Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gina Sonia

Lebih Dekat dengan Soekiman Wirjosandjojo

Sejarah | 2022-11-29 16:16:43
Sumber: Wikimedia Commons

Halo Sobat Sejarah!

Ada yang sudah tahu tokoh sejarah bernama Soekiman Wirjosandjojo?

Belum?

Eits, tenang, di artikel kali ini kita akan bahas sedikit informasi mengenai Soekiman Wirjosandjojo.

Soekiman Wirjosandjojo merupakan seorang dokter yang aktif dalam bidang politik. Soekiman lahir di kampung Beton, Solo pada 19 Juli 1898. Ayahnya merupakan seorang pengusaha yang bergerak di bidang pangan sementara ibunya merupakan seorang pendakwah yang aktif dalam kegiatan ceramah dan pengajian. Beliau menempuh pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) Boyolali (1907-1914), STOVIA (1914-1922), kemudian melanjutkan ke Universitas Amsterdam (1923).

Dalam beberapa sumber, Soekiman lebih dikenal karena merupakan sosok dibalik dicetusnya Tunjangan Hari Raya (THR). Namun, kiprah dan perannya tidak hanya itu saja, lho. Soekiman yang memiliki pemikiran islam dan nasionalis sangat aktif terlibat dalam perjuangan bangsa. Jadi, simak terus tulisan ini, ya.

Pemikiran politik Soekiman Wirjosandjojo ketika masih muda cenderung bersifat nasionalis. Ketika menempuh pendidikan di STOVIA, Soekiman ikut dalam perkumpulan pemuda Jong Java (perkumpulan pemuda pelajar indonesia yang anggotanya meliputi Sunda, Jawa, Madura Bali dan Lombok). Karena keaktifan, dedikasi dan perhatianya terhadap perkembangan Jong Java, beliau mendapatkan gelar anggota kehormatan. Wah, kalau sudah menjadi anggota kehormatan, dapat kita lihat kalau Soekiman merupakan tipe-tipe anggota yang gemar menyampaikan gagasan, ya. Keren!

Ketika melanjutkan pendidikannya di Belanda, Soekiman juga aktif dalam Perhimpunan Hindia Belanda atau Perhimpunan Indonesia (PI) dan menjadi ketua perhimpunan pada periode kepengurusan tahun 1924-1925. Sobat sejarah tahu, nggak fakta unik ketika Soekiman bergabung di Perhimpunan Indonesia? Soekiman dan rekan-rekannya-lah yang mencetuskan pemakaian bahasa Indonesia secara resmi dalam rapat atau pertemuan para pemuda di negeri Belanda termasuk penggunaan kopiah. Dulu, orang-orang Barat kesulitan membedakan orang Asia, kadang mereka sering dikatakan Cina atau Jepang. Jadi, untuk dapat dikenali identitasnya, mereka gunakan saja kopiah sebagai suatu ciri khas. Bagusnya lagi, penggunaan kopiah tidak terbatas pada suku dan agama, lho.

Setelah kepulangannya dari Belanda, beliau mulai aktif di bidang politik. Soekiman berpikir, sebagai seorang sarjana ia harus mampu menjadi penggerak untuk menggempur kekuasaan kolonial yang ada di Indonesia. Pada masa ini, pemikiran Soekiman juga mulai berkembang ke arah keislaman. Beliau melihat bahwa saat itu yang menderita atas penjajahan mayoritas adalah umat Islam. Soekiman bergabung dengan beberapa partai seperti Partai Serikat Islam (PSI), Partai Islam Indonesia (PII), Majelis Islam a'la Indonesia (MIAI), Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), dan lainnya. Sama seperti sebelumnya, beliau menjadi anggota hingga ketua yang aktif menjalankan berbagai program mulai dari bidang kemasyarakatan, islam, hingga nasionalis.

Tidak berhenti disitu, nih sob. Pada masa awal kemerdekaan, Soekiman bergabung menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) tahun 1945, anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) tahun 1945-1949, hingga Perdana Menteri pada tahun 1951-1952 bersama Suwirjo.

Dalam kiprah perpolitikannya, Soekiman memberikan banyak kontribusi dalam kehidupan masyarakat. Beberapa diantaranya seperti: 1) Pencetus ide THR. Ide ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan pamong pradja (kini Pegawai Negeri Sipil), 2) Menggagas terbentuknya Sekolah Tinggi Islam (kini Universitas Islam Indonesia Yogyakarta), dan 3) Salah satu tokoh yang mendukung gagasan bentuk negara republik (satu negara untuk satu bangsa dan satu tanah air). Melalui kontribusinya dalam bidang pendidikan, beliau memiliki keinginan untuk menggabungkan pembelajaran ilmu agama dengan sains umum. Lulusannya diharapkan dapat menjadi kader-kader yang tidak hanya memiliki pemahaman akan bangsa tetapi juga pemahaman tentang agama. Pemikiran islam dan nasionalis yang terlihat dari kiprah politiknya menggambarkan bahwa beliau memiliki keinginan yang besar untuk hidup sebagai sebuah negara yang merdeka dan sejahtera masyarakatnya.

Nah, itu dia sedikit informasi mengenai Soekiman Wirjosandjojo beserta peran dan kontribusinya. Jika ada yang masih kepo atau pengen tahu lebih banyak tentang beliau, lebih lengkapnya dapat mengakses rujukan berikut:

Ibrahim, M. (1985). DR. Sukiman Wirdjosandjojo: Hasil Karya dan Pengabdiannya. Jakarta: Proyek lnventarisasi Dan Dokumentasi Sejarah Nasional (ISDN)

Hardianti. (2018). Pemikiran Politik Islam Soekiman Wirdjosandjojo. Skripsi. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Alamsjah, S.R. (1952). 10 Orang Terbesar Indonesia Sekarang. Jakarta: Penerbit Mutiara

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image