Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image UCare Indonesia

Menuai Kebahagiaan Karena Kebaikan

Agama | Wednesday, 07 Dec 2022, 11:55 WIB
sumber gambar: freepik.com/tawatchai07

Jika pada kehidupan dunia, kita menanam; maka pada kehidupan akhirat, kita akan menuainya. Jika di dunia, kita menanam kebaikan dan amal saleh; di akhirat, kita akan memanen pahala dari Allah SWT. Sebaliknya, jika di dunia, kita menanam keburukan dan kemaksiatan serta mengisi kehidupan kita dengan kedurhakaan kepada Allah; di akhirat kelak akan menerima azab dari Allah.

Adapun balasan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah di akhirat kelak adalah surga yang penuh dengan kenikmatan. Tidak diragukan lagi bahwa kebahagiaan tertinggi bagi orang-orang yang beriman kepada Allah adalah ketika mereka dipersilakan untuk memasuki surga dengan penuh rasa hormat, dan saat mereka telah berada di depan pintunya, pintu-pintu surga itu segera terbuka, kemudian para malaikat yang mulia menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat dan salam kesejahteraan.

Allah SWT telah berfirman: Artinya: “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az Zumar [39]: 73)

Surga merupakan tempat kembali yang dipenuhi dengan kenikmatan dan kesenangan. Para penghuni surga adalah orang-orang yang baik dan bersih hatinya. Tidak ada dengki dan hasad, karena Allah telah mencabut berbagai macam penyakit hati yang menghinggapi mereka sewaktu hidup di dunia. Para penghuni surga bersaudara dan saling mencintai, meskipun di antara mereka ada yang belum saling kenal. Allah telah berfirman:

Artinya: "Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan." (QS. Al-Hijr [15]: 47) Bahkan, para penghuni surga juga akan dibangkitkan dengan wajah dan bentuk fisik seperti Nabi Adam.

Hal ini sesuai dengan hadits yang bersumber dari Anas bin Malik ra, dia berkata bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: "Para penghuni surga akan dibangkitkan dengan wajah seperti wajah nabi Adam 'alaihissalam, dalam usia antara tiga puluh tiga tahun, berambut pendek, belum berjenggot, dan matanya bercelak. Mereka pergi menuju salah satu pohon di surga dan mengambil pakaian dari pohon tersebut. Pakaian mereka tidak lusuh dan masa mudanya tidak akan pernah habis." (HR. Bukhari)

Dari hadits di atas, kita memperoleh keterangan bahwa para penghuni surga tidak akan pernah bertambah tua. Mereka berada dalam usia yang sebaya. Para penghuni surga selalu terjaga kebersihannya, tidak kencing, tidak beringus, tidak pernah berduka cita, dan tidak pernah merasakan kepayahan. Mereka dimanjakan dengan berbagai macam kenikmatan yang tak ada habis-habisnya. Para penghuni surga pun diberi buah-buahan segar sesuai dengan yang mereka inginkan. Allah berfirman:

Artinya: “Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan surga yang teduh) dan (di sekitar) mata air, dan buah-buahan yang mereka sukai. (Katakan kepada mereka), 'Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Mursalaat [77]: 41-43)

Para penghuni surga tidak akan merasakan kelaparan, tapi mereka selalu ingin makan dan menikmati segala makanan yang terhidang di surga. Jika mereka menginginkan suatu jenis ma- kanan, maka makanan yang diinginkan tersebut akan langsung terhidang di hadapannya. Sebanyak apa pun makanan yang mereka telan, mereka tidak akan pernah merasakan kenyang.

Para penghuni surga juga tidak akan pernah merasakan kantuk, lelah, dan payah. Namun demikian, Allah menyediakan mereka kenikmatan yang luar biasa, yaitu ranjang-ranjang yang berjajar. Ranjang mereka terbuat dari emas dan perak. Kasur dan bantalnya terbuat dari bahan yang sangat halus. Allah SWT berfirman:

Artinya: “Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertakhtakan emas dan permata, mereka bersandar diatas berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih, dan daging burung apa pun yang mereka. Dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah, laksana mutiara yang diinginkan tersimpan baik. Sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Waaqi’ah [56]: 15-24)

Mengenai kendaraan penghuni surga, mari kita simak penuturan Abu Ayub ra berikut. Suatu hari, seorang Badui datang kepada Nabi Muhammad saw, lalu laki-laki itu bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyukai kuda. Apakah di surga ada kuda?" Rasulullah SAW menjawab: "Jika kamu dimasukkan ke dalam surga, maka kamu akan diberi kuda dari yaqut yang mempunyai dua sayap, dan kamu akan dibawa terbang ke mana saja yang kamu sukai." (HR. Tirmidzi)

Itulah sedikit gambaran mengenai kenikmatan yang akan diperoleh para penghuni surga. Mereka hanya akan menerima kesenangan dan kenikmatan yang tidak ada sebelumnya, seba gai balasan dari Allah atas kebaikan hati mereka. Namun, semua kenikmatan tersebut bukanlah kenikmatan tertinggi yang akan diperoleh para penghuni surga. Masih ada satu kenikmatan yang sangat luar biasa yang akan didapat para penghuni surga, yaitu melihat wajah Allah SWT. Jika di dunia, kita menanam kebaikan dan amal saleh; di akhirat, kita akan memanen pahala dari Allah SWT.

Daftar Pustaka: Musyafa, Haidar. (2018). Hidup Sesudah Mati. Yogyakarta: Checklist

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image