Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Assya Putri Sanggita

Fenomena Penyebaran Korean Wave Di Indonesia (Perbedaan Yang Terjadi Dan Dampak Yang Di Timbulkan)

Eduaksi | 2023-01-08 08:18:26

Assya Putri Sanggita (20210110400012)

Komunikasi Antar Budaya, Ilmu Komunikasi FISIP UMJ

Budaya asing di Indonesia telah berkembang. Budaya ini telah menyebar di seluruh negeri dan telah memengaruhi kebiasaan masyarakat, pola pikir, dan kebiasaan hidup. Budaya asing yang paling berkembang di Indonesia adalah budaya Barat. Budaya Barat telah membawa banyak pengaruh, seperti gaya berpakaian, makanan, dan bahasa. Budaya Barat juga telah memengaruhi sektor bisnis dan ekonomi, termasuk industri pariwisata. Selain itu, budaya Jepang dan Korea juga telah berkembang di Indonesia. Budaya Jepang telah menyebar melalui film, musik, dan komik, sementara budaya Korea telah menyebar melalui drama televisi dan musik. Kedua budaya ini juga telah memengaruhi banyak.

Komunikasi antar budaya menurut Gerhard Meletzke, 1976 “Intercultural communication is the process of the exchange of thoughts and meaning between peoples of differing cultures” komunikasi antar budaya merupakan proses pertukaran informasi di antar orang orang yang berbeda kebudayaan. Komunikasi antar budaya memiliki beberapa tujuan, termasuk menghargai dan memahami budaya lain, meningkatkan kesadaran kultural, menghilangkan prasangka dan stereotip negatif, meningkatkan keterbukaan dan toleransi, dan membangun lingkungan yang lebih inklusif.

Komunikasi antar budaya memiliki saluran yaitu:

1. Antarpribadi, Komunikasi antar pribadi merupakan jenis komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara langsung.

2. Media Massa, Media masa merujuk kepada media tradisional seperti Radio, Surat Kabar, TV, Film, Majalah.

3. Media sosial, Media sosial adalah platform yang menyediakan fasilitas berbagi informasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi secara online. Contoh: Facebook, Instagram, Twitter, YouTube.

Korean wave atau gelombang korea merupakan sebutan untuk tersebarnya budaya budaya korea di berbagai negara. Fenomena ini banyak di temui di Indonesia terutama pada generasi milenial. Selatan Korean Wave (Hallyu) adalah istilah populer yang digunakan untuk menggambarkan fenomena pasar global di mana konten Korea Selatan. Perkembangan budaya ini sangat cepat karna perkembangan teknologi melalui sosial media.

Korea Selatan telah menjadi salah satu negara yang paling populer di Indonesia. Budaya Korea Selatan telah berkembang secara signifikan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, yang telah membawa berbagai macam pengaruh budaya ke dalam kehidupan rakyat Indonesia. Budaya Korea Selatan telah membawa berbagai macam kebudayaan, seperti makanan, musik, tarian, film, drama, dan bahkan gaya hidup. Budaya Korea Selatan juga telah menjadi bagian integral dari kultur Indonesia, dengan banyak orang mengadopsi berbagai macam budaya Korea Selatan. Ini telah menciptakan fenomena baru di mana banyak orang Indonesia menikmati budaya Korea Selatan

Korea Selatan telah memiliki banyak pengaruh budaya di Indonesia, terutama di bidang hiburan dan gaya hidup. Korea Selatan telah menjadi salah satu pemimpin budaya di Asia, dan dampaknya telah meluas ke Indonesia. Budaya Korea Selatan telah menyebar melalui musik, film, acara TV, dan sosial media, yang telah mempengaruhi remaja dan pemuda di seluruh Indonesia. Misalnya, k-pop telah menjadi salah satu genre musik yang paling populer di Indonesia. K-pop telah menarik banyak remaja dan pemuda di Indonesia untuk mencoba tarian, gaya rambut, dan mode yang dipopulerkan oleh idola Korea Selatan. Selain itu, film Korea Selatan juga telah mendorong pemirsa Indonesia untuk mendapatkan wawasan baru tentang budaya Korea Selatan.

Penyebaran konten seperti drama dan film mereka, serta musik dan budaya populer lainnya. Hal ini telah menarik minat masyarakat Indonesia untuk mengetahui lebih banyak tentang budaya Korea Selatan. Peningkatan minat ini telah menyebabkan terbentuknya komunitas yang menyukai budaya Korea Selatan. Komunitas ini telah menjadi tempat untuk berbagi informasi tentang budaya Korea Selatan, dan mereka juga mengadakan acara-acara yang menampilkan budaya Korea Selatan. Di Indonesia juga ada banyak restoran Korea yang menyediakan makanan Korea tradisional.

Perbedaan yang terjadi di antara kedua negara, yaitu Indonesia dan korea cukup banyak. Perbedaan yang dirasakan sudah pasti dari bahasa yang digunakan sehari hari. Perbedaan cara makan, budaya korea pada saat makan, nasi dan lauknya itu berada di piring yang terpisah, sedangkan di Indonesia lauk dan nasi berada di satu piring saja. Berbeda dengan Indonesia yang saling mengenal di lingkungan rumah atau para tetangganya, kehidupan di Korea lebih individualis. Cara berpakaianpun dalam dua negara ini juga berbeda, di korea berpakaian yang terbuka dianggap hal yang wajar.

Dampak perkembangan budaya Korea Selatan di Indonesia cukup luas. Dampak positifnya adalah munculnya minat yang tinggi terhadap budaya Korea, termasuk film, drama, musik, dan lainnya. Hal ini juga menciptakan peningkatan pendapatan bagi beberapa industri, seperti industri hiburan dan gaya hidup. Selain itu, perkembangan budaya Korea Selatan di Indonesia juga menimbulkan sejumlah dampak negatif, seperti meningkatnya pengaruh budaya luar yang mengaburkan budaya asli Indonesia. Hal ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak muda Indonesia yang kurang positif. Ini juga dapat menyebabkan konflik antara budaya lokal dan budaya Korea Selatan di Indonesia.

Untuk menghindari dampak negatif dari fenomena Korean wave ini perlu adanya kesadaran dan memperkuat citra positif budaya dan adat istiadat Indonesia di kalangan masyarakat, Menjaga budaya dan adat istiadat Indonesia, Menjaga komunikasi dan kerjasama yang baik antara budaya dan adat istiadat Indonesia dengan budaya dan adat istiadat Korea, Pahami budaya asing. Kita harus memahami budaya asing sebelum menyambut masuknya budaya tersebut ke Indonesia. Ini akan memudahkan kita untuk mengenal dan menghormati budaya asing tanpa mengorbankan kebudayaan lokal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image