Mendidik Murid Menurut Perspektif Islam: Tata Cara yang Efektif dan Sesuai dengan Ajaran Agama
Agama | 2022-12-16 16:58:32Menurut perspektif Islam, ilmu hanya berasal dari Allah, manusia menerima ilmu tersebut melalui perantara dengan menuntut ilmu yakni belajar dengan giat. Ilmu tersebut diperoleh dengan berdasarkan apa yang di ajarkan oleh guru di sekolah. Dalam hal mendidik muridnya, guru harus memperhatikan tata cara dan hal apa saja yang patut untuk diimplementasikan dengan baik kepada muridnya sebagaimana yang telah diajarkan oleh agama Islam.
Pada dalam diri manusia pasti memiliki watak, perilaku, dan sikap yang bermacam-macam yang berkaitan dengan kehidupan. Contohnya, jika kita temui anak kecil yang sedang merengek maka secara langsung diberi balon agar tidak merengek kembali. Jika hal itu terulang-ulang, anak kecil dapat mengambil pelajaran bahwa ia bisa mendapatkan balon dengan cara merengek, dan menunjukkan bahwa seseorang yang melakukan sikap tertentu untuk mendapatkan atau menghindari sesuatu sesuai dengan situasi yang dialaminya.
Dalam dunia pendidikan, guru juga keliru saat mendidik muridnya, yang kita temui saat pembelajaran berlangsung. Jika murid berbuat kesalahan seperti tidak mengerjakan tugas, terlambat datang sekolah, membuat kegaduhan, tidak bersikap sopan kepada guru, tidak mengikuti pelajaran, dan lain sebagainya. Perilaku siswa yang telah disebutkan di atas menunjukkan perilaku yang tercela, tidak patut dicontoh, sehingga menyebabkan guru mengambil tindakan secara spontan dengan menghukum muridnya.
Tindakan guru menghukum muridnya itu berarti memiliki makna secara jelas bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan yang benar dengan beralasan mendidik agar muridnya tidak mengulangi kesalahannya lagi. Kekeliruan guru saat memberikan hukuman pada muridnya itu berupa hukuman secara lisan yakni membentak murid,
hukuman secara fisik yakni berupa memukul murid, dan hukuman dengan memberikan tugas yang banyak kepada muridnya. Tindakan hukuman secara lisan dengan membentak yang dilakukan guru akan berdampak pada psikologis dan mental murid tersebut, tindakan hukuman secara fisik dengan memukul murid akan berdampak melukai anggota tubuh murid, dan tindakan hukuman memberi tugas secara berlebihan akan membuat murid menjadikan malas dan meninggalkan tugas tersebut.
Jika ditemukan murid yang melanggar peraturan dan berperilaku negatif, maka guru harus mengetahui mengapa murid berperilaku demikian. Adapun faktor yang mempengaruhi murid bersikap menjadikan berperilaku negatif yaitu, murid malas mengikuti kewajiban sekolah seperti belajar dalam kelas dan malas mengerjakan tugas, murid ingin dipandang keren oleh teman-temannya sehingga sampai membuat kegaduhan dan kericuhan seperti mengikuti tawuran, serta murid melanggar peraturan karena malas untuk datang tepat waktu ke sekolah.
Guru harus mengenali dan memahami setiap karakter masing-masing muridnya. Karena setiap murid memiliki taraf kemampuan, kelebihan, kekurangan, minat dan perhatian yang tidak sama. Faktor lain yang mempengaruhinya yaitu setiap murid memiliki latar belakang keluarga yang berbeda, latar kehidupan sehari-hari yang berbeda, latar perekonomian yang berbeda pula. Hal ini sangat mempengaruhi dengan gaya belajar murid. Dengan demikian, guru harus memiliki potensi untuk tidak membeda-bedakan setiap muridnya, bersikap bijaksana, dan harus mempunyai perhatian yang lebih terhadap faktor ini.
Kemudian, guru juga harus memberikan contoh yang baik atau memiliki akhlak terpuji yang dapat ditiru muridnya, karena dalam islam guru bukan sekedar sebagai tenaga pendidik tetapi juga sebagai pembina muridnya. Oleh sebab itu, jika kita ingin menjadikan guru bukan hanya difokuskan untuk dapat menguasai bidang ke ilmuan saja, tetapi lebih dari itu ia harus memiliki akhlak terpuji. Lalu guru harus mampu membina muridnya dalam hal menghadapi arus globalisasi yang berupa tantangan zaman seperti sekarang ini. Maka guru mempunyai peran yang penting dalam membina, mendidik, dan mengajar muridnya agar muridnya dapat membawakan pengaruh yang besar serta keberkahan bagi kehidupan yang diharapkan.
Muhammad Ramdan Azizi, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.