Implementasi Prinsip Ergonomi (ENASE) dalam Ibadah Haji
Khazanah | 2023-01-02 14:53:06ENASE adalah prinsip ergonomi yang umum diterapkan dalam dunia manufaktur dan industri. ENASE adalah singkatan dari Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien. Selain diimplementasikan di dunia industri, nyatanya prinsip ergonomi ini bisa diterapkan dalam pelaksanaan ibadah haji.
Efektif
Dimulai dari prinsip yang pertama yaitu Efektif. Efektif dalam ibadah haji diawali dari persiapan keberangkatan, misalnya packing barang bawaan dan perlengkapan. Tidak perlu membawa pakaian terlalu banyak, cukup 4 sampai 6 stel saja. Bawalah peralatan mandi dan mencuci baju seperti sampo dan sabun cuci dalam kemasan sachet secukupnya. Tidak perlu khawatir kesulitan mendapatkan barang-barang tersebut di tanah suci karena banyak toko yang menyediakannya. Pada intinya, bawalah seperlunya. Hindari membawa barang-barang yang dilarang oleh regulasi, misalnya peralatan memasak.
Nyaman
Agar bisa beraktivitas dan beribadah dengan nyaman, kenali hal-hal yang bisa mempermudah jamaah. Di Masjidil Haram, terdapat beberapa pilihan spot yang cocok untuk beribadah dengan nyaman, misal jika pintu utama terlalu penuh dan berdesakan, coba alternatif lain untuk masuk dari pintu Ajyad (Ajyad Gate). Pintu Ajyad ini relatif lebih lengang dan nyaman, terutama untuk pengguna kursi roda.
Jika tidak tahan dengan suhu dingin, hindari solat atau berdiam di area masa’a atau tempat sa’i. Untuk yang sering ke toilet, bisa solat di area luar area masjid, baik Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi. Jika ingin solat dan tawaf di area rooftop Masjidil Haram, pilh waktu subuh, maghrib dan isya agar tidak terkena panasnya sinar matahari. Khusus untuk solat Jumat, berangkatlah ke Masjid lebih awal agar bisa memilih tempat solat yang nyaman dan tidak berdesakan.
Aman
Ada beberapa resiko bahaya yang mungkin terjadi dan menimpa jamaah haji di tanah suci. Untuk meminimalisir resiko kehilangan uang, bawalah uang secukupnya, dan simpan uang di tempat yang aman. Beberapa hotel menyediakan brankas kecil di kamar untuk menyimpan uang dan barang berharga.
Terkait mobilitas sehari-hari, tidak masalah jika jamaah menggunakan alat transportasi umum tapi harus tetap hati-hati dan waspada. Usahakan bepergian secara berkelompok dan jangan bepergian sendiri. Saat akan menyeberang jalan, tengoklah ke sebelah kiri dahulu karena kendaraan datang dari arah kiri.
Sehat
Aktivitas ibadah dan kegiatan sehari-hari dapat terlaksana dengan lancar saat jamaah haji dalam kondisi sehat. Untuk menjaga agar kondisi tetap sehat, jamaah harus menjaga asupan makanan. Usahakan jangan membeli makanan yang mengandung bahan tambahan makanan berlebih, seperti makanan dengan serbuk bumbu atau seasoning. Jaga asupan cairan dan jangan sampai dehidrasi.
Jika merasa kurang sehat, tidak perlu memaksakan diri untuk beraktivitas. Beberapa jamaah haji mengenakan gelang resiko tinggi atau resti sesuai dengan jenis penyakitnya, misal gelang warna merah untuk jamaah yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi.
Efisien
Prinsip ergonomi yang terakhir yaitu Efisien, atau tidak membuang waktu, uang atau tenaga. Agar tidak membuang banyak waktu, jamaah haji perlu mengatur jadwal harian dengan baik. Jamaah tidak perlu mencuci baju setiap hari, cukup 2 hari sekali. Untuk solat lima waktu di Masjidil Haram, tidak perlu pulang pergi ke hotel lima kali, tapi cukup 3 kali, misal sebelum subuh, sebelum dhuhur dan sebelum asar sekaligus maghrib dan isya.
Selama di tanah suci, pergunakan waktu dengan efisien. Atur waktu yang tepat untuk ibadah, istirahat, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Kurangi hal-hal yang menguras waktu dan energi seperti terlalu sering berbelanja.
Anni Rohimah,S.T.,M.T.
(Dosen Prodi Teknik Industri,Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin Tangerang)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.