Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Subhan Riyadi

Memedomani Teladan yang Baik pada Diri Nabi Muhammad SAW

Agama | Saturday, 24 Dec 2022, 07:25 WIB

MAKASSAR--Rasulullah SAW adalah suri teladan yang baik bagi setiap umat. Sifat dan sikap mulia dan terpuji yang melekat pada diri Rasulullah dapat dijadikan pedoman serta teladan bagi umat muslim.

Sifat dan sikap terpuji yang dimiliki oleh Rasulullah SAW tidak diragukan lagi. Rasulullah sebagai utusan Allah, hendaknya umat Nabi Muhammad SAW juga meneladani segala teladan baik yang dimiliki Rasul. Hal terkecil yang melekat pada diri Rasulullah SAW bahkan dapat dijadikan teladan bagi kita semua.

Terkait meneladani segala teladan yang baik dari Nabi Muhammad SAW itulah, Pengurus Mushalla An Nur Balai Gakkum LHK Wilayah Sulawei menggelar kajian jumat mengusung tema “Meneladani Rasulullah SAW sebagai Akhlakul Karimah” yang dibawakan oleh Ustad Rahmad Badani, Lc, M.A yang tercatat sebagai Dosen di STIBA Makassar. Jumat, 23 Desember 2022 siang.

Sebelum kajian, terlebih dahulu dibacakan kalam ilahi oleh Ustad Sudarwin.

Ustad Rahmad Badani, menyebut bahwa Uswatun hasanah merupakan teladan yang baik ditunjukkan untuk Rasulullah SAW. Sebab sikap dan sifat Rasulullah menjadi panutan bagi seluruh umat manusia. Tidak diragukan lagi bagaimana budi pekerti yang dimiliki Rasulullah sangatlah mulia.

"Sesungguhnya Rasulullah SAW memiliki akhlak uswatun hasanah. Uswatun Hasanah bermakna sesuatu yang baik patut ditiru atau baik dicontoh. Dalam Alquran, dari kata uswah, teladan, sementara kata hasanah bermakna baik. Maka, dapat diartikan bahwa uswatun hasanah adalah teladan yang baik," tuturnya.

Kenapa Nabi Muhammad SAW menjadi panutan umat islam, kata Ustad Rahmad Badani.

Lanjutnya, Kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah bagi umat muslim juga ditegaskan dalam firman Allah QS. Al Ahzab ayat 21 yang artinya, sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat/pahala) Allah dan (kedatangan/keselamatan) hari kiamat dan yang banyak menyebut Allah .

'Kenapa Allah SWT memerintahkan kita sebagai hambanya untuk mengambil qudwah atau contoh dari Rasulullah SAW bagi kita semua, karena memang tidak ada manusia yang sempurna dibandingkan Nabi Muhammad SAW," ungkapnya.

"Alasannya singkat dan jelas, tidak ada manusia yang sempurna daripada Nabi Muhammad SAW, bahkan Nabi Muhammad disebut sebagai Sayyidul Anbiya' wal Mursalin, manusia pilihan yang menjadi pemimpin para nabi dan rasul, dia adalah penghulu dari semua Nabi dan Rasul," tambahnya.

Menurur Ustad Rahmad Badani, kalau dibandingkan semua Nabi dan Rasul, maka tidak ada yang paling mulia dibandingkan Nabi Muhammad SAW. "Sepanjang sepengetahuan dan bacaan kita, setahu saya tidak ada Nabi dan Rasul yang perkataannya, perbuatannya, cara tidurnya, cara makan, cara jalannya, cara tidurnya, cara duduknya, cara marahnya, cara tersenyum, cara berpakaiannya, cara mandinya dan segala sesuatu yang dilakukan Nabi Muhammad tidak ada seorangpun yang serupa untuk dijadikan syariat, kecuali Nabi Muhammad SAW," terangnya lagi.

Dalam Al quran Surah Ali Imran 31 artinya, Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Allah SWT mengatakan sebutkan, ucapkan dan katakan Nabi Muhammad SAW kepada orang-orang yang mengakui mencintai Allah SWT dengan sebenar-benarnya agar mengikutinya dan beriman kepadanya, itu adalah bukti kecintaan Allah kepada mereka.

"Ikuti jalan Rasulullah SAW. Artinya jadikan Rasulullah SAW sebagai tauladan kita. Itu berarti Allah SWT memerintahkan kita untuk mengambil teladan yang baik dari Rasulullah SAW," pungkas Ustad Rahmad Badani.

Tanya jawab dan sholat Ashar berjamaah, mengakhiri kajian Jumat di Mushalla An Nur Balai Gakkum LHK Sulawesi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image