Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fatimah Azzahra

Sawer Qori Qur'an, Sopankah?

Agama | Wednesday, 11 Jan 2023, 01:29 WIB

Sawer biasanya dilakukan pada biduan yang menyanyi dan menari oleh para penontonnya. Bagaimana jika ini dilakukan pada Qori yang sedang melantunkan kalamullah?

Sawer Qori Qur'an

Ramai beredar di media sosial video seorang qori'ah internasional, Ustazah Nadia Hawasy, disawer oleh dua orang lelaki. Satu orang lelaki melempar-lemparkan uang ke sekitar qori'ah, lalu datang satu lelaki yang menyelipkan uang di kerudung qori'ah saat sedang mengaji. Fenomena ini menimbulkan keresahan.

Banyak orang dan ulama tidak menyetujui hal tersebut. Dilansir dari laman Republika.co.id, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwa, Kiai Cholis Nafis, menyebut perbuatan tersebut haram dan keliru.

Mengkerdilkan Qur'an

Miris tapi inilah fakta nyata di tengah umat. Betapa umat kini Mengkerdilkan Qur'an, menyamakan lantunan kalamullah dengan lagu yang dinyanyikan biduan. Menyamakan qori'ah dengan biduan yang dihargai dengan saweran. Fokus pada suara merdu tanpa paham apa yang sedang dibaca.

Inilah potret jauhnya umat dari agamanya sendiri. Bahkan lupa atau tak tahu bagaimana adab terhadap al Qur'an. Jangankan adab, membacanya pun masih banyak yang belum bisa. Sebagaimana dilansir dari laman Republika.co.id (22/1/2022) , berdasarkan riset yang dilakukan Dewan Mesjid Indonesia, sekitar 65 persen umat Islam Indonesia tidak bisa membaca Alquran. Jika penduduk Muslim Indonesia berjumlah 223 juta jiwa maka sekitar 145 juta penduduk buta huruf Alquran.

Sekularisme Biangnya

Tak tahu adab, tak kenal al Qur'an adalah hasil dari penerapan sekularisme sebagai sistem kehidupan. Paham pemisahan agama dari kehidupan ini membuat muslim tak kenal dengan agamanya sendiri, merasa asing bahkan takut jika mempelajari apalagi mengamalkannya.

Paham yang menuhankan materi ini pun tercermin dari standar atas penghargaan. Saweran uang dianggap sebagai bentuk penghargaan terhadap qori'ah dan al Qur'an. Sebagaimana biduan yang senang disawer oleh penontonnya.

Kesuksesan dan kebahagian pun disandarkan pada materi, salah satunya harta. Banyaknya harta menjadi standar sukses manusia saat ini. Orang pun berpikiran bahagia bisa digapai dengan memiliki banyak harta. Bahkan, orang akan mendapatkan perlakuan berbeda sesuai dengan harta yang dimilikinya.

Islam Ajarkan

Islam hadir bukan hanya membahas dan mengajarkan cara sholat, puasa, zakat dan haji. Tapi, lebih dari itu, semua masalah kehidupan diajarkan dalam islam. Termasuk bagaimana Islam memandang tentang kebahagiaan, penghargaan, harta, dan adab pada al Qur'an.

Bahagia bagi muslim adalah saat Allah rida padanya apapun keadaannya, susah atau senang, lapang atau sempit, miskin atau kaya. Islam memandang harta sebagai hal yang remeh temeh. Ia hanya alat yang dititipkan oleh Allah dan berat pertanggungjawabannya. Oleh karena itu, kita lihat bagaimana Rasulullah saw dan para sahabat dalam kehidupannya.

Mereka menjauhi bermegahan, kesenangan dunia, menjadikan harta yang Allah titipkan di 'tangan' bukan di hati. Sehingga hidup mereka tetap sama taatnya baik banyak harta atau sedikit. Maka, bagi muslim penghargaan bagi mereka bukanlah dengan harta. Keliru dan rendah sekali.

Penghargaan terhadap al Qur'an adalah memperlakukannya sesuai dengan yang islam ajarkan. Ada adab terhadap al Qur'an, adab saat membacanya, juga adab saat mendengarkannya.

Adab Mendengar Al Qur'an

Mari buka bersama firman Allah dalam qu'ran surat Al A'raf ayat 204 yang artinya, "Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.”

Ayat ini meminta kita untuk diam, mendengarkan dengan seksama saat al Qur'an dilantunkan. Jika kita diam mendengarkan dengan seksama, Allah pun akan memberikan rahmat pada kita. Hal ini pun ada dalam hadist Rasul. Dari Abu Sa’id maula Bani Hasyim, dari Abbad ibnu Maisarah, dari Al-Hasan, dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda,

"Barang siapa mendengarkan suatu ayat dari Kitabullah, maka dicatatkan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang membacanya, maka ia mendapat nur (cahaya) di hari kiamat."

Jadi, adab ketika ada yang sedang membaca al Qur'an adalah diam dan mendengarkannya dengan seksama. Jika kita lakukan itu, Allah berikan rahmat dan kebaikan yang berlipat ganda. Masyaallah, hanya dengan diam dan mendengarkan, Allah berikan banyak hal.

Kenali Islam

Akan ada banyak hal yang terjadi dan bisa jadi lebih buruk dari saweran akibat salah sangka, salah kaprah, salah cara tentang islam. Karena jauh dari islam. Hanya mempelajari sebagian dan menjauhi sebagian lain. Tak belajar dan mengenal islam secara kaffah.

Niatnya mungkin baik tapi jika salah caranya maka tertolaklah amalnya. Sebagaimana Rasul ajarkan ahsanul amal itu harus benar niat dan caranya. Tentu kita ingin semua amal kita benar dan diterima oleh Allah swt. Maka, sudah seharusnya kita belajar dan mengenali islam secara keseluruhan, bukan parasmanan. Setelah itu berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan.

Wallahua'lam bish shawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image