Struktur Drama Pada Naskah Drama Aeng Karya Putu Wijaya
Sastra | 2022-12-21 11:22:40Struktur Drama Pada Naskah Drama Aeng Karya Putu Wijaya
Drama adalah suatu karya sastra yang menceritakan sautu kehidupan yang penyampaiannya menggunakan konflik dengan dialog antar tokoh.
Dalam drama memiliki 3 struktur, yaitu meliputi prolog, dialog, dan epilog. Di sini saya akan menguraikan struktur drama pada naskah drama Aeng karya Putu Wijaya.
1. Prolog
Prolog merupakan awal dari sebuah drama. Dibagian prolog biasanya menyampaikan gambaran dari latar, pemeran, dan lainnya.
Prolog pada naskah drama Aeng karya Putu Wijaya:
Ia berbaring di lantai dengan kaki naik ke kursi. Di meja kecil, dekat kursi, ada botol bir kosong sedang di lantai ada piring seng. Mukanya ditangkup topi kain. Dikamar sebelah terdengar seseorang memukul dinding berkalikali.
Kutipan diatas merupakan kutipan pembuka sebagai pengantar cerita dimana kutipan tersebut mengambarkan latar peristiwa yaitu dipenjara, (karena pada dialog selanjutnya akan menjelaskan alur cerita dri awal sampai akhir) – cerita ini alurnya mundur.
2. Dialog
Dialog merupakan suatu percakapan antar Tokoh yang ada di sebuah drama. Percakapan tersebut menggambarkan watak tokoh, permasalahan yang sedang terjadi, solusi, kehidupan, dan lainnya. Pada dialaog ada 3 bagian, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi.
a. Orientasi
Orientasi merupakan bagain pengenalan tang menggambarkan situasi yang terjadi.
Mengangkat topi dan melemparkannya ke atas
Ketika aku mulai melihat, yang pertama sekali aku lihat adalah kejahatan. Makku di hajar habis oleh suaminya yang kesetanan. Ketika pertama kali mendengar, yang kudengar adalah keserakahan. Para tetangga beramai-ramai memfitnah kami supaya terkubur. Ketika pertama kali berbuat yang aku lakukan adalah dosa. Kudorong anak itu ke tengah jalan dan sepedahnya aku larikan. Sejak itu mereka menamakan aku bajingan. (duduk) mula-mula aku marah, karena nama itu diciptakan untuk membuangku. Tetapi kemudian ketika aku terbiasa memakainya, banyak orang mengaguminya. Mereka datang kepadaku hendak berguru. Aku dinobatkan jadi pahlawan. Sementara aku teramat kesepian di tinggal oleh dunia yang tak mau mengakuiku sebagai anaknya.
b. Komplikasi
Pada komplikasi berisi konflik dan pengembangannya. Di sini tokoh mengalami halangan untuk mencapai tujuannya.
1) Komplikasi pertama
Menyambar topi
Mari sayang. Temani aku hari ini menghitung dosa. Berapa kali kamu aku tonjok, berapa kali aku elus, berapa kali aku sumpahi. Tetapi jangan lupa berapa kali aku berikan bahagia. Waktu kusedot bibirmu sampai bengkak. Waktu kita berjoged (berjoged) diatas rel kereta. Waktuku bawa kamu naik ke puncak monas, waktu kita nonton wayang dibawah jembatan. Tapi kenapa kemudian kamu lari dengan bajingan itu. Sundal !! Lonte! (berhenti berdansa) Aku masih ingat ketika menyambar parang dan menguber kamu di atas jembatan. Lalu ku tubles lehermu yang panjang itu. Tidak, aku tidak menyesal. Aku tahu janin dalam perutmu juga ikut mampus, tapi itu lebih baik. Biar kamu hanya menjadi milikku. Kamu mengerti (menangis) Kamu tak pernah mengerti. Kamu tak pernah mencintaiku. Bahkan kematian tak menyebabkan kamu mengubah sifat bencimu. Kamu menang nengsih. Kamu mati tapi kamu menang. Sialan. Kok bisa.
2) Komplikasi kedua :
Bergerak ke depan meja
Di depan anda semua ini saya menuntut. Berikanlah saya hukuman yang pantas. Tetapi jangan lupa berikan juga hukuman kepada orang yang telah mencabik leher kami itu dengan setengah pantas saja. Karena saya cabik leher wanita itu harapan anda semua akan teringat bahwa leher kamipun sudah dicabik-cabik dengan cara yang sama. Dan semoga ingatan itu diikuti pula pada hukuman yang bersangkutan. Kalau sudah begitu apapun yang dijatuhkan kepada saya, dua kali mati sekalipun akan saya jalani dengan rela. Kalau tidak.
3) Komplikasi ketiga :
Kemudian berjalan masuk ke bawah meja
Pada kesempatan ketiga ku perkosa seorang anak di pinggir kali. Dia menjerit-jerit dalam tindihanku, tapi tak ada yang menolong, hingga akhirnya kulepaskan karena lasmaniku tak sanggup memperkosa. Karena putus asa aku gebok orang di jalan. Mukanya berdarah. Tapi tak seorang juga yang menangkapku, aku malah diangkat jadi keamanan. Dan banyak orang berbaris jadi pengikutku. Apa yang harus aku lakukan. Nilai-nilai sudah jungkir-jungkiran. Aku tak paham lagi dunia ini. Aku jadi orang asing. Aku tak bisa lagi menikmati kemerdekaan. Bisa-bisa aku edan. Masukan aku ke penjara lagi, biar jiwaku bebas, di sana semuanya masih jelas mana hitam mana putih, di dalam kehidupan sekarang yang ada hanya ada kebingungan.
Penjelasanya orientasi dan komplikasi
Awal mulanya, yg dia lihat itu kejahatan dilingkungan sekitarnya, sehingga psikologisnya terganggu.Akhirnya ia melakukan kejahatan tanpa merasa bersalah.Kemudian, Ketika persidangan ia berusaha untuk membela dirinya sendiri dan keadilan untuk ibunya. Tetapi orang2 disekililingnya tidak peduli dengan hal tersebut.
4) Resolusi
Resolusi merupakan bagian akhir dari suatu drama. Biasanya berisi penyelesaian konflik.
Ia meraih botol minuman dan menenggaknya Kalau sudah menderita orang jadi penyair. Kalau sudah kepepet orang mulai bernyanyi. Dan kalau ada yang hendak dirampok orang berdoa. Sekarang aku menari, karena sudah putus asa.
Akibat dri masalah yg dia hadapi tetapi tidak ada solusinya, kemudian ia menenggak sebotol minuman.
3. Epilog
Epilog merupakan bagain akhir dari drama. Fungsi epilog untuk menyampaikan inti cerita.
Ia mencekik lehernya sendiri lalu mendorong sampai nyerosot dari kursi lalu berbaring dengan kakinya di atas kursi. Terdengar suara gedoran bertubi-tubi tolonggggggggg! (jatuh).
Selesai.
Karena permasalahan yg ada dan psikologisnya terganggu, akhirnya ia memutuskan untuk bunuh diri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.