Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vivi Nurwida

Memuliakan Pembaca Alquran, Bukan dengan Sawer!

Agama | Thursday, 26 Jan 2023, 14:27 WIB

Baru-baru ini publik dikejutkan oleh viralnya video seorang Qariah bernama Nadia Hawasyi yang disawer saat melantunkan ayat suci Alquran. Usai viralnya video tersebut di media sosial, Nadia mengaku bahwa dirinya merasa tidak dihargai dengan aksi sawer tersebut. Lebih lanjut, ia mengaku bahwa dirinya tidak bisa marah, berhenti atau menegur, karena saat itu karena posisinya sedang mengaji yang merupakan bagian dari adab membaca Alquran (dilansir dari kompas.com, 6-1-2023).

Niradab, Tidak memuliakan Alquran

Alquran adalah Kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat yang agung, Ruhul Amin, Malaikat Jibril, kepada manusia yang paling mulia yaitu Baginda Nabi Muhammad Saw. dengan seindah-indahnya bahasa.

Sawer untuk pembaca Alquran ini, meski dengan dalih mengapresiasi adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan, bahkan merupakan tindakan yang tidak terpuji. Justru, hal ini adalah bentuk pelecehan terhadap Alquran dan pembacanya, menghargai hanya dengan materi yang tidak seberapa artinya. Terlebih, menyelipkan uang ke kerudung qariah adalah bagian merendahkan kehormatan seorang muslimah, terlebih pembaca Alquran.

Aksi ini adalah aksi niradab, karena sama saja mensejajarkan bacaan Alquran dengan lantunan musik dangdut dengan budaya sawernya. Walaupun tidak diketahui pasti apakah ini karena ketidakpahaman terhadap syariat Islam, atau justru adanya unsur kesengajaan. Namun, aksi ini sungguh sangat disayangkan, terlebih aksi merendahkan Islam, simbol dan ajarannya sudah berulang kali terjadi di negeri dengan mayoritas penduduknya beragama Islam ini.

Buah Sekularisme

Ketika sekularisme-liberalisme sudah dijadikan sebagai sebuah asas, telah menjadikan banyak orang berbuat tanpa mengindahkan aturan agama. Agama justru dipisahkan dari kehidupan. Jauhnya diri seorang Muslim dari aturan agama inilah yang mengakibatkan kemuliaan Alquran dan pengembannya tidak terjaga.

Standar kebahagiaan masyarakat sekuler adalah materi. Mereka menganggap bahagia adalah mendapat materi sebanyak-banyaknya. Alhasil, bisa jadi orang yang menyawer qariah ini menganggap dengan memberikan uang (materi) adalah memberikan penghormatan juga memberikan kebahagiaan bagi sang pembaca. Inilah kesalahpahaman yang fatal yang mesti diluruskan di tengah-tengah kaum Muslimin.

Standar bahagia yang hanya dengan materi jika tidak dihentikan akan terus meluas dan berbahaya bagi aqidah umat. Penghormatan terhadap Alquran akan semakin memudar, bahkan bisa jadi hanya akan menjadikan Alquran sebagai buku pajangan di atas lemari, tanpa pernah menjadikannya sebagai bahan bacaan, apalagi sebagai pedoman hidup.

Sudah semestinya seorang Muslim memahami hukum terkait apa yang hendak dilakukannya. Bahwasanya, setiap amalan manusia akan diterima bukan hanya niatnya yang baik (ikhlas), namun juga harus sesuai dengan hukum syara'. Walah niat yang dilakukan untuk mengapresiasi, namun cara yang dilakukan tidak sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya, maka amalan ini jelas tertolak, bahkan bisa menjerumus pada dosa.

Sistem Islam Lahirkan Insan Yang Memuliakan Alquran

Patut diwaspadai oleh umat hari ini, sekularisme telah mengakibatkan umat jauh dari pemahaman agama. Karenanya, diperlukan upaya serius dari dalam diri umat untuk memperjuangkan sebuah sistem yang akan menumbangkan sistem kapitalisme-sekularisme, yang dengannya kehormatan Islam dan kaum Muslimin bisa terjaga.

Diperlukan sebuah negara yang menerapkan Islam secara kaffah, yang dengannya akan melindungi keamuliaan dan keagungan Alquran, pembaca juga penghafalnya. Selain itu, negara ini akan menerapkan isi Alquran dalam seluruh aspek kehidupan. Dengannya Alquran tidak hanya dibaca, tapi juga diamalkan oleh individu, masyarakat juga negara.

Tidak akan ada lagi orang yang yang melecehkan Alquran, Islam, kaum Muslim dan semua simbol-simbolnya. Negara akan memberikan sanksi yang tegas lagi keras bagi para pelanggar aturan Islam. Dengan penerapan Islam secara kaffah ini juga akan mampu mewujudkan insan yang senantiasa memuliakan Alquran, karena ketakwaan individu, masyarakat yang berdakwah dan negara yang menerapkan Islam akan membentengi umat dari perilaku yang dilarang agama.

Wallahu a'lam bisshowab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image