupakan ketentuan Allah SWT. Takdir juga merupakan rencana Allah SWT untuk semua makhluk-Nya yang sudah pasti akan terjadi. Bahkan, takdir merupakan ketentuan Allah SWT sebelum adanya makhluk.
Segala yang terjadi kepada makhluk dan alam semesta ini, oleh Allah SWT telah melalui tahap perencanaan seperti yang tertuang dalam lauhulmahfuz. Seperti tafsiran yang dijelaskan dalam QS Al-Hadid ayat 22, misalnya, sebelum dilakukan penciptaan maka dilakukan pencatatan mencakup segala sesuatunya. Senada dengan hal ini, hadis Rasulullah SAW menyebutkan, "Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi," (HR Muslim).
Keberadaan mahluk di langit dan bumi telah tersistem segalanya dengan baik sesuai dengan kadarnya dan ini merupakan perencanaan dari Allah SWT.
Fitrah manusia
Betapa besarnya manfaat yang akan kita dapatkan, jika kita membuat suatu perencanaan dengan baik. Di samping itu, merencanakan sesuatu adalah salah satu fitrah manusia yang sudah Allah SWT anugerahkan.
Hodgetts menjelaskan bahwa di antara manfaat perencanaan adalah setiap aktivitas yang kita lakukan akan lebih nyaman dan teratur yang bermuara ke arah pencapaian sasaran atau tujuan karena dengan perencanaan suatu aktivitas itu dapat diproyeksikan.
Dari perencanaan juga kita akan mengetahui apakah perlu diadakannya perubahan untuk mengantisipasi masa yang akan datang. Perencanaan merupakan sebuah gambaran dasar yang bermanfaat untuk kita bisa melakukan pengawasan dan audit. Sebuah perencanaan akan memunculkan dorongan kepada orang agar berprestasi.
Jangan sampai kita sebagai muslim, di mana saja kita beraktivitas, intonasi kakafoni yang selalu didengar. Ketidakberaturan yang terjadi menjadikan sistem yang buruk dan merugikan bagi lingkungan. Terlebih jika kita mengemban amah sebagi khalifah (pemimpin) di mana kita berada. Malah kita berlindung di balik istilah takdir.
Kita wajib beramal saleh, bagaimana menyusun sebuah perencanaan yang baik, yang dapat membawa kemashlatahan bagi semua manusia di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Khalifah muslim terkemuka, Harun Ar-Rasyid, pernah berkata, “Aku tidak pernah senang dengan keberhasilan yang tidak direncanakan dengan maksimal, begitupun aku tidak pernah bersedih dengan kegagalan setelah aku berencana dan berusaha dengan maksimal.”
*Dosen program studi Pendidikan Agama Islam UM Bandung
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.