Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Priana Putra

Melatih Tubuh dan Pikiran dengan Brain Gym

Gaya Hidup | Saturday, 11 Dec 2021, 16:27 WIB
Image by mohamed Hassan from Pixabay


Kamu yang masih sekolah atau kuliah pasti tahu betul betapa berubahnya gaya belajar di saat pandemi. Dulu bisa belajar tatap muka, tetapi sekarang semuanya serba online.

Perubahan ini tak jarang bikin kamu jadi pusing tujuh keliling. Adaptasi belajar daring butuh waktu tak sebentar. Belum lagi muncul keluhan-keluhan selama pembelajaran daring, seperti sulit fokus dan berkonsentrasi pada pelajaran.

Masalah tersebut bisa diatasi dengan brain gym. Brain gym membuat kerja otak menjadi lebih maksimal, sehingga konsentrasi jadi lebih mudah.

Terbiasa menggunakan otak kanan atau otak kiri saja? Brain gym membuatmu melatih keduanya!

Kebanyakan orang hanya terbiasa menggunakan satu bagian otak saja. Ada yang terbiasa menggunakan otak kiri, ada pula yang lebih sering menggunakan otak kanan.

Kalau hanya mengandalkan salah satu bagian otak saja, kita tidak memanfaatkan kinerja otak sebaik mungkin. Sangat disayangkan, padahal menggunakan kedua bagian otak bisa membuat kita lebih fokus dan siap belajar.

Bagaimana cara memaksimalkan kerja otak? Brain gym adalah salah satu solusinya. Secara keseluruhan, aktivitas yang bisa dilakukan di sela-sela kegiatan sehari-hari ini bisa menyeimbangkan tubuh dan pikiran, meningkatkan kemampuan mengingat dan akademik, serta memperbaiki kemampuan komunikasi.

Tidak serumit namanya, brain gym ternyata bisa dilakukan dengan simpel.

Psikolog Riliv Erwinda Tri Satya, M.Psi, dalam webinar yang bertajuk "How to Exercise Your Body & Mind" memberi contoh beberapa gerakan brain gym yang ternyata cukup familiar. Misalnya gerakan menengok ke kanan dan kiri sambil meletakkan tangan di bahu yang berlawanan dengan arah wajah.

Selain itu, ada pula gerakan tangan kanan membentuk pistol dan tangan kiri membentuk huruf 'V', lalu mengubah posisi tangan secara bergantian.

Brain gym adalah salah satu cara memberi 'nutrisi' bagi kesehatan mental

Ternyata, brain gym bukan sekadar aktivitas yang bisa menunjang pembelajaran saja. Jika diterapkan secara rutin, brain gym bisa menjadi latihan yang dapat menyehatkan mental.

Marshanda, pejuang kesehatan mental dan artis Indonesia yang juga turut hadir dalam acara ini mengungkapkan pentingnya menjaga kesehatan mental.

Baik kesehatan fisik dan kesehatan mental, keduanya saling menunjang satu sama lain. Sulit menjadi pribadi yang sehat jika mental tidak sehat. "Kayak badan harus dikasih makan sehat, mental juga harus dikasih makan sehat," ujar Marshanda.

Makan sehat seperti apa yang dimaksud? Untuk menjawab pertanyaan ini, Marshanda menyampaikan beragam cara untuk menyehatkan mental. "Ada banyak 'nutrisi' bagi kesehatan mental. Bisa berupa penerimaan, kasih sayang, afirmasi positif, dan brain gym." tambahnya dengan semangat.

Menyehatkan tubuh dan pikiran adalah tanggung jawab masing-masing

Erwinda dan Marshanda sepakat bahwa komitmen sangat dibutuhkan dalam menerapkan brain gym. Agar dapat memperoleh manfaat nyata dari brain gym, kegiatan ini harus dilakukan secara rutin.

Meski bukan hal yang mudah, menerapkan brain gym bisa dilakukan jika kita memiliki kemauan. "Untuk kesehatan mental yang sehat dan jadi bahagia, kita bukan butuh tahu, tetapi butuh mau," tutur Marshanda.

Kemauan tersebut datangnya dari diri sendiri. Erwinda mengatakan bahwa setiap manusia bisa memilih mau hidup sehat atau tidak. "Manusia itu punya kemampuan untuk memilih mana yang mau dilakukan dan mana yang tidak. Dengan memilih mau hidup sehat, akan muncul keinginan dan komitmen untuk melakukan brain gym secara rutin."

Sumber: Riliv (press release)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image