Berjalan Ke Arah Cinta
Sastra | 2023-01-25 14:24:05Aku berjalan menuju arah yang tak menentu. Melipat jarak
lalu memendekkan kenangan dimana ingatan-ingatan luka
berbaris di sepanjang kemenangan yang tak kunjung abadi
di sebaris kekalahan tentang kapan menjadi tua. Lalu duka
mengembalikan masing-masing muasal. Berbicara agar dia
saling mengutuhkan ketika kaki-kaki telanjang itu kembali
menjejak sebagian perayaan dimana alamat-alamat sendiri
ketika akhirnya kepal ingatan saling mengingatkan.
Memberi ruang ketika kaki-kaki itu tetap melangkah pasti.
Menuntun bayang-bayang purnama dimana terik matahari
esok pagi masih bisa menjadi saksi atas pertanda kenangan,
kebangkitan dan kemenangan yang tak kunjung selesai kita
susuri sebab-sebab kebangkitannya. Melawan keterpurukan
untuk membaca sebagian diri pada kaca-kaca yang tak akan
kembali lewat bias ingatan yang menyepi sendiri kemudian.
Lalu, di hadapan jendela yang mengembun. Lewat sisa-sisa
rintik hujan yang mengembun di kacanya. Aku tak kembali
bertutur, merawat atau membiarkan tumbuh kembang riuh
pada sebagian gambar tentang doa-doa yang tetap kembali
menafsirkan tautan-tautan lain tentang bunga warna-warni
dimana kita dan kebaikan tetap berjalan lurus menuju cinta
juga dakuan-dakuan rasa lain yang tumbuh bersamanya.
2017
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.