Dibalik Bencana Ada Bahagia
Sastra | 2022-11-23 23:28:26Ibu duduk termenung di emperan rumah, raut wajahnya terlihat murung. Semenjak pandemi covid-19, ibu tidak lagi berjualan di kantin sekolah karena siswa belajar di rumah. Dari berjualan soto dan aneka makanan, setiap hari ibu meraih untung sekitar limapuluh ribu rupiah. Karena tak lagi berjualan, ibu samasekali tidak mendapatkan uang sepeserpun.
Aku dan ayah mendekati ibu mencoba menghibur agar tidak bersedih.
“Ibu jangan murung seperti itu. Banyak yang kehilangan pekerjaan seperti ibu,” hibur ayah.
Ibu memandang ayah, “Tapi ibu tidak bisa tinggal diam seperti ini terus.”
“Bukankah di pekarangan banyak ketela pohon dan pisang. Ibu bisa mengolah dan menjualnya,” aku mencoba memberi usulan.
Ibu memelukku dengan hangat, “Usul yang bagus, Erina anakku.”
Aku sangat senang melihat raut muka ibu kembali ceria, terpancar kembali semangat hidupnya.
***
Di sela-sela bekerja sebagai penjahit, ayah berkebun menanam pisang kepok dan singkong. Kalau biasanya hasil kebun tersebut dijual, kini ibu mengolah menjadi beberapa jenis makanan. Pisang kepok diolah menjadi pisang goreng aneka rasa (original,coklat,keju). Sedangkan singkong goreng buatan ibu, direbus dulu agar lunak ketika disantap.
Jam lima pagi aku dan ayah berbagi tugas mengantarkan makanan olahan ibu ke pasar dan beberapa warung. Ibu menunggu warung kalau ada yang membeli langsung di rumah. Beberapa orang mengatakan bahwa masakan ibu sangat enak, sehinggga setiap hari makanan ludes terjual.
Hati ibu semakin berbunga-bunga, ketika pengurus PKK Desa memberi kepercayaan menyediakan kudapan untuk posyandu di semua dusun. Apalagi Ibu dan ayah juga memperoleh BLT Bantuan Presiden Pelaku Usaha Mikro sebesar 2,4 juta melalui Bank BRI. Ternyata di balik bencana ada bahagia, bila semua suratan takdir dijalani dengan hati ikhlas.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.