Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Prof. Dr. Budiharjo, M.Si

Menanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Pendidikan dan Literasi | Tuesday, 20 Dec 2022, 16:56 WIB
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara dan kecintaannya terhadap NKRI. Foto: Republika

Generasi muda menjadi salah satu pilar negara dan faktor penguat serta penentu masa depan Indonesia. Oleh sebab itu, penanaman cinta tanah air dan bela negara menjadi strategis di kalangan generasi muda. Jumlah pemuda mencapai 24% dari total penduduk Indonesia. Secara umum, cinta tanah air adalah sikap nasionalisme yang dimiliki setiap warga terhadap kekayaan alam, keragaman budaya hingga bangga akan produk dalam negeri.

Sementara, bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara dan kecintaannya terhadap NKRI. UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menyebutkan setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Setiap 19 Desember, Indonesia memperingati Hari Bela Negara.

Cinta tanah air dan bela negara harus ditumbuhkan sejak dini. Peran orangtua, keluarga, guru di sekolah, masyarakat hingga penyelenggara negara sangat besar dalam membentuk pribadi cinta tanah air dan bela negara. Ada banyak cara agar rasa cinta tanah air bersemi indah dalam setiap sanubari warga.

Pertama, memperkenalkan aneka kekayaan budaya Indonesia. Indonesia merupakan bangsa dengan keragaman budaya yang sangat kaya, dari Sabang sampai Merauke. Banyak yang bisa digali dari keanekaragaman budaya tersebut. Mulailah dari budaya daerah asal orangtua, ceritakan dongeng rakyat, hidangkan makanan khas daerah hingga menunjukkan pakaian adatnya. Warga akan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam adat istiadat suatu daerah.

Kedua, biasakan diri untuk menggunakan produk dalam negeri. Masyarakat dapat dilibatkan untuk menggunakan berbagai barang yang diproduksi di dalam negeri. Misalnya menggunakan batik sekeluarga. Internet menjadi wahana yang strategis untuk menjual atau membeli produk-produk dalam negeri.

Ketiga, biasakan membicarakan sejarah Indonesia dalam setiap kesempatan. Anak dalam keluarga tertarik dengan kisah-kisah kepahlawanan. Ceritakan masa kecil seorang tokoh, lalu perannya bagi bangsa ini. Dapat juga dengan mengajak mereka berziarah ke makam pahlawan, dan tentu saja berkunjung ke museum.

Keempat, keluarga menjadi sekolah pertama agar warga negara mampu menghargai perbedaan. Hal ini harus dilakukan sejak dini, karena bangsa Indonesia memang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, warna kulit, dan sebagainya. Perlu ditekankan bahwa setiap manusia adalah ciptaan Tuhan, tidak peduli apa sukunya, agamanya, warna kulitnya dan sebagainya. Ajaklah anak bergaul dengan teman-teman dari berbagai latar belakang agar pola pikirnya terbentuk.

Kelima, menanamkan nasionalisme dengan permainan tradisional juga dapat menjadi salah satu cara menumbuhkan rasa cinta tanah air. Ajaklah anak bermain congklak, ular naga panjangnya, bekel, gasing dan sebagainya. Permainan tradisional Indonesia umumnya harus dimainkan beregu, hal ini juga dapat melatih warga menerima perbedaan.

Perasaan cinta sebenarnya mengandung unsur kasih dan sayang terhadap sesuatu. Tanah air seharusnya mendapat rasa sayang dari warga yang hidup di atasnya. Dengan begitu, bela negara akan menjadi instrumen penguat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara dari segala kemungkinan ancaman yang dihadapi. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image