Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dhomiri Balai Penelitian

Pariwisata Religi Solo-Magetan, Langkah Pembelajaran Islam

Wisata | Thursday, 08 Dec 2022, 18:33 WIB

Pariwisata Religi Solo~Magetan, Langkah Pembelajaran Islam

Penulis :

Balai DhOMiri Bandung

Ria L. Moedomo (Penulis, Penyelenggara Pariwisata Religi)

Pendahuluan

Tulisan ini menuliskan hal pembelajaran pariwisata-religi Solo~Magetan, berupa perjalanan penulis ke Magetan dan Solo pada tanggal 7-Desember-2022, sebagai kelanjutan dari artikel https://retizen.republika.co.id/posts/190997/pariwisata-religi-solomagetan-akulturasi-budaya-islamjawa . Walaupun belumlah selengkap rencana pariwisata-religi pada artikel tersebut antara lain belum melakukan pariwisata religi ke Pesantren Temboro Magetan dan objek pariwisata-religi terdahulu, rencana trekking Plaosan-Lawu, dan belum berkunjung ke Masjid Madaniyah Karanganyar, insyaAllah dengan pembelajaran ini para penulis bisa menjalankan pariwisata religi yang telah direncanakan sebelumnya dengan memperhatikan kondisi lapangan, insyaAllah mulai Januari-Februari 2023, karena harus menunggu Masjid Syeikh Zayed di Solo dibuka untuk masyarakat umum.

Perjalanan

Perjalanan penulis dimulai dari Kiara Condong, Bandung, dengan memakai kereta api Kahuripan ke Magetan pada tgl 6-Desember-2022, pk 23.10 malam. Setelah menempuh perjalanan + 11 jam, penulis tiba di Stasiun Magetan, dan langsung mengunjungi HomeStay AlMustaqim dengan bermotor dan karena keterbatasan waktu maka belum mengunjungi pesantren Al-Fatah, Temboro maupun Masjid Agung Baitussalam (seperti rencana perjalanan dari pariwisata-religi). Rapat dengan para pengurus AlMustaqim: Ibu Endang dan Ibu Mei Herlina dalam rangka persiapan pariwisata-religi Magetan~Solo dilakukan, dan setelah rapat penulis langsung berangkat ke Stasiun Magetan untuk berangkat ke Solo, Stasiun SoloJebres. Setibanya di Stasiun SoloJebres, penulis langsung berangkat menuju Masjid Syeikh Zayed dengan bermotor. insyaAllah, rencana pariwisata-religi akan memakai alternatif kendaraan Mobil charteran, sehingga bisa mengunjungi Masjid Madaniyah Karanganyar, ketika melakukan perjalanan ke tujuan utama Masjid Syeikh Zayed di Solo.

Photo-photo di KiaraCondong, di kereta Kahuripan, di Stasiun MagetaP
Photo-photo Pengurus HomeStay AlMustaqim dan mushola AlMustaqim Magetan

Tanpa mengurangi rasa-haru dr penulis, Masjid Syeikh Zayed amatlah megah dan pada waktu penulis tiba tgl.7-Desember-2022, Masjid belum dibuka untuk umum dan insyaAllah direcanakan dibuka mulai Januari 2023, dan baru diresmikan pada NoPamber yang lalu. Penulis kemudian solat ashar di masjid terdekat : AlMustaqim dan kembali ke Masjid Syeikh Zayed untuk mengambil photo-photo Masjid tersebut. Walaupun amat megah dan masih tutup, Masjid ini terasa amat agung dan terbuka sehingga para pengunjung bebas berphoto-photo di samping dan di depan Masjid ini. insyaAllah Masjid Syeikh Zayed ini bisa dibuka untuk masyarakat umum sebagai pembelajaran umat Muslim di Indonesia.

Photo~photo Masjid~Syeikh Zayed

Penutup

Demikian perjalanan penulis dari Bandung ke Magetan dan Solo yang dilakukan pada tgl 7 Desember 2023, sebagai persiapan rencana untuk pariwisata religi Solo~Magetan insyaAllah Januari-Februari 2023. DhOMiri, yang merupakan kantor dari penulis, adalah balai penelitian dan balai Mushola yang berDomisili di Cigadung,Bandung dan sementara berkantor di rumah~kantor~MOEDAMA, Sukaluyu, Bandung, dan insyaAllah sedang merencanakan pariwisata religi ke Magetan dan Solo untuk diselenggarakan insyaAllah mulai Januari-Februari 2023 dengan rute perjalanan Bandung --> Magetan --> Solo --> Bandung. insyaAllah rangkaian pariwisata religi Solo~Magetan adalah sebagai berikut : dimulai dari Bandung, yang merupakan kota tempat tinggal para penulis dengan rute perjalanan Bandung --> Magetan dengan mengendarai kereta Kahuripan dari Kiaracondong sampai stasiun Magetan, dilanjutkan dengan Mobil charteran ke beberapa tujuan pariwisata religi. Adapun agenda pariwisata-religi adalah mengunjungi :

1. Pariwisata Religi Islam di Magetan dengan beberapa tujuan antara lain:

a. pariwisata religi Temboro : pesantren Al-Fatah, Magetan dan makam para pendiri pesantren Al-Fatah : KH Shidiq, KH. Mahmud Mursyid Tariqat, KH. Uzairon Thoifur Abdilah bin KH. Mahmud Masjid Syeikh Zayed di Solo

b. sholat di Masjid Agung Baitussalam di Alun-Alun Kabupaten Magetan

c. istirahat dan menginap di Magetan (HomeStay Islami AlMustaqim)

2. Berangkat ke Solo, dengan alternatif kendaraan Mobil charteran atau kereta api Matarmaja ke Solo, dengan tujuan utama : Masjid Syeikh Zayed di Solo

3. Apabila berangkat dengan Mobil charteran maka insyaAllah mampir mengunjungi Masjid Madaniyah Karanganyar

4. Dari Masjid Syeikh Zayed di Solo ke Stasiun Purwosari Solo

5. Perjalanan pulang Solo ke Bandung dengan kereta api Kahuripan dari stasiun Purwosari, Solo

Pariwisata religi insyaAllah diselenggarakan dalam 2 (dua) hari 1 (satu) malam (belum dengan perjalanan kereta api), sehingga diharapkan biaya untuk pariwisata-religi ini bisa terjangkau masyarakat luas kota Bandung.

Adapun beberapa rencana untuk pariwisata-religi ke Plaosan,Magetan antara lain :

a. Makam Kyai Ageng Kembang-Sore dan Masjid Kembang Sore di Desa Pacalan, Plaosan

b. trekking/napak-tilas Plaosan Lawu

c. pariwisata religi Plaosan, Magetan dengan mengunjungi beberapa makam pemuka agama Islam di zaman dahulu antara lain : makam Kyai Abdurrahman dan masjid kuno Tegalrejo Magetan, makam Kyai H.Imam Nawawi dan Kyai Mustarim dan masjid kuno Taman Arum di Kecamatan Parang, Magetan, Kyai Hasan Ulama dan Kyai Iman Mursyid Muttaqien di Takeran

belum bisa dilaksanakan karena menunggu persiapan penyelenggara pariwisata-religi. insyaAllah rencana pariwisata-religi ini bisa dilaksanakan untuk kemaslahatan umat Islam dari Bandung, Magetan, dan Solo, Amiin Amiin amiin

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image