Merasakan Manusia yang Dihinakan
Sastra | 2023-01-24 19:12:55Merasakan Manusia yang "DIHINAKAN"
Aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku dan
Dalam kepedihan hatiku
Tentang keadilan yang sudah mati dan
Terlampau jauh dalam khayalan.
Manusia tidak sadar
Bahwa ketimpangan sosial telah dilahirkan
Dari rahim kemunafikan.
Lupakah mereka bahwa semua manusia itu sama?
Sadarkah mereka bahwa
hidup manusia itu berasal dari hembusan nafas yang sama?
Atau tidak sadarkah mereka bahwa
Manusia adalah jalinan kasih antara
Tulang, daging, dan nadi yang sama?
Manusia sudah dibutakan oleh uang
Sehingga mereka tidak dapat lagi melihat butuh panggul
yang dengan sakit bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
Perwakilan rakyat sudah menjadi tuli
karena kokohnya tembok yang dibangun mereka
untuk menjauh dari tangisan rakyat yang kelaparan
Bukankah telinga menguji kata-kata seperti lidah mengecap makanan?
Lantas mengapa engkau tak dapat menguji antara
kebohongan yang keluar dari mulut orang-orang durhaka
yang menjadikan sesamanya sebagai budak dan
Rakyat yang terus berteriak demi mendapat sesuap harapan?
Ibu-ibu berpeluh, menangis dan
Ayah-ayah bekerja dengan menjadi hina
Sebab engkau telah melukis hal-hal yang pahit terhadap mereka dan
Merawat kesengsaraan terhadap anak-anak mereka.
Janganlah lagi bermulut besar terhadap kami
sebab Kebohonganmu dan janji-janjimu
telah menjadi hinaan tetapi engkau tidak menyadarinya
Oleh : Chrystofel R.O Babys (Anggota Eksekutif Komisariat LMND Universitas Bung Karno)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.