Mengamankan 'Pasang Surut' Keimanan
Agama | 2022-11-30 17:31:19Keteladanan menarik sekaligus pelajaran berharga ini diambil dari buku bertitel 'Agar Akhirat Dekat di Hati' karya Syekh Mahmud Al-Mishri, yang judul aslinya Ta'alluqul Qalbi bil Aakhirati.
Imam Muslim meriwayatkan dari Hanzhalah Al-Asady, salah satu penulis wahyu, bahwa ia berkata, "Aku pernah bertemu dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq ra lalu ia berkata, "Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?" Hanzhalah menjawab, "Hanzhalah telah menjadi munafik."
Abu Bakar Ra berkata, "Subhanallah, apa yang engkau katakan?" Ia berkata, "Ketika kita bersama Nabi Muhammad SAW, kita diingatkan tentang neraka dan surga sampai sedetil-detilnya seakan-akan kita melihatnya secara langsung. Tetapi, setelah kita keluar dan berkumpul dengan anak istri dan pekerjaan kita, maka kita akan langsung melupakannya."
Abu Bakar pun berkata, "Demi Allah, saya juga mengalami hal seperti itu." Kami berdua kemudian berangkat hendak menemui Rasulullah. Ketika kami telah berjumpa dengan beliau, aku langsung berkata, "Wahai Rasulullah, Hanzhalah telah berbuat nifak (menjadi munafik)." Rasulullah pun bertanya, "Kenapa wahai Hanzhalah?"
Aku menjawab, "Ketika kami bersama dengan Engkau dan Engkau mengingatkan kami tentang neraka dan surga sampai mendetil, seakan-akan kami melihatnya secara langsung. Namun, setelah kami keluar dan berkumpul dengan anak istri dan pekerjaan kami, maka kami langsung melupakannya."
Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan- Nya, andaikata kalian selamanya dapat terus seperti ketika bersamaku dan selalu ingat, niscaya kalian akan disalami oleh para malaikat, baik di tempat tidurmu maupun di jalanmu. Akan tetapi wahai Hanzhalah, kadang-kadang ingat dan kadang-kadang lupa." Rasulullah mengulanginya sampai tiga kali.
Semoga kita dan anak keturunan kita selalu istiqomah dalam menggenggam iman dan Islam hingga akhir hayat serta mendapat rahmat-Nya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.