Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Defi Dini

Best Practice PKP

Eduaksi | Tuesday, 24 Jan 2023, 16:32 WIB

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pelaksanaan pembelajarannya, IPA harus dirancang sesuai dengan kebutuhan, karakter,dan kemampuan siswa. Tidak bisa hanya dilakukan dengan sekedar transfer ilmu (transfer knowledge) dari guru ke siswa. Tetapi harus mengarahkan peserta didik untuk berfikir kritis dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri atau problem solving yang disebut dengan pembelajaran higher order thinking skill. Selain itu, menurut hasil temuan Depdiknas proses pembelajaran IPA selama ini masih berorientasi pada penguasaan teori dan hafalan. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi kepada guru cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan siswa, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskan kurang optimal.

Masalah yang ditemukan pada diri siswa SMP adalah masih memandang bahwa pelajaran IPA merupakan pelajaran yang paling sulit. Hal ini terlihat dari minat belajar yang kurang, hasil ulangan harian rendah, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas rata-rata masih di bawah standar ketuntasan. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil belajar siswa rendah, antara lain : (1) metode pembelajaran yang digunakan masih monoton, misalnya dengan menggunakan metode ceramah yang kurang memanfaatkan media dan sumber belajar; (2) siswa kurang motivasi untuk mengerjakan tugas-tugas di rumah; (3) minat baca siswa masih rendah; (4) siswa masih pasif di dalam mengikuti pelajaran dan diskusi kelompok; (5) siswa takut untuk bertanya kepada guru pada saat proses belajar mengajar; dan (6) siswa tidak berani untuk tampil maju di depan kelas pada saat presentasi.

Salah satu model pembelajaran yang berorientasi HOTS adalah discovery learning. Model pembelajaran penemuan (discovery learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi ketika siswa tidak disajikan informasi secara langsung tetapi siswa dituntut untuk mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi tersebut secara mandiri. Siswa dilatih untuk terbiasa menjadi seorang yang saintis (ilmuan). Mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan. Di akhir pembelajaran diharapkan peserta didik mendapatkan belanjaan komplit, tentunya dengan konfirmasi dan penguatan dari guru selaku fasilitator.

Penulis dalam proram Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) yang mencoba menuangkan dalam Best Practice dengan judul Upaya Peningkatan Pengetahuan Materi Pengukuran Melalui Metode Discovery Learning pada Peserta Didik Kelas 76 di SMP Negeri 22 Depok.

B. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan pembelajaran IPA Kelas VII.6 SMP Negeri 22 Depok semester ganjil pada pokok bahasan interaksi mahluk hidup dan lingkungannya dengan model Discovery Learning. Dalam kegiatan ini, peserta didik diajak untuk melatih kompetensinya dalam pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan.

C. Manfaat Kegiatan

Kegiatan pembelajaran dalam Best Practice ini ditujukan untuk mengetahui:

1. Pengaruh model pembelajaran terhadap pengetahuan peserta didik SMP Negeri 22 Depok.

2. Penelitian ini dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang terkait dengan pengaruh interaktif model pembelajaran Discovery Learning.

3. Penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti bagi pendidik dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat.

BAB IILANDASAN TEORI

Model pembelajaran discovery learning merupakan cara yang digunakan oleh para siswa untuk membahami konsep atau pengertian serta hubungannya melalui proses intutif dengan cara melakukan observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan serta inferi sehingga pada akhirnya akan sampai dalam sebuah kesimpulan.

Selama ini, model pembelajaran yang diterapkan membuat para siswa menjadi pasif yang hanya secara terus-menerus menerima materi atau pengajaran dari guru. Sehingga dengan terciptanya model pembelajaran discovery learning diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam memahami materi dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi sendiri.

Dalam model pembelajaran discovery learning guru bertugas untuk membimbing dan mengarahkan para siswa untuk dapat belajar dan berpikir secara kreatif. Caranya adalah guru hanya menyampaikan materi secara garis besar dan selanjutnya para siswa ditntut untuk mencari informasi sebanyak mungkin, membandingkan, mengkategrikan, menganalisis, mengintegrasikan dan membuat kesimpulan.

Model pembelajaran discovery learning diterapkan dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar para siswa dapat dengan baik memahami materi yang dipelajari dengan cara menterjemahkan ke dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh mereka.

BAB IIIPELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran

Kegiatan pembelajaran ini bertujuan meningkatkan pengetahuan peserta didik kelas 76 di SMP Negeri 22 Depok dengan jumlah 36 peserta didik terdiri dari 19 orang peserta didik laki-laki dan 17 orang peserta didik perempuan

B. Bahan dan Materi Kegiatan

Kegiatan pembelajaran ini dilakukan pada pembelajaran IPA materi pengukuran pada Kompetensi Dasar 3.1 dan Kompetensi Dasar 4.1. Dimana KD 3.1 dan 4.1 berisi:

3.1 Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran dengan menggunakan satuan standar (baku)

4.1 Menyajikan data hasil pengukuran dengan alat ukur yang sesuai pada diri sendiri, makhluk hidup lain, dan benda-benda di sekitar dengan menggunakan satuan tak baku dan satuan baku

Kegiatan pembelajaran menggunakan media berupa tampilan video pada dan penjelasan power point. Dalam proses pembelajaran materi Interaksi Mahluk Hidup dan Lingkungannya dilaksanakan dengan menggunakan HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan KecakapanAbad 2l, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan awal / pendahuluan

· Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran

· Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

· Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

· Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

· Menyampaikan tujuan pembelajaran

· Menyampaikan teknik penilaian

· Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan

· Membagi peserta didik dalam kelompok (dibagi dalam 6 kelompok sehingga 1 kelompok terdiri dari 6 orang)

2. Kegiatan inti

· Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk mengecek pemahaman awal sekaligus menarik perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Setiap kelompok dibagikan kartu diskusi yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus didiskusikan kelompok

· Siswa dibagikan alat tulis dan kertas untuk menuliskan hasil diskusi

· Dengan menggunakan buku paket dan buku penunjang lainnya sebagai sumber literasi, siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

· Peserta didik memahami cara kerja pakai alat pengukuran pada power point

· Peserta didik dibagi alat (micrometer sekrup dan jangka sorong) beserta lembar kerja

· Peserta didik menggunakan alat ukur untuk mengukur benda yang telah disediakan

· Peserta didik menyampaikan hasil pengukuran

· Peserta didik melakukan tanya jawab antar teman

· Dibimbing guru, secara bersama peserta didik membuat kesimpulan dari materi yang didiskusikan

3. Kegiatan Penutup

· Guru memberikan refleksi atau umpan balik dari proses pembelajaran

· Peserta didik diberi pertanyaan dan dijawab secara lisan tentang materi yang telah dipelajari

· Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik

· Menyampaikan rencana untuk pertemuan yang akan datang

C. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pembelajaran ini dilakukan menggunakan model pembelajaran discovery learning.

D. Instrumen

Hasil kegiatan pembelajaran berupa nilai pengetahuan dilihat ada atau tidak ada pengaruhnya dengan instrumen penilaian pengetahuan (lampiran 1) berjumlah 30 soal.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan pembelajaran ini dilakukan pada semester 1 Tahun Pelajaran 2019-2020 di SMP Negeri 22 Depok.

BAB IVHASIL KEGIATAN

Kegiatan pembelajaran dengan model Discovery Learning cocok untuk materi pengukuran, hal ini karena didapatkan hasil belajar (pengetahuan) peserta didik mengalami peningkatan. Selain itu dalam proses pembelajaran peserta didik antusias dan dengan senang, mereka melaksanakan langkah-langkah proses pembelajaran karena situasi belajar tidaklah menjadi membosankan. Peserta didik didorong untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan literasi, menuliskan hasil diskusi, menyampaikan hasil diskusi sebagai proses transfer pengetahuan, berpikir kritis dalam pemecahan masalah sekaligus meningkatkan sikap sosialnya terhadap teman yaitu bekerja sama dalam diskusi maupun dalam penyajian hasil diskusi. Diharapkan apabila kondisi positif seperti tersebut di atas terus berlangsung dan lebih meningkat maka tujuan dan sasaran proses pembelajaran akan segera tercapai yaitu peningkatan hasil belajar.

Namun demikian, di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning ini masih menemui kendala – kendala yang dihadapi, yaitu :

1. Peserta didik tidak langsung memahami langkah – langkah kerja yang harus mereka lakukan pada saat proses pembelajaran, walaupun guru sudah menjelaskannya. Jadi, pada waktu pelaksanaan pembelajaran, guru harus mengawasi dan memberikan bimbingan secara langsung pada tiap – tiap kelompok.

2. Peserta didik masih ada yang belum aktif dalam proses pembelajaran, sehingga guru harus memberikan perhatian dan motivasi khusus kepada peserta didik tersebut, karena ada kemungkinan peserta didik ini merasa rendah diri untuk berperan aktif dalam kelompoknya

BAB VSIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah kegiatan pembelajaran ini pada peserta didik 76 di SMP Negeri 22 Depok yang dilakukan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model Discovery learning cocok untuk materi pengukuran karena meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.

2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sistematis dan dilaksanakan berorientasi HOTS, mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21membuat belajar menjadi bermakna dan menyenangkan tidak membosankan

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan kegiatan di atas, maka rekomendasi yang dapat penulis sampaikan pada kegiatan pembelajaran ini adalah:

1. RPP yang dibuat harus benar – benar berjalan sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran dengan metode yang tepat.

2. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru saja, tetapi berani melakukan inovasipembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolah. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.

3. Peserta didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu mereka menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani, O. P. (2013). Model dan Metode Pembelajaran Di Sekolah. Semarang: Sultan Agung Press. (3)

Anitah, Sri. dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.(13)

De Porter, B. & Hernacki, M. (2010). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Yazici, H. J. (2005). A Study of Collaborative Learning Style and Team Learning Performance, Education & Training Journal 47, 216-229.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image