Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasnah Khonsa

Pengaruh Korean Wave Terhadap Pola Hidup Remaja Di Indonesia

Pendidikan dan Literasi | Thursday, 12 Jan 2023, 00:32 WIB
Ilustrasi Pengaruh Korean Wave Terhadap Pola Hidup Remaja Di Indonesia https://www.istockphoto.com/id.

Budaya Korea berkembang pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia, tidak ada satu pun negara di dunia yang tidak mengenal budaya korea. Keberadaan budaya ini dapat diterima oleh publik dari berbagai kalangan yang dapat menghasilkan Korean Wave. Penyebaran ini banyak mempengaruhi para remaja di Indonesia. Korean Wave mulai muncul di Indonesia setelah piala dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang, budaya pop menyebar dari Korea Selatan ke Indonesia. Momen tersebut yang diselenggarakan di stasiun televisi Indonesia, kemudian digunakan untuk memperkenalkan drama series Korea Selatan atau K-Drama. Trans TV menjadi stasiun televisi pertama yang menayangkan K-Drama berjudul Mother’s Sea pada 26 Maret 2002. Lalu Disusul Indosiar dengan Endless Love pada 1 Juli 2002. Tercatat terdapat sekitar 50 judul drama Korea yang tayang di stasiun TV swasta Indonesia pada tahun 2011 dan terus meningkat. Perkembangan Teknologi informasi akibat globalisasi yang menjadi faktor utama penyebab banyaknya minat masyarakat terhadap Korean Wave di Indonesia.

Komunikasi Antar Budaya menurut Liliweri (2018) mendefinisikan bahwa komunikasi antar budaya atau Intercultural Communication adalah suatu proses komunikasi simbiolik, interpretatif, transaksional, dan kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang karena memiliki perbedaan derajat kepentingan memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda terhadap apa yang di sampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai makna yang dipertukarkan.

Komunikasi antar budaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, dan kelompok dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.

Komunikasi antar budaya memiliki saluran salah satunya yaitu media sosial yang telah banyak menyebarkan informasi terkait budaya korea. Dari media sosial, masyarakat terutama anak muda mendapatkan informasi budaya korea melalui Twitter, Instagram, Tiktok, Youtube, dan Facebook. Perkembangan tersebarnya budaya korea ini sangat cepat karena adanya teknologi yang semakin canggih melalui media sosial.

Budaya Korea memiliki pengaruh yang kuat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari selera musik, selera film, penampilan atau fashion, makanan, kecantikan serta pola hidupnya. Musik budaya Korea yang paling terkenal adalah genre pop, sering disebut sebagai pop Korea atau K-pop. K-pop sendiri identik dengan keberadaan girlband dan boyband, yaitu kumpulan wanita dan pria di bawah satu manajemen atau agensi yang telah menjadi salah satu genre musik yang populer di kalangan remaja. K-pop ini telah banyak menarik perhatian para remaja hingga membuat para idola k-pop mengikuti gaya rambut, gaya make up, hingga gaya berpakaian. Drama korea atau sering disebut drakor pun sudah menjadi film kesukaan para remaja dimasa sekarang. Fenomena ini banyak dijumpai di Indonesia, dan dampaknya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kalangan anak muda yang mempengaruhi pola hidup remaja di Indonesia.

Dampak negatif pada penyebaran budaya korea atau Korean Wave yaitu hilangnya budaya asli Indonesia di kalangan remaja hal ini yang dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku para remaja Indonesia yang negatif. Seperti hal nya jika para remaja sudah membiasakan menonton film drama korea dibanding dengan buatan Indonesia akan mempengaruhi gaya atau pola hidupnya. Pada drama korea banyak sekali adegan dewasa yang mana pada budaya tersebut di korea memang sudah menjadi kebiasaan sedangkan di Indonesia tidak. Di korea adegan ciuman dengan lawan jenis depan umum sudah biasa sedangkan di Indonesia tidak.

Tidak ada salahnya kita mengikuti trend zaman yang semakin canggih ini akan tetapi kita harus dapat memilih dan memilah apa yang dapat kita tirukan dan apa yang dapat kita abaikkan. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus dapat ikut serta dalam melestarikan budaya kita sendiri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image