Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Pertanda Cinta Buktikan dengan Perbuatan

Agama | Sunday, 27 Nov 2022, 09:32 WIB

Ujian akan senantiasa diberikan kepada orang-orang yang beriman selama hidup dan menjalankan kehidupan di atas dunia. Bahkan terkadang hal demikian sering terjadi di luar perkiraan. Bukan untuk di negara yang jauh dari diri kita tetapi bahkan terkadang terjadi dan dekat dengan kehidupan itu. Kadang kita baru tersadarkan setelah melihatnya bahwa hal itu bisa terjadi tanpa kita memperhitungkan sebelumnya. Namun begitu jika hal itu terjadi maka kita pun harus mengembalikannya kepada Allah.

"Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali untuk dihisab)” (QS al Baqarah: 155-156).

Ketua DKM Hidayatullah RW 08 Ciroyom menerima sumbangan yang digagas Penggawa 06 (26/11) yang akan diserahkan kepada korban bencana alam Gempa Cianjur. (FOTO : DEDDIE SOETISNA)

Kita takkan pernah menduga, jika Gempa Cianjur begitu dahsyat dan menimbulkan banyak korban. Mereka tak berdaya dan butuh bantuan. Islam mengajarkan taawun, untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan fastabiqul khoirot berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebuah perbuatan yang diperintahkan Allah selama manusia hidup di atas dunia ini. Siapapun yang melakukannya maka akan mendapat pahala berlipat dan sesuai janji Allah, harta yang mereka sisihkan maka akan Allah ganti semakin bertambah dan berkah.

"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya" (Qs Saba' 39).

Ajakan dalam kebaikan untuk mewujudkan cinta kita kepada sesama. (FOTO : DKM HIDAYATULLAH RW 08 Ciroyom)

Karena ketika saudara-sauadara kita ditimpa musibah, kita tak sekedar berpangku tangan semata tetapi harus merealisasikan cinta yang dimiliki dengan melakukan perbuatan. Membantu sesama tak perlu dengan harta saja tetapi bisa membantu pula dengan berbagai hal yang dapat kita lakukan. Oleh karenanya jika kita melakukan kebaikan maka tentu saja harus disegerakan karena Allah suka dengan orang yangs elalu melakukan kebaikan dan juga akan memberikannya pahala yang berlipat.

Surat An-Nisa Ayat 114 yang artinya :“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mendamaikan di antara manusia. Dan siapa yang berbuat demikian dengan maksud mencari keridhoan Allah, tentulah Kami akan memberi kepadanya pahala yang amat besar.”

Jadi jika memahami jika kebaikan itu akan kembali kepada pelakunya, maka tak perlu lagi kita harus berpikir panjang untuk melakukannya. Lakukanlah apa yang bisa kita lakukan karena itu akan sangat berarti daripada berdiam diri tanpa melakukan apapun untuk orang lain yang sedang ditimpa musibah. Kita sadar, kita mahluk yang lemah dan selalu bergantung kepada orang lain. Karena itu berbuat baiklah untuk orang lain karena orang lain akan suka kepada kita karena kita telah melakukan kebaikan untuk orang lain.

“Barangsiapa yang bersedekah senilai dengan satu butir kurma dari hasil usaha yang halal dan Allah tidak menerima kecuali yang halal, maka Allah menerimanya dengan tangan kananNya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala kembangbiakkan sedekah itu untuk orang yang bersedekah seperti salah satu diantara kalian mengembangbiakkan anak kudanya sehingga semakin banyak sampai seperti gunung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan begitu, maka bila sudah meyakini bahwa memberikan sesuatu kepada orang lain memiliki manfaat yang cukup besar dan balasan untuk diri kita maka kita harus menunggu. Lakukanlah mulai dari diri kita, mulai dari hal kecil dan mulai dari saat ini. Semoga ikhtiar baik kita mendapat ridho dari Allah SWT. Wallahu alam bishowab.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image