Sesuai Harapan, Petani Sendiri Minta Dilibatkan Program Food Estate
Info Terkini | 2022-11-23 20:15:37Program Food Estate atau ketahanan pangan sebagai upaya menjawab tantangan ancaman krisis pangan. Tidak bisa dipungkiri, saat ini banyak dijumpai negara yang sedang menghadapi krisis pangan.
Potensi alam dan SDM di Indonesia sangat mendukung dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. Kesuksesan program Food Estate telah membawa dampak positif bagi petani dan produk yang dihasilkan.
Seperti kelompok tani Tabah Berdayung, Kabupaten Tanah Laut Hasrudin senang dengan program Food Estate. Tentunya, mereka mengetahui dampak positif dari program Food Estate yang dijalankan Pemerintah bagi petani.
Para petani mengharapkan agar dilibatkan dalam program Food Estate agar lebih memahami dalam bertani. Harapannya agar hasil tanam terus meningkat dan dibantu pemasarannya oleh Pemerintah.
Program ini merupakan kesatuan dalam pemberdayaan petani, pembukaan lahan produktif dan peningkatan produksi. Perlu diingat, melihat antusiasme para petani dalam bercocok tanam menjadi kebanggaan bersama.
Tidak bisa dipungkiri, menjalankan profesi sebagai petani saat ini kurang diminati dibanding lainnya. Padahal, dengan menjalankan profesi petani dengan baik mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
Apalagi, kebutuhan pangan di pasar cukup tinggi baik di tingkat domestik maupun luar negeri. Dengan meningkatnya produktivitas peluang ekspor terbuka lebar dan keuntungan akan banyak didapat. Semua ini menunjukkan bahwa program Food Estate sukses menjadikan Indonesia semakin kuat dan maju.
Sebagaimana diketahui, program food estate yang digagas oleh pemerintah untuk menunjang dan meningkatkan produktifitas pangan nasional disambut baik petani di Kalimantan Selatan.
Hasrudin yang tergabung dalam kelompok tani Tabah Berdayung, Kabupaten Tanah Laut mengaku senang terkait dengan rencana pemerintah untuk menjalankan program food estate di Kalimantan Selatan. "Itu bagus, kalau dilibatkan. Petani-petani akan mengerti lahan, artinya sudah paham dengan kondisi-kondisi alam. Itu memang harus dilibatkan sebenarnya,” kata Hasrudin.
Hasrudin bersama para petani lainnya mengaku telah 10 tahun menggeluti usaha benih padi. Dengan adanya food estate, ia berharap bisa memproduksi benih-benih padi bahkan padi unggulan untuk kebutuhan dalam negeri. "Kita kan disini penangkaran benih padi. Untuk memproduksi bibit padi yang berkualitas,” ujar dia.
Namun, Hasrudin mengusulkan agar pemerintah juga turut membantu dalam hal pemasaran hasil panen para petani. Tidak sekadar hanya membantu pada tahan proses penanamannya saja. “Kita kan tanam sendiri, tapi setelah panen tidak dibantu untuk memasarkan hasil panen. Pemerintah gak ikut memasarkan. Harusnya pemerintah ikut juga,” pintanya.
Program food estate digawangi oleh lintas kementerian yang dikomandoi oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertujuan selain memenuhi kenutuhan pangan dalam negeri dan meningkatkan produktivitasnya, juga merupakan solusi bagi Indonesia untuk menghadapi ancaman krisis pangan, yang sudah melanda beberapa negara di dunia.
Di Kalimantan Selatan sendiri, pemerintah telah merencanakan dua Kabupatan yang akan dibuat food estate, yaitu Barito Kuala dan Tanah Laut disiapkan sebagai kawasan pengembangan food estate pada 2022.
Pemprov Kalsel menargetkan pembangunan kawasan food estate seluas 50 ribu hektare untuk tanaman padi dan jagung.
Hal tersebut diyakini oleh Ketua DPP Serikat Tani Nelayan (STN) Muhammad Riza. "Untuk meningkatkan cadangan pangan nasional sekaligus kami yakini bahwa ini adalah solusi untuk mempersiapkan ketika situasi dunia memburuk,” kata Muhammad Riza dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, saat ini Indonesia membutuhkan peningkatan produktivitas pangan. Dengan program food estate yang telah dimulai di beberapa daerah seperti Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Timur maka dapat dipastikan bakal memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan perekonomian.
Sebab, dengan peningkatan produktifitas pangan nantinya akan membuka peluang ekspor produk pangan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan di pasar dunia.
Dengan program food estate yang telah dimulai di beberapa daerah seperti Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Timur maka dapat dipastikan bakal memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan perekonomian. Sebab dengan peningkatan produktifitas pangan nantinya akan membuka peluang ekspor produk pangan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan di pasar dunia. Program food estate diyakini bakal membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, ia menyayangkan lembaga atau organisasi yang fokus pada isu lingkungan mengkritik kebijakan pemerintah ini dalam sudut pandang yang sempit dan menganggap food estate merupakan penggundulan hutan atau deforestasi.
jika dilihat lebih dalam, program ini untuk menjawab tantangan gangguan suplay bahan pangan, penurunan permintaan produk pertanian, ancaman krisis pangan dan pembatasan dalam lapangan produksi yang dihadapi masyarakat, bangsa, negara dan pemerintah. "Salah satu keberhasilan program food estate di Kabupaten Kapuas dan di Kabupaten Pulang Pisau saja mampu meningkatkan produktifitas pertanian padi tahun 2020 dari 76.530 Ton GKG menjadi 114.658 Ton GKG, ini menjadi salah satu keberhasilan program tersebut,”pungkasnya.
Sumber : Tribunnews.com
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.