Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Totok Siswantara

Mbak Puan, Serudukan Banteng dan Koalisi Sego Pecel

Politik | 2023-01-01 17:51:11

Diantara partai politik peserta Pemilu 2024 yang tampak memiliki rasa percaya diri yang kuat adalah PDI Perjuangan. Bukan karena hasil survei semata, tetapi tatanan partai memang sudah dibenahi hingga tingkat ranting. Kantor partai sudah dibangun rapi, bahkan tata kelola organisasi sudah memakai standar ISO. Luar biasa, Banteng emang sudah siap “nyerudhuk”, tanduknya semakin kokoh dan mengkilap.

RETIZEN.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siaran Pers DPP PDI Perjuangan sebagai refleksi akhir tahun yang sampai ketangan Retizener berisi 16 butir tekad dan komitmen partai. Sayangnya jika dicermati semua butir tersebut tidak satupun yang mengutip dan menekankan istilah yang sangat digandrungi oleh Bung Karno, seperti misalnya kelas pekerja, Marhaenisme dan lain-lain.

Padahal istilah tersebut sekarang ini masih sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Apalagi kelas pekerja selama ini adalah pendukung utama PDIP. Ironis, masalah buruh dan ketenagakerjaan yang kini ruwet dan terus bergejolak mestinya menjadi perhatian serius bagi partai banteng itu.

Elit partai hendaknya jangan melupakan Marhaenisme yang merupakan ajaran utama Bung Karno. Pengurus partai mestinya reinventing hakikat Marhaenisme yang menghayati dan memperjuangkan wong cilik. PDIP mestinya berani menjadikan Marhaenisme sebagai roh kebijakan pembangunan.

Dalam Refleksi Akhir Tahun 2022, DPP PDI Perjuangan menekankan pada tahun 2022 telah melakukan institusionalisasi partai yang ditandai dengan pembangunan kantor partai. Selama 2 (dua) tahun terakhir telah dibangun 112 Kantor partai sebagai pusat pengorganisasian. Kantor partai merupakan rumah rakyat, dan dimiliki partai menjadi asset tetap partai yang tidak boleh diperjual belikan. PDI Perjuangan juga tercatat sebagai partai yang selama 3 (tiga) tahun berturut-turut menjadi partai dengan kategori informatif.

PDI Perjuangan juga satu-satunya parpol di Asia dengan standar kualifikasi manajemen ISO 9001;2015. Atas berbagai upaya pelembagaan Partai tersebut, PDI Perjuangan mendapatkan apresiasi dengan elektoral partai yang tertinggi berkisar 24-26 persen. Kepercayaan rakyat ini menjadi modal optimisme memasuki tahun politik 2023.

Tahun 2023 merupakan tahun Politik. Pada tanggal 10 Januari 2023, PDI Perjuangan akan menggelar HUT Partai ke-50 di Kemayoran. Peringatan HUT Partai akan dilakukan sebagai bagian konsolidasi partai. Tema HUT ke-50 Partai adalah: “Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam”; dengan Sub Tema: “Persatuan Indonesia untuk Indonesia Raya”.

Dalam release PDI Perjuangan menyatakan kesiapannya untuk mengikuti seluruh tahapan Pemilu 2024 dan dengan dukungan rakyat, terus berjuang untuk memenangkan Pemilu tiga kali berturut-turut. Rekrutmen caleg dari tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota telah menjaring 27.802 bakal caleg. Seluruh bakal caleg telah mengikuti psikotest dan sekolah partai Anti Korupsi bekerja sama dengan KPK. Konsolidasi yang dilakukan secara menyeluruh serta tingginya elektabilitas Partai dan persiapan yang matang akan memperkuat optimisme partai sehingga ketika Ibu Megawati Soekarnoputri pada momentum yang tepat di tahun 2023 nanti untuk mengumumkan calon presiden yang akan diusung oleh PDI Perjuangan, seluruh jajaran partai berada dalam keadaan siap, dan solid bergerak untuk memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden.

Puan Maharani

Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pernah menegaskan urusan capres dan cawapres ada waktunya untuk diumumkan. Menurutnya yang penting saat ini adalah melakukan konsolidasi,diantara tiga pilar partai dan mesti terus berada di tengah rakyat.

Bu Mega pernah menyerukan kepada elit partai agar tidak perlu ikut dansa politik, karena kerja bersama mengatasi kondisi rakyat yang sarat masalah jauh lebih penting. Hal itu ditegaskan dalam rapat koordinasi kepala daerah PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Tak banyak yang mengerti bahwa Bu Mega sejatinya punya bakat menari. Kalau sekedar dansa dansi itu sih sepele, karena jenis-jenis tarian yang dikuasainya jauh lebih dinamis dan memesona.

“Stop dansa dansi terkait dengan Pemilu 2024, semua mesti berkonsentrasi pada wilayah tugasnya masing-masing. Karena kerja di tengah rakyat itu sebagai kerja elektoral yang paling esensial,”, begitu seruan pimpinan tertinggi Partai Banteng . Namun kini sudah memasuki 2023, yakni tahun politik, tentunya PDIP harus segera mengumumkan calon presiden dan mitra koalisi untuk Pemilu 2024.

Jika kita cermati, Bu Mega akhir-akhir ini mengubah gaya kepemimpinannya sehingga menjadi lebih interventif. Pengubahan gaya kepemimpinan itu bisa efektif jika disertai dengan kerja kerakyatan hingga menyasar kaum Marhaen yang paling dhuafa.

Bu Mega paham dengan premis yang menyatakan bahwa memimpin itu sepi, karena semua tanggung jawab menuju dirinya. Namun, dalam kesepian itu dirinya bisa lebih efektif menyelesaikan pilihan yang sulit serta menghasilkan kerja detail sebaik mungkin untuk menggenjot kinerja partainya.

Dansa dansi politik yang selama ini menjadi kegemaran kepala daerah yang berafiliasi dengan PDI Perjuangan tentunya sangat kontraproduktif bagi capres dan cawapres yang akan diusung partainya. Ironisnya, acara dansa dansi politik selama ini jutru sering diselenggarakan oleh calo politik dan organisasi relawan pilpres yang lalu. Mereka itu tidak mau bersusah payah membangun kedaulatan rakyat lewat partai politik.

Dansa dansi politik yang kemudian dikemas oleh tukang survei ssering memojokkan anak perempuan Bu Mega yang memiliki nama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi atau biasa dipanggil Mbak Puan. Perempuan dinasti Soekarno itu akhir-akhir ini giat melakukan silatutrahmi kepada sesama anak bangsa dipelosok Tanah Air.Selain itu alumni Prodi Komunikasi Universitas Indonesia itu kini sering menaburkan sedekah politik kepada berbagai komunitas bangsa. Mabk Puan mesti lebih jeli, bahswa lawan-lawan politiknya saat ini justru berusaha mendekati kaum Marhaen.

Mbak Puan jangan ragu mengusung paham Marhaenisme kontemporer, karena hal tersebut adalah ajaran Eyang Soekarno yang bertitik berat terhadap nasib wong cilik. Mbak Puan harus mampu mengaktualisasikan Marhaenisme dalam gerakan saat ini. Apalagi Mbak Puan punya prinsip “Ojo Pedhot Oyot ( Jangan Putus Akar ). Tentunya akar sejarah diri dan bangsanya.

Aktualisasi Marhaenisme jauh lebih penting dari pada otak atik hasil tukang survei. Bagi PDIP istilah koalisi dalam sistem ketatanegaraan negeri ini sebenarnya kurang sreg. Berhubung istilah tersebut telah dibingkai sedemikian rupa sehingga bercokol kuat dalam persepsi publik, maka istilah itu sebaiknya dimaknai dengan nilai yang lebih membumi.

Secara filosofis paradikmatik esensi koalisi adalah "holopis kuntul baris" yang identik dengan prilaku gotong royong ajaran nenek moyang negeri ini yang telah diformulasikan secara ideologis oleh Bung Karno. Koalisi mesti tulus memikul beban bersama, menikmati bersama secara murah meriah dan gayeng seperti nikmatnya santap menu rakyat yang bernama sego pecel.

Koalisi tidak perlu dibungkus dengan teori-teori yang rumit. Juga tidak elok jika terlalu transaksional. Untuk merumuskan arah dan platform koalisipun sebaiknya menggunakan bahasa rakyat. Agar energi kolektif kebangsaan untuk bergotong royong bisa terakselerasi dangan baik.

Koalisi sego pecel merupakan koalisi rakyat yang bermaksud memunculkan sosok pemimpin yang berkarakter walk the talk alias satunya kata dengan perbuatan. Karakter tersebut akan memperhebat jiwa gotong royong. Gotong-royong yang telah digali oleh pendiri Republik Indonesia menggambarkan satu usaha, satu amal, satu karya, satu gawe.

Gotong-royong merupakan pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua. Namun begitu, gotong-royong bukanlah sesuatu yang given seperti yang dibayangkan banyak orang. Gotong-royong memerlukan social engineering yang sesuai dengan semangat zaman. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image