Dorongan Sekolah Mencetak Generasi Qurani
Eduaksi | 2021-12-13 10:32:40Sekolah dengan tujuan lulusan hafal Quran mulai semarak adanya di Indonesia, gemanya hadir di pusat kota hingga desa semuanya berlomba untuk menghadirkan hafidz Quran di lembaga pendidikan masing-masing. Ihwal ini menjadi sesuatu yang baik dalam satu sudut pandang, namun tak dapat disangkal ada kekurangan yang hadir dari program tersebut.
Menghafal Quran telah jelas sekali memiliki banyak keutamaan, telah banyak dalil baik naqli maupun aqli yang membenarkannya dengan sumber Quran atau hadits bahkan ijma ulama. Salah satunya adalah “orang yang tidak mempunyai hafalan al-Quran maka seperti rumah kumuh yang mau runtuh” HR al- Hakim dari Ibnu Abbas. Hati inilah yang akan menjadi sumbu fikiran dan dari fikiran menghasilkan tindak pengejawantahan berupa sikap.
Korelasi antara hati, fikir dan sikap (amal) menjadi hal mendasar yang disajikan sebagai sandaran bahwa generasi yang baik harus dimulai dari terisinya bahkan dipenuhinya hati dengan sesuatu yang baik, dalam konteks ini adalah al-Quran.
Mukjizat terbesar Nabi Muhammad ini menjadi hal mendasar yang wajib jadi pegangan setiap muslim. Ketika hatinya dipenuhi dengan kalimat yang baik yaitu Quran maka sikapnya akan menjadi qur’ani. Hal ini yang menjadi keistimewaan Rasul seperti dalam riwayat Aisyah RA. Bahwa “Rasulullah akhlaknya adalah al-Quran” HR. Ahmad.
Namun garansi hafal al-Quran tidak akan menjamin seseorang akan menjadi Qur’ani. Hal ini yang menjadi dilematis dan kerap kali mencemarkan nama baik al-Quran. Karena hafal saja tidak akan cukup, perlu hadirnya lingkungan yang baik sebagai wadah yang menyediakan pendidikan holistik yang menghasilkan lulusan Qur’ani.
Sekolah Cendekia BAZNAS yang merupakan sekolah bebas biaya (gratis) bagi dhuafa berprestasi menarik untuk dikupas dalam menciptakan wadah untuk menghasilkan generasi Qur’ani.
Pasalnya dalam sekolah beasrama tidak hanya Quran saja yang dihafal, ditambah dengan hadits-hadits serta doa pilihan menjadi mutlak dihafal seluruh siswa.
Dawud Bachtiar, penanggung jawab kurikulum hadits sekolah tersebut menjelaskan bahwa hadits yang diberikan merupakan hadits pilihan bertema akhlak yang akan menjadikan landasan mereka bersikap, dengan tambahan adab-adab islami.
“kami hadirkan pendidikan holistik dalam semua kesempatan dan kegiatan guna terbentuknya generasi Qur’ani disini”.
Penting bagi seluruh instansi pendidikan memperhatikan lingkungan dan sistem pembelajaran yang diberikan agar holistik mencakup segala aspek kehidupan siswa. Dengan sistem sekolah boarding akan lebih mudah lingkungan tercipta.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.