Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image David Efendi

Setelah vacum pandemi, Pegiat literasi di RBK Kembali gelar Apsas

Sastra | Tuesday, 13 Dec 2022, 18:22 WIB

Banyak pihak terutama masyarakat literasi mengapresiasi atas terlaksananya agenda malam pertunjukan apresiasi seni dan sastra atau apsas yang dihelat di padepokan Rumah Baca Komunitas (RBK) pada Sabtu malam (10/12). Ada dua kebanggan tersendiri atas terselenggaranya apsas malam kemarin. Sebab yang pertama ialah, agenda apsas kembali terlaksana setelah hampir empat tahun dilaksanakan terakhir kali pasca basecamp RBK pindah dari yang sebelumnya di Kalibedog. Sebab yang kedua agenda apsas malam kemarin bertepatan dengan memperingati satu dekade Rumah Baca Komunitas yang sudah dengan konsisten membersamai masyarakat, baik masyarakat awam maupun secara individual, baik kelas borjuis ataupun kelas proletar meminjam kata marx. Dan juga membersamai kawan-kawan mahasiswa yang biasa mempir ke rbk untuk bersilaturrahim dan mencari informasi terkait komunitas untuk pemenuhan tugas kuliah mereka dan lain sebagainya yang masih banyak lagi.

Apsas adalah bagian integral dari lahirnya karakter kritis-religius dan membangun satu kesadaran kolektif untuk perjuangan-perjuangan memerdekaan diri dari bentuk-bentuk penghambaan yang fana’. Bagi kami mengapresiasi seni dan sastra adalah bagian dari keimanan dan kecintaan kita pada ciptaan Tuhan. Karena katanya, siapa yang berani mengimani ya,, dia harus juga mencintai, dan merealisasikan ekspresi cinta dalam bentuk-bentuk konkrit seperti perhelatan pertunjukan seni yang demikian adalah suatu perwujudan nyata. Apsas adalah salah satu bentuknya.

Ada dua hal menurut kami yang menarik dibahas, pertama yakni mengenai seni itu sendiri dan kemudian adalah sastra. Innallah jamil yuhibbul jamal (hadits) sesungguhnya Tuhan itu indah dan menyenangi keindahan. Dunia ini indah, teratur dan memiliki nilai seni yang tinggi yang secara logis menandakan penciptaan-Nya dan pencipta-Nya juga menghadirkan seni dalam ruang penciptaan ini. Tuhan mengisyaratkan bahwa penciptaan langit yang tiada retak, kokoh dan tanpa tiang, kemudian bumi yang berselimut awan dan lapisan ozon, bunga-bunga yang bermekaran di musim semi dan rontok di musim gugur adalah kesenian yang maha dahsyat.

Kemudian dalam hal sastra. Sastra lah yang menuntun manusia dalam merevolusi satu peradaban kearah yang lebih baik dan berkemajuan. Merevolusi akhlak dan pikiran melalui sastra sudah dilakukan sejak masa aufklarung atau masa pencerahan dan bahkan masa sebelum itu oleh para tokonya masing-masing. Dalam peradaban arab misalnya, waktu itu sastra menjadi nilai dan keahlian yang sangat dihormati pada masanya. Sebelum kemudian nilai kesusastraan yang terkandung dalam kemukjizatan Al-Quran menghadirkan nilai-nilai sastra yang lebih positif dalam membangun peradaban.

Kembali lagi pada perhelatan apsas kemarin yang sangat keren dan asik, karena artistik penataan dekorasi panggung yang enjoyable. Dan selain itu karena menampilkan banyak pertunjukan mulai dari membaca yang diwakili oleh anak-anak kanoman, menyanyi kasih ibu yang dinyanyikan oleh Kak fatimah dan teman-temannya, dibawakan dengan riang gembira dan sangat antusias mereka tampil dengan pedenya didepan para penonton apsas malam itu. Kemudian penampilan membaca buku cerita anak yang kedua kalinya diwakili oleh Kak Ihlil dan temannya, Mewarnai penggung ekspresi anak dalam membuka rangkaian kegiatan apsas yang dipandu oleh Kak Alfin selaku penggiat RBK.

Kemudian setelah itu dilanjutkan oleh pertunjukkan seni kawan-kawan RBK dan partisipan dari berbagai kelompok organisasi dan mahasiswa. Salah satunya adalah pembacaan puisi tentang 10 Desember dan melawan krisis yang dibaca dengan penuh penhayatan oleh Kak Ifan selaku penggiat RBK. Dan pertunjukan teatrikal yang dibawakan oleh Kak Yusuf dengan tema mengenang para tokoh yang gugur atas pembelaan hak-hak rakyat dibawah penderitaan kesewenang-wenangan tangan-tangan penguasa. Dibawakan secara membara dengan penuh emosi, meluapkan keresahan yang selama ini telah menumpuk melalui seni yang berapi-api.

Menghargai seni berarti menghargai kehidupan. hidup akan terasa hambar tanpa seni, dan melawan harus ada seninya. Seperti kata Pamoedya, “dengan melawan kita tidak sepenuhnya kalah”. Apsas adalah bagian dari kebanggan dalam merawat dan mengapresiasi ide-ide serta gagasan-gagasan yang membangun, melawan dengan seni, mengubah dengan seni dan mencintai dengan seni. Inilah yang terus dipupuk oleh teman-teman RBK yang sudah menggagas dan melaksanakan rangkaian apsas, baik yang kamarin dilaksananakan maupun yang sudah sejak dulu-dulu. admrbk

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image