Memberi Nasihat dengan Materi Bertahap dan Terjadwal itu Bagian dari Sunnah Rasulullah Saw
Agama | 2022-11-21 16:29:14Ajaran-ajaran Islam itu sudah sempurna, tidak akan berubah sampai hari kiamat. Dasar-dasar hukum dari berbagai aspek kehidupan sudah tercantum dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw yang dituangkan dalam ribuan hadits. Dalam memutuskan hukum beragam permasalahan kehidupan kekinian tetap harus dikembalikan kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw melalui suatu proses yang disebut ijtihad.
Meskipun ajaran Islam sudah sempurna, dalam mendakwahkan atau mengajarkannya kepada siapapun harus diberikan secara bertahap, sesuai dengan kadar kemampuan intelektual atau kebutuhan orang terhadap ajaran Islam. Dalam hal ini kita dapat belajar dari Mua’adz bin Jabal ketika ditugaskan Rasulullah saw untuk berdakwah ke negeri Yaman.
“Ajaklah mereka (penduduk Yaman) untuk mengucapkan dua kalimah syahadat. Jika mereka sudah mentaati dalam mengucapkan dua kalimah syahadat, ajarkan kepada mereka tentang kewajiban shalat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka sudah taat dalam melaksanakan ibadah shalat, ajarkan kepada mereka tentang kewajiban zakat yang diwajibkan kepada orang-orang kaya dari mereka, dan didistribusikan kepada orang-orang faqir diantara mereka” (H. R. Muttafaqun ‘alaih, dikutif dari Kitab Riyadhu al Shalihiin, hadits nomor 1208).
Selain bertahap, dakwah yang diberikan kepada siapapun, terutama orang-orang awam yang baru mengenal Islam harus diberikan sesuai dengan masalah yang ingin mereka ketahui atau dapat menjawab permasalahan agama yang sedang mereka hadapi. Misalnya ketika mereka belum memahami bacaan shalat, kita tak perlu mengajarkan materi lainnya kecuali mengajarkan bacaan shalat yang mereka perlukan.
Dalam hal ini, Imam Sufyan Ats Tsauri mengatakan, seorang ‘alim, guru, atau da’i itu laksana seorang dokter. Seorang dokter yang baik akan memberikan obat sesuai dengan jenis penyakit yang diderita pasien. Dengan demikian, seorang ‘alim harus memberikan ilmu atau pengajaran sesuai dengan kebutuhan jama’ah yang tengah dihadapinya.
Selain bertahap, seorang ‘alim harus memiliki waktu-waktu tertentu dalam meberikan nasihat atau pengajaran. Rasulullah saw terbiasa memberikan nasihat kepada para sahabat dalam hari-hari tertentu. Kebiasaan ini kemudian dilanjutkan oleh para sahabatnya, diantaranya Abdullah.
Dahulu Abdullah menyampaikan nasihat kepada orang-orang setiap hari Kamis. Seorang lelaki mengajukan usul kepadanya, “Wahai Abu Abdirrahman, sungguh betapa inginnya aku agar engkau menyampaikan ilmu atau nasihat kepada kami setiap hari.”
Abdullah berkata, “sungguh tidak ada yang menghalangiku untuk itu, hanya saja aku tidak ingin membuat kalian bosan. Aku akan mengatur jadwal penyampaian nasihat untuk kalian sebagaimana dahulu Rasulullah saw mengatur jadwal untuk kami karena khawatir kalian akan merasa bosan.” (Shahih Bukhari, Kitabu al ‘Ilmi, hadits nomor 68 dan 70).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.